Sebenarnya dewasa itu apa? Dengan menjadi dewasa itu sebenarnya aku akan jadi apa atau harus menjadi apa? Apakah dewasa itu dengan menyelesaikan sekolah lalu dapat bekerja? Apakah menjadi dewasa itu dengan tak tergantung siapapun, sendirian, mandiri, tidak memiliki seseorang untuk bertukar keluh kesah?
Dewasa adalah jadilah dirimu sendiri, tak terpengaruh oleh penampilan dan penampakan tingkah laku, gaya dari si A, si B ataupun orang lain, akan tetapi melihat semua itu sebagai cermin sehingga kamu menemukan unsur baik yang harus diteladani dan unsur jahat yang harus dihindari, jelasnya adalah jika kamu sudah bisa dan mampu meneliti, menganalisis, mengevaluasi dirimu dan penampilanmu secara kritis maka engaku sudah dewasa. Ketika kamu sudah mulai kritis menilai dan mempertimbangkan pikiran dan tindakan, maka kamu harus berani memutuskan mana tindakan yang dewasa dan mana tindakan yang kekanakan, karena orang selalu menilai dari tidakanmu.
Sadari diri kita pasti akan dewasa, diri kita harus dewasa, dan lepas dari lindungan orang tua kita, melangkah, berbaur, bersosialisasi, untuk terjun ke dunia baru yang bernama Masyarakat.
Didalam masyarakat kamu akan menemui berbagai macam hal termasuk kata-kata yang menyakitkan, gossip atau sindiran semua itu pasti akan terdengar nyaring ditelingamu. “dia itu seperti anak-anak ya..” “dia orangnya manja” “dia itu orangnya egois, sok pintar” dan lain sebagainya.
Memang menyebalkan dan merepotkan jika hidup kita jadi sumber perhatian dari orang-orang iseng yang cuma bisa mencela, mengejek, menghina dan menggosipkan. Tapi tidaklah mengapa jika kita sikapi dengan kedewasaan, pasti kita mampu bersikap tenang dan mampu menemukan segi positif dari kiritikan atau gossip yang paling menyakitkan, maka semua itu akan menjadi indah dan kita akan berterimakasih kepada mereka karena sudah menunjukkan cacat dan kekurangan kita untuk kemudian kita perbaiki.
Ada beberapa cara bijak menghadapi gossip yang bisa kamu lakukan:
1. Jangan emosi
Dalam sejarah apapaun namanya marah marah gak ada gunanya, yang ada kata-kata ngga terkontrol dan muncullah masalah baru..ya gak?.
2. Berpikir realistis
Realistis aja, namanya juga pusat perhatian pastilah banyak yang gosipin. Si tukang gosip pasti nyari-nyari kesalahan kita, mungkin karena mereka iri sama kita atau kita yang terlalu terkenal…. he..he…
3. Cari sumbernya
Kalo ada asap pasti ada api, nahh musti jeli cari api-nya kalo ketemu, matiin pake karung goni basah jangan ditiup apalagi disiram air, ya maksudnya kita tetap menghadapi si sumber gosip itu dengan kepala dingin.
Kalo udah ketemu sumber gosip, kita tanya langsung aja, tapi tetap dengan kepala dingin, siapa tau dia gak bermaksud ngegosip, kalo bermaksud jahat dengan ngegosip teteplah ga usah emosi, nanti juga dia kena batunya sendiri.
4. Evaluasi diri
Ini super-duper wajib kita lakkukan, mungkin bisa jadi munculnya gosip karena kita kurang kontrol diri jadi menimbulkan persepsi berbeda di orang lain.
5. Ambil hikmahnya
Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya, bisa jadi gosip menjadikan kita lebih dewasa atau menjadikan suatu peringatan buat kita supaya kita tidak salah jalan, jadi kembali ke jalan yang benar, bikin kita sadar kalo kita hidup tidak sendiri, kita adalah mahluk sosial sehingga segala tindakan dan perkataan maupun sikap kita harus mempertimbangkan orang lain juga.