Cerita Horor di Sekolah yang Nyata dan Bikin Merinding

Cerita Horor di Sekolah – Sepertinya, sekolah-sekolah yang ada di Indonesia rata-rata punya cerita horor yang cukup menyeramkan. Mulai dari dibangun di atas rawa-rawa, hingga ke bekas tempat pemakaman. Jadi, tidak heran kalau di sekolah sering ada cerita horor-nya.

Tidak percaya? Baca saja beberapa cerita horor di sekolah yang berdasarkan cerita para siswa berikut ini.

Darah yang Tidak Terhapus

Masa penjajahan selalu menyisahkan masa lalu suram yang tidak pernah hilang. Itulah sebabnya tempat yang menjadi bekas penyiksaan dan pembantaian sering kali terkesan sangat angker dibandingkan tempat lain.

Cerita ini sudah begitu terkenal. Menurut kisah yang beredar, sekolah SMA saya dulu merupakan bekas dari bangunan pembantaian para pejuang. Mereka dibunuh secara massal di dalam gedung yang sekarang akhirnya dijadikan sebagai gedung sekolah.

Bekas-bekas darah yang tersisa di lantai tempat pembantaian tidak bisa dihapus, walaupun dengan cara apapun. Bahkan walaupun lantai lama sudah ditimpa dengan lantai baru, bercak darah masih saja merembes naik ke atas lantai yang baru.

Karena tidak ada cara lain lagi untuk menghilangkannya, akhirnya dibiarkan begitu saja. Parahnya, tempat tersebut sering menjadi tempat terjadinya kasus kesurupan. Y, – sebuah SMA di Malang

Tangisan Lirih

Di sekolah saya, baru-baru ini ada cerita horor-nya juga.. Ketika itu siang bolong, guru sedang mengajar di kelas 3 IPS 3. Nah, ketika lagi sepi, anak-anak begitu konsentrasi menyimak. Ketiga gurunya sedang menulis di papan tulis, tiba-tiba terdengar suara tangisan lirih… dan disusul dengan suara “Bu… bu…, tolong saya Bu…”

Gurunya langsung terkejut…. dan bertanya pada anak-anak. Dikira ada yang kerjain. Padahal ruangan itu memang angker. Untung saja bukan kelas aku (kelas 3 IPS 1) yang kena…. X, -SMA di Surabaya

Hantu di Tengah Kuliah

Cerita ini saya dapatkan dari sepupu saya yang kuliah di Bandung. Kejadiannya kurang lebih tahun lalu yang menimpa anak-anak angkatan baru (1998).

Suatu ketika anak-anak angkatan baru itu ada kelas sore. Waktunya kurang lebih pukul 5 sampai dengan pukul 7 malam. Kuliahnya saat itu diadakan di lantai 2. Bangunan fakultas Ekonomi itu sudah sangat tua…

Nah, ketika dosen sedang menerangkan pelajaran, pintu kelas diketuk dan ada cewek cantik dengan dandanan mahasiswi yang heboh fully equiped masuk ke dalam kelas sambil berkata “Maaf Pak mengganggu… saya hanya mau lewat saja.”

Dosen pun menjadi berang, karena saat itu sudah pukul 6 sore, sedangkan mahasiswi itu baru datang. Dosen menegur balik mahasiswi tersebut… “Saudari tahu sekarang sudah pukul berapa?”.

Ditegur begitu, si cewek tidak menjawab. Dia terus saja nyelonong berjalan ke bagian belakang kursi. Dosen sudah teriak-teriak “Anda jangan seenaknya saja yah!”.

Semua mata mahasiswa lain sudah melihat kepada si cewek tersebut yang dengan santainya terus saja berjalan ke belakang dan… menghilang menembus tembok!

Langsung menyaksikan itu si dosen syok berat, dan mahasiswa lain jadi panik berhamburan keluar kelas. Sejak waktu itu, kuliah sore ditiadakan.

Well, ini cerita yang heboh banget tahun lalu… tapi belum ada konfirmasi tentang kebenaran caritanya. Maklum saat itu sepupu saya sudah mau lulus kuliah. Dia tidak kenal dengan murid-murid angkatan baru, apalagi yang ikutan kuliah di saat-saat naas tersebut. W, -Univ di Bandung

Siswa Korban Kecelakaan

Aku alumni dari sekolah di Jakarta. Konon ada murid yang meninggal di tahun 85, yang bernama Farah. Dia meninggal ditabrak ketiak hendak menyebrang jalan di depan sekolahan karena disuruh pulang oleh guru matematika untuk mengambil buku PR. Setelah itu, Farah seolah menjadi gentayangan.

Setelah kejadian tersebut, di kelas Farah, tepatnya di langit-langitnya ada seperti tulisan yang blur sekali. Warna merah tua kecoklatan (seperti warna darah) dan tulisannya “Farah”. Tapi huruf F-nya lebih seperti huruf P. Jadi kelihatannya kalau dibaca, menjadi “Parah”.

Setelah itu, suster kepala sekolah berkali-kali membayar orang untuk mengecat ulang langit-langit kelas itu. Tapi tidak pernah berhasil. Tulisan itu selalu kembali muncul. Aku juga melihat sendiri dengan mata kepala. Jadi ini bukan cerita bohong. S, – Sekolah di Jakarta