5 Cara Unik Mendidik Anak Ala Orang Tua Jerman

Orang tua di setiap negara memiliki local wisdom tersendiri tentang cara mendidik anak. Termasuk orang tua di Jerman.  Dalam tulisannya di situs Time, Sara Zaske mengungkapkan rasa kagetnya melihat cara orang tua di Jerman mendidik anak.

Sebagai orang Amerika Serikat, ia terkejut melihat orang tua Jerman yang cenderung membebaskan anak. Ada beberapa keanehan yang ia lihat saat menyekolahkan anaknya di Berlin. Namun di balik itu, ia belajar banyak hal tentang cara yang lebih baik untuk mendidik anak.

Orang tua di Jerman sangat menekankan kebebasan dan tanggung jawab pada anak-anaknya. Orang tua di Jerman  mempraktikkan rasa percaya yang besar pada anak-anak.

Berikut ini 4 hal unik yang dilakukan orang tua di Jerman, terutama Berlin.

1

Jangan paksakan membaca pada anak-anak

salon.com

Taman kanak-kanak di Berlin (disebut “kitas”) tidak menekankan prestasi akademik. Faktanya, guru-guru dan orang tua murid melarang mengajarkan anak-anak untukmembaca.

Bagi orang Jerman, anak-anak harus belajar bersama-sama saat masuk sekolah dasar. Taman kanak-kanak digunakan untuk bermain dan belajar bersosialisasi.

Bahkan saat anak sudah kelas 1 SD, akademik tidak terlalu ditekankan. Jadwal kelas 1 SD belajar setengah hari dengan 2 kali jam istirahat.

2

Mendorong anak bermain dengan api

parentingforsingles.blogspot.com

Sara Zaske mendapat surat dari sekolah. Anaknya yang baru kelas 2 SD diberi pekerjaan rumah untuk “bermain” dengan api.

Bersama orang tua, anak menyalakan lilin dan membakar berbagai benda, dengan aman tentunya. Pelajaran ini bukan hanya memenuhi rasa ingin tahu anak tentang api. Anak-anak Jerman juga jadi mengerti cara menangani api dengan aman.

3

Mengizinkan anak berpergian sendirian

safewise.com

Sebagian besar anak SD di Jerman pergi ke sekolah dengan berjalan kaki tanpa ditemani orang tuanya. Bahkan cukup banyak anak yang menaiki kendaraan umum sendirian. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa berjalan tanpa pengawasan orang tua sangat baik untuk perkembangan anak.

Berbeda dengan di kota-kota besar di Indonesia, Jerman sangat ramah terhadap anak. Penculikan dan berbagai tindakan kriminal terhadap anak-anak sangatlah jarang. Dengan begitu orang tua bisa mengajarkan cara menjadi independen pada anaknya tanpa perlu khawatir.

4

Mengadakan pesta saat anak mulai bersekolah

www.grundschule-hohenstange.de/

Di Jerman, ada 3 peristiwa yang dianggap sangat istimewa oleh orang Jerman. Tiga hal tersebut adalah Einschulung (masuk kelas 1 SD), Jugendweihe (memasuki usia dewasa), dan menikah.

Di Berlin, Einschhulung dirayakan besar-besaran di sekolah. Anak-anak mendapat Zuckertute, contong besar berisi berbagai hadiah, seperti pensil, jam tangan, sampai permen.

Setelah acara di sekolah, ada perayaan lanjutan bersama keluarga dan teman-teman. Einschulung adalah peristiwa yang anak tunggu-tunggu. Perayaan ini menandakan perubahan besar dalam hidup dan juga antusiasme belajar.

Jugendweihe terjadi saat anak menginjak usia 4 tahun. Pada momen ini diadakan upacara, pesta, dan pemberian hadiah. Jugendweihe menandapak anak memasuki tahap pertumbuhan berikutnya.

5

Mengajak anak ke luar rumah setiap hari

spiegel.de

 

Ada peribahasa Jerman yang artinya kurang lebih, “Tidak ada yang namanya cuaca buruk, yang ada hanyalah pakaian yang tidak sesuai.”

Sekolah di Jerman mendorong anak-anak untuk beraktivitas di luar ruangan. Itulah sebabnya disebut taman kanak-kanak. anak-anak harus beraktivitas di luar (taman). Pemerintah Jerman juga mendukung hal ini. Di Berlin ada sangat banyak tempat bermain outdoor.

Tidak peduli cuaca sedingin atau semendung apa, orang tua di Jerman akan tetap membawa anak-anaknya pergi ke taman. Anak-anak Jerman tidak akan dibiarkan bermain dengan gadget seharian, pasti anak-anak disuruh pergi bermain ke taman.