Dosa-dosa yang Mengintaimu Saat Mengadakan Resepsi Pernikahanmu

Wahai sahabat, banyak dari kita yang sudah memiliki sebuah prinsip ketika mengadakan walimahan, dengan terucap dibibirnya ‘biar tekor asal kesohor’ itulah yang dilantunkan di banyak mulut orang, toh pernikahan itu sekali dalam seumur hidup. Masak tidak sama sekali dimeriahkan, dan ada juga dengan berprinsip yang pada akhirnya berhasil menggiring mereka untuk berhutang ke mana-mana demi menyelenggarakan resepsi penikahan yang sangat mewah.

Nah, dalam hal seperti ini bagaimanakah pandangan umat Islam?

Hukum dari sebuah menyelenggarakan walimahan atau yang pada umumnya disebut dengan pesta suatu pernikahan, “Sunnah Muakad.” Yakni sunah yang sangat-sangat dianjurkan, ini juga dikarenakan agar memberi tahukan kepada khalayak ramai dan ini bertujuan untuk tidak ada terjadi sebuah fitnah menfitnah pada kedua mempelai di kemudian harinya.

Ada sebuah hadits meriwayatkan,

“Setiap pernikahan itu harus ada walimahnya.” (HR. Ahmad 5/359)
“Adakanlah walimahan, sekalipun dengan satu kambing.” (HR. Al-Bukhari 5/1979)

Namun disayang, perlu juga kita garis miringkan walimah yang bagaimanakah yang disyariatkan dalam Agama kita Islam? Ini sudah ditentukan walimah yang tidak bermewah-mewahan, apalagi kalau dengan niatan kepengen pamer kepada temen atau bahkan sahabat atau juga riya’.

Bahkan hanya dengan melakukan hidangan makanan yang berasal dari 1 ekor hewan seperti kambing saja sudah cukup untuk mengadakan sebuah walimahan.

Rasulullah pun pernah menyelenggarakan walimah dengan begitu sederhana.” Dan dari Anas bin Malik R.A, Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengadakan suatu walimah untuk Shofiyah istrinya dengan berupa kurma, keju, susu, roti kering dan sebuah mentega.”

Lantas, apa yang membuat semua orang kerepotan diri sendiri dengan menggelar sebuah acara walimah yang di luar kemampuan diri sendiri sehingga harus mencari kemana-mana untuk berhutang dan mengadakan acara tersebut. Nah, ingat wahai saudaraku kita harus berhati-hati seperti pesta resepsi dapat menciptakan sebuah acara yang Rasulullah melaknatnya atau bahkan sampai pada taraf diharamkan, Sesaat ada hal seperti dibawah ini:

Mengadakan Acara Resepsi Pernikahan Sampai-sampai Berhutang di Bank, Apalagi yang Mengadakan Bunga

www.milliyet.com.tr

Dari Abdullah bin Masud R.A, dari Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun bersabda, “Riba itu terdiri dari 73 pintu. Pintu yang paling ringan dosanya, seperti halnya laki-laki berzina dengan ibunya sendiri.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat 10 orang: pertama pemakan riba (meminjam ke bank yang ada bunganya), pemberi makan riba, dua saksi transaksi riba, dan orang mencatat transaksinya tersebut.” (HR. Ahmad 635)

Demi Mengejar Balik Modal, Hanya Mengundang Para Milioner ke Resepsi Pernikahan

www.megaindah.web.id

“Makanan yang paling buruk, makanan walimahan dengan adanya penyebabnya yakni mengundang orang kaya dan meninggalkan (tidak mengundang) orang miskin. (HR. Bukhari 5177)

Baca Juga: “Makanan Sehat

Berlebihan Banyak yang Mubadzir, Maknanan, Minuman, Dekorasi, Kartu Undangan, Tidak Dimanfaatkan dengan Baik.

Melakukan Planning Secara Berlebihan
pixabay.com

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Allah SWT.” (QS. Al-Isra’:27)

Sahabatku, janganlah sampai pernikahan kita dengan harap membawa keberkahan malah berlaku sebaliknya, jangan sampai. Bahkan bisa saja membawa sebuah petaka, dikarenakan ketika menggelar pernikahan tersebut kita dan keluarga besar justru melakukan hal yang Allah SWT dan RasulNya melaknat. Memaksakan diri demi untuk menggelar resepsi atau walimahan mewah meskipun harus berhutang.

Jika para sahabat mau berhutang, pastikanlah berhutang pada orang atau sebuah lembaga yang tidak mengenakan sebuah bunga (riba), dan ingat juga pinjamlah hanya dalam batas kewajaran, juga dengan menghitung kemampuan diri sendiri untuk membayar atau melunasinya.

Ketahuilah sebuah pernikahan yang terbaik dan penuh barokha justru, pernikahan yang dilaksanakan dengan sederhana dan gampang, tanpa adanya pemaksaan dalam diri masing-masing, itu malah tidak membawa sebuah barokah malah membawa petaka.

Artikel terkait: “5 Solusi Agar Terbebas dari Jeratan Hutang, Masa Muda”

“Sebaik-baik pernikahan merupakan yang paling mudah.” (HR. Abu Daud No.1808)

Semoga bermanfaat, untuk para pengunjung di Satujam. 🙂