Dalam artikel berikut ini, dijelaskan bagaimana otak pria dan wanita menyebabkan perbedaan cara berpikir. Lebih spesifik lagi, dalam buku Men Are from Mars, Women Are from Venus, John Gray mengungkapkan perbedaan pria dan wanita menghadapi stres.
Kesalahpahaman cara memahami lawan jenis menghadapi stres seringkali menjadi alasan pasangan suami istri bertengkar. Oleh karena itu, dengan memahami perbedaannya, kita bisa menghindari percekcokan dan menjadikan rumah tangga lebih harmonis.
Cara menghilangkan stres: pria pergi ke gua dan wanita berbicara
Saat tertekan, pria menjadi sangat fokus dan menarik diri. Mark Gungor menyebutnya pria pergi membuka kotak kosong. Sementara itu wanita menjadi sangat kewalahan dan menjadi sensitif secara emosional.
Pada waktu-waktu penuh tekanan seperti ini, kebutuhan pria untuk merasa lebih baik berbeda dengan kebutuhan wanita. Pria menjadi baikan dengan menyelesaikan masalah. Sementara itu mood wanita membaik dengan membicarakan masalahnya.
Apa yang terjadi saat pria pergi ke gua?
Saat pria marah, ia tidak pernah membicarakan hal-hal yang mengganggunya. Ia tidak akan membebani pria lainnya dengan masalahnya, kecuali kalau temannya ini dapat membantunya menyelesaikan masalah.
Pria menjadi sangat pendiam dan pergi ke “gua pribadinya” alias kotak kosong untuk memikirkan masalahnya. Saat pria telah menemukan solusi masalahnya, ia akan merasa lebih baik dan keluar dari gua dengan sendirinya.
Jika pria tidak bisa menemukan solusi, ia akan melakukan hal-hal yang bisa membuatnya lupa akan masalah tersebut. Misalnya membaca koran, bermain komputer, atau memancing. Dengan melepaskan pikirannya dari masalah, pria terbantu untuk lebih rileks.
Jika stresnya sangat berat, pria membutuhkan hal yang lebih menantang. Misalnya balapan mobil atau mendaki gunung.
Apa yang bisa wanita lakukan saat pria stres?
Saat pria mengalami stres, respon alamiah wanita adalah bertanya, “Ada masalah apa? Cerita dong!” Wanita menganggap kepeduliannya ini membuat pria merasa diperhatikan dan terbantu. Padahal tidak, pria justru merasa sang wanita tidak percaya bahwa ia bisa mengatasi masalahnya sendiri. Itulah sebabnya pria menjadi marah jika diusik saat ia berada dalam “guanya.”
Hal terbaik yang bisa wanita lakukan adalah mengabaikan sang pria dan menghabiskan waktunya dengan aktivitas yang menyenangkan. Memang kelihatannya egois bagi wanita. Namun inilah yang pria butuhkan.
Dengan membuat dirinya tetap senang, wanita tidak menambah masalah pria. Saat pria sudah menemukan solusi dari masalahnya, sang pria akan kembali lebih akrab dengan wanitanya.
Apa yang terjadi saat wanita stres?
Saat wanita merasa marah atau stres, ia akan mencari orang yang bisa ia percaya untuk menenangkan hati dan pikirannya. Ia akan membicarakan secara detail masalah yang ia hadapi. Saat wanita membagikan perasaannya, ia akan merasa lebih baik.
Di dunia wanita, membicarakan permasalahan dengan orang lain adalah tanda cinta dan kepercayaan. Wanita tidak merasa malu memiliki masalah. Ego wanita bukan tergantung dari terlihat kompeten (alias mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, hal yang terjadi pada pria). Namun egonya ini ditentukan oleh hubungan yang menunjukkan rasa cinta.
Itulah sebabnya wanita sangat butuh untuk berbagi perasaan saat merasa kewalahan, kebingungan, putus asa, dan kelelahan.
Apa yang bisa pria lakukan saat wanita stres?
Respon alami pria saat sang wanita marah atau stres adalah meninggalkannya. Pria menganggap wanita butuh waktu sendiri untuk memikirkan masalahnya. Padahal wanita paling membutuhkan teman mengobrol pada saat-saat seperti ini.
Tindakan meninggalkan wanita yang sedang marah, kesal, sedih, atau stres dapat dianggap sebagai tanda bahwa sang pria tidak mencintai wanita lagi. Oleh karena itu, pada saat-saat seperti ini, yang perlu pria lakukan adalah memeluk istrinya dan mengucapkan, “Ada masalah apa? Cerita dong!”
Pentingnya mempelajari perbedaan pria dan wanita
Butuh banyak latihan untuk memahami perbedaaan ini. Kita tidak secara naluriah memahami lawan jenis kita. Namun dengan mempelajarinya, kehidupan asmara kita akan menjadi lebih harmonis. Kita akan bisa lebih mulus melewati masa-masa stres dan tertekan.