Saat terindah sebuah keluarga adalah ketika orang tua dikaruniai bayi yang menggemaskan. Biasanya sang Ayah tidak betah lama-lama berada diluar rumah, ingin segera menimang buah hatinya itu.
Ya, sudah menjadi fitrahnya orang tua mencintai bayinya dengan segenap jiwa dan raganya. Bahkan kepada bayi yang tidak ada hubungan darah pun kita sangat suka dan berusaha melindunginya.
Nah, ternyata rasa cinta dari orang di sekitarnya terutama dari orang tua sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi. Bayi yang merasa aman dan dicintai oleh orang sekelilingnya akan tumbuh lebih sehat dan pintar.
Mereka ini begitu sensitif terhadap perubahan di lingkungannya, dan berpengaruh pada psikologinya. Maka itu usahakan agar keharmonisan keluarga selalu terjaga, agar tidak berpengaruh buruk bagi sang bayi.
Sebenarnya apa yang terjadi jika bayi merasa aman dan dicintai atau atau merasa sebaliknya? Simak ulasan berikut ini.
Hormon Stres Si Kecil Tergantung Bunda
Pada usia dini otak bayi memang berkembang begitu pesat. Otak bayi akan membentuk sistem perespon stres yang sehat. Fungsi dari sistem ini adalah untuk mengurangi hormon stres pada tubuhnya. Namun semua tergantung lingkungan yang dialami bayi.
Bayi biasanya akan mempelajari bagaimana orang tuanya merespon stres. Apabila orang tua dapat mengatasi stres dengan baik, ia pun merekamnya dan akan mengatasi stres dengan baik pula nantinya.
Patut disayangi pada realitanya banyak orang tua terutama ibu yang mengalami stres saat memiliki bayi. Biasanya ditemukan pada ibu yang melahirkan anak pertama. Karena itu persiapkanlah segalanya lahir batin dan pengetahuan tentang pengasuhan bayi.
Penyebab bayi menjadi stres lainnya karena tempat tinggal yang berpindah-pindah dalam waktu singkat. Akan muncul pandangan dalam dirinya bahwa lingkungan adalah sesuatu yang keras, mencekam, dan membahayakan.
Sehingga selain menyebabkan stres juga akan membentuk perangai buruk nantinya. Tapi mungkin hal itu tidak terlalu besar pengaruhnya apabila perhatian dan cinta orang tua lebih banyak diterima bayi.
Bayi Akan Lebih Sehat
Merangsang Kecerdasan Sang Bayi
Dampak Bayi Merasakan Konflik Orang Tua
Jangan dianggap bayi yang masih kecil itu tidak mengalami dampak psikologis ketika ayah dan ibunya bertengkar. Dia sangat peka terhadap kondisi emosi orang tuanya. Walau masih bayi, ia sudah bisa merasakan pertengkaran orang tuanya.
Bukan pembicaraannya yang dirasakan, karena bayi tentu belum mengerti kata-kata. Yang dirasakan bayi adalah situasi tegang dan ekspresi wajah yang suram dari orang tuanya. Ditambah lagi saat itu nada bicara yang tinggi dan keras akan mengejutkan bayi.
Saat banyak konflik, bukan mustahil ibu akan merasa stres. Meskipun tidak tertular secara langsung, tapi seorang ibu yang stres dapat menyebabkan bayi ikut stres karena cara menangani bayi tidak tenang.
Bayi dapat merasakan dari tekanan otot saat digendong, ekspresi wajah suram tanpa senyuman dan dari nada suara ibunya yang berubah.
Karena itu bayi jadi merasa tidak nyaman. Tekanan darah dan detak jantung sang bayi melonjak, begitu pula hormon stres (cortisol) dia juga naik.
Efek jangka panjangnya adalah pada perangai anak yang akan meniru kekerasan yang direkam dari orang tuanya waktu kecil, sangat mungkin ia akan tumbuh menjadi anak nakal dan agresif.
Perkembangan Hormon Stres Pada Bayi
Berikut adalah penelitian tentang hormon stres yang dimiliki bayi, setiap jenjang usia memiliki respon yang bebeda.
Bayi baru lahir: Sangat sensitif, cortisol meningkat walau orang tua hanya mengangkatnya dari tempat tidur.
Bayi 3 bulan: mengangkat dari tempat tidur tidak lagi membuat cortisol naik, namun saat pemeriksaan dokter, tetap membuat cortisol meningkat.
Bayi 6 bulan: cortisol tidak begitu reaktif saat pemeriksaan dokter ataupun imunisasi.
Bayi 9 bulan: cortisol tidak terlalu meningkat saat bayi ditinggal bersama pengasuh yang dipercaya.
Bayi 13 bulan: bayi bisa marah tanpa ada peningkatan cortisol.