Kalau dilihat secara sederhana, baterai adalah suatu alat yang dapat menyimpan ataupun menghasilkan listrik yang diproses dari reaksi kimia, atau bisa dikatakan pula baterai adalah alat yang dapat mengubah dari energi kimia menjadi energi listrik.
Untuk lebih jelasnya, sebelum kita memulai menjelaskan bagaimana cara kerja baterai, ada baiknya kita belajar sedikit tentang struktur atom dan bagaimana proses atau cara listrik mengalir.
Pada dasarnya, semua benda tersusun dari bagian-bagian yang amat sangat kecil yang disebut dengan atom.
Bagian atom itu sendiri masih terdiri dari 3 bagian, yaitu proton, elektron dan neutron .
Unsur Proton memiliki muatan listrik positif dan terletak di dalam nukleus atau yang biasa disebut dengan inti atom.
Bagian Netron tidak bermuatan listrik sama sekali, dan unsurnya juga terdapat di dalam inti atom.
Sedangkan Elektron memiliki muatan yang negatif, unsur yang satu ini terletak di sekeliling inti atom, yakni di dalam kulit elektron.
Ketika ada arus listrik yang mengalir melewati kabel, maka hal yang terjadi adalah elektron menjadi berpindah melalui kabel, dan ini pula yang merupakan penghantar listrik.
Baterai terdiri dari beberapa bagian, lebih tepatnya terdiri dari dua zat penghantar listrik yang berbeda, dan disebut elektroda, serta cairan penghantar listrik yang disebut dengan elektrolit.
Baterai yang biasa kita gunakan sehari-hari terdiri dari lapisan seng dan batang karbon. Kedua penghantar inilah yang memiliki sifat berbeda dalam hal melepaskan dan menerima elektron.
Seng adalah unsur zat yang lebih mudah melepaskan elektron daripada batang karbon.
Akibatnya, ketika baterai terhubung dengan rangkaian listrik yang ada, elektron dari karbon akan langsung mengalir ke rangkaian listrik tersebut melalui kawat, sampai akhirnya kembali ke baterai dan mencapai batangan karbon.
Batang karbon sangat sulit bereaksi. Timbal baliknya adalah, elektron yang ada di permukaan batang karbon akan digunakan oleh elektrolit guna untuk menjalankan reaksi kimia.