Lumba-Lumba yang Mati Karena Selfie dan 9 Binatang Lainnya yang Menderita Karena Tindakan Orang-Orang Bodoh

Internet dan media sosial dikenal luas sudah membuat banyak orang terkenal, termasuk orang-orang bodoh. Tindakan orang bodoh ada yang merugikan hanya dirinya sendiri, ada juga yang merugikan sekitarnya.

Berikut ini tindakan orang-orang bodoh yang membuat binatang-binatang menderita. Semoga menjadi pelajaran agar tidak kita ulangi.

Bayi Lumba-Lumba  Mati Karena Selfie

www.washingtonpost.com
www.washingtonpost.com

Selfie ternyata bisa membunuh binatang. Memang kebanyakan selfie itu aman, namun tidak bagi bayi lumba-lumba yang satu ini.

Bayi lumba-lumba ini termasuk spesies terancam punah yang dikenal dengan nama La Plata atau Franciscana. Spesies ini hanya ada di Brazil, Uruguay, dan Argentina.

Yang mengagumkan dari La Plata adalah spesies ini satu-satunya lumba-lumba sungai yang bisa hidup di air asin. Saat ini hanya ada 30 ribu La Plata yang masih hidup.

Pada Februari 2016, seorang turis mengangkat bayi lumba-lumba keluar dari air lalu mengestafetkannya dengan puluhan, kalau tidak ratusan orang yang ingin menyentuh dan selfie dengannya. Kejadian ini terjadi di pantai Santa Teresita Argentina.

Setelah “bersenang-senang” dengan binatang ini, sang bayi lumba-lumba malang ditinggal mati di atas lumpur. Sedihnya lagi, tak satu pun di antara mereka yang mengingatkan atau mencoba mengembalikan binatang ini ke air.

Hiu Paus

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=dEx7lYb5z4w]
Hiu paus dikenal karena kelembutannya. Binatang laut yang bersahabat ini bahkan sampai disebut “raksasa lembut di lautan.”

Sayangnya, ada orang-orang yang malah memanfaatkan kelembutan makhluk ini.

Pada tahun 2015, muncul video di  internet yang menunjukkan 2 orang turis yang menganiaya seekor hiu paus. Mereka memegang tali yang terikat di perahu sambil  menikmati penganiayaan ini.

Salah satu dari mereka memutuskan sudah cukup dan kembali menaiki perahu. Namun orang satunya malah terus melanjutkan. Terdengar dalam video itu tawa keras teman-temannya saat ia menggunakan punggung hiu paus ini  sebagai papan seluncur.

Hiu paus adalah binatang yang dilindungi. Selama bertahun-tahun, mereka melawan ancaman pemburu, jaring nelayan, baling-baling perahu, dan sekarang, turis yang bodoh.

Bayi Bison

http://www.questtimes.com
http://www.questtimes.com

Hiu paus dikenal karena kelembutannya. Binatang laut yang bersahabat ini bahkan sampai disebut “raksasa lembut di lautan.”

Sayangnya, ada orang-orang yang malah memanfaatkan kelembutan makhluk ini.

Pada tahun 2015, muncul video di  internet yang menunjukkan 2 orang turis yang menganiaya seekor hiu paus. Mereka memegang tali yang terikat di perahu sambil  menikmati penganiayaan ini.

Salah satu dari mereka memutuskan sudah cukup dan kembali menaiki perahu. Namun orang satunya malah terus melanjutkan. Terdengar dalam video itu tawa keras teman-temannya saat ia menggunakan punggung hiu paus ini  sebagai papan seluncur.

Hiu paus adalah binatang yang dilindungi. Selama bertahun-tahun, mereka melawan ancaman pemburu, jaring nelayan, baling-baling perahu, dan sekarang, turis yang bodoh.

Dua Singa

news.163.com
news.163.com

Pada Januari 2013, pengunjung Kebun Binatang Hangzhou, Tiongkok, menganiaya dua singa dengan cara melemparkan bola-bola salju ke badan mereka.

Kejadian ini  dimulai oleh satu turis. Setelah itu turis-turis lainnya pun ikut-ikutan. Terlebih lagi karena tidak ada pengawas kebun binatang di sekitar tempat itu.

Memang bola salju tidak akan melukai binatang besar seperti singa. Namun makhluk buas ini pun berhak dihormati dan harus diperlakukan baik-baik.

Foto-foto kejadian menyedihkan ini menyebar di Sina Weibo, sejenis Twitter di Tiongkok. Dalam foto-foto itu, singa jantan dan betina terlihat saling meringkuk saat menahan penganiayaan ini.

Kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya di Kebun Binatang Hangzhou. Dulu, turis-turis melemparkan benda apa pun yang bisa mereka pegang ke binatang-binatang ini, seperti botol dan kaleng minuman, bahkan sampai batu.

Hiu Paus Lagi

http://www.torontosun.com
http://www.torontosun.com

Selain 2 turis tidak dikenal di kejadian nomor 2, ada lagi orang yang mencoba menaiki punggung hiu paus untuk berselancar.

Seorang anak perempuan berumur 18 tahun bernama Carinn Lestolis berdiri  di atas punggung hiu paus berukuran 3 meter. Penganiayaan ini terjadi di Boljoon, Filipina pada tahun 2012.

Mulanya binatang malang ini terperangkap di jaring nelayan Pablo Trapero, seorang nelayan setempat. Trapero memutuskan untuk menggeser jaring ini 100 meter dari pantai agar hiu  paus ini bisa bebaskembali.

Setelah 2 jam, nelayan-nelayan ini berhasil melepaskan hiu paus dari jaring. Namun saat itu orang-orang sudah berkerumun di sekeliling hiu paus ini.

Lestolis pun mulai beridir di atas punggung hiu paus, memfotonya, lalu mengunggahnya ke Facebook. Tak lama setelah itu, dia dikritik habis-habisan oleh netizen Filipina.

Lestolis berkilah, “Kami tidak tahu kalau menyentuhnya itu tidak dibolehkan. Yang kami tahu hanya binatang ini tidak boleh dilukai.”

Dia mengatakan bahwa selama dua menit dia berada di atas hiu paus ini hanya untuk mengambil gambarnya.

Karena kejadian ini, pemerintah lokal membuat peraturan untuk mencegah penganiayaan sejenis ini terjadi lagi. Kalau terulang, pelakunya akan dipenjara dan didenda.

Angsa

http://www.triplem.com.au
http://www.triplem.com.au

Bayi lumba-lumba dari Argentina di nomor 1 bukan satu-satunya korban turis “kecanduan-selfie.” Pada awal 2016, seekor angsa dari Macedonia mendapat perlakuan serupa, ditarik dari air agar bisa “diajak” selfie.

Pelakunya adalah turis asal Bulgaria yang sedang traveling  ke Danau Ohrid, Macedonia. Penduduk lokal bernama Nake Batev sedang berada di danau saat  insiden ini terjadi.

Batev bercerita bahwa wanita ini “memperlakukan burung ini dengan kasar.” Batev memfoto insiden ini dan mengingatkan turis ini. Dia membentak wanita ini untuk melepaskan sang angsa.

Wanita ini akhirnya melepaskan angsa yang malang ini dan melenggang pergi bersama teman-temannya.

Ada beberapa cerita berbeda tentang nasib angsa ini setelahnya. Macedonian International News Agency menyebutkan angsa ini mati karena perlakuan kasar turis Bulgaria. Namun Batev berujar bahwa “angsa ini berenang pergi.”

Kisah mana pun yang benar, kejadian ini seharusnya jangan terjadi lagi. Tak boleh ada lagi binatang yang nyawanya terancam hanya untuk seorang turis bisa selfie.

Lumba-Lumba Lagi

gapyear.com
gapyear.com

Pada tahun 2013, netizen Tiongkok marah atas foto lumba-lumba sekarat yang dianiaya oleh  sekelompok turis. Kejadian ini terjadi di Sanya, selatan Tiongkok.

Mulanya, ekor lumba-lumba ini terluka, disinyalir  karena menabrak perahu nelayan.

Lumba-lumba ini masih hidup saat sekelompok turis melihatnya di  pantai. Namun bukannya menolong, mereka malah menganiaya dan memfotonya.

Salah satu foto menunjukkan bagaimana seorang turis memamerkan ototnya sambil memegang lumba-lumba malang ini. Grup penyelamat sempat datang ke lokasi kejadian, namun binatang ini sudah terlanjur mati.

Foto-foto ini menyebar di Weibo, menimbulkan kemarahan banyak netizen Tiongkok. Satu netizen menyebut turis-turis ini “sekelompok binatang.” Yang lain berkomentar “Tiongkok sekarang diisi orang-orang tak bermoral, bodoh, dan tak tahu etika.”

.Dua Merak

http://www.shanghaidaily.com
http://www.shanghaidaily.com

Pada Februari 2016, dua merak mati setelah dianiaya oleh sekelompok turis. kejadian naas ini terjadi di Kebun Binatang Yunnan di kota Kunming, Tiongkok.

Petugas kebun binatang menyebutkan bahwa 2 merak ini meninggal karena stres. Sekelompok turis ingin berfoto dengan binatang ini. Saat memfoto, mereka mulai menganiaya  kedua merak, yakni memperlakukannya dengan kasar dan mencabuti bulu-bulunya.

Petugas menyebutkan bahwa kejadian menyedihkan ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Pengunjung juga selalu diingatkan untuk tidak menyentuh binatang.

Namun banyak yang bertanya-tanya, di manakah para petugas saat kejadian ini terjadi. Tampaknya setiap kali ada penganiayaan binatang di kebun binatang Tiongkok, stafnya selalu tidak ada.

Taman Binatang Yunnan adalah kebun binatang seluas 187 hektar. Di dalamnya ada 10 ribu binatang liar dengan 200 spesies yang berbeda, seperti panda, gajah, dan singa.

Sambo Si Gajah

http://www.phnompenhpost.com
http://www.phnompenhpost.com

Gajah banyak didapat di Kamboja. Sebagian gajah ini malah bekerja di industri pariwisata. Selama lebih dari satu dekade, seekor gajah betina  bernama Sambo membawa turis mengelilingi Angkor Wat.

Dia mulai bekerja di sebuah perusahaan bernama Angkor  Elephant Company pada tahun 2001. Naasnya, pada tahun 2016 gajah ini mati saat membawa turis mengelilingi kota Angkor.

Para pakar berujar Sambo, yang berusia sekitar 40 tahun, mati karena kepanasan dan kelelahan. Binatang ini sedang membawa sepasang turis ke Kuil Bayon. Saat itu sedang putaran kedua saat gajah ini tiba-tiba ambruk.

Kematian Sambo ini menimbulkan petisi stop mengendarai gajah di Angkor. Petisi yang diinisiasi di Change.org ini mengumpulkan 10.000 tanda tangan.

Aktivis binatang berharap kematian Sambo ini akan mengakhiri praktik menaiki gajah—aktivitas kejam yang hanya menguntungkan segelintir orang di industri pariwisata.

Fatso Si Buaya

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=TxlxzGXtNLU]
dari 10 kejadian tragis ini, kisah Fatso ini yang paling unik. Dia tidak diam diri menderita karena kebodohan turis bodoh yang kejam.

Pada 2010, Fatso berhasil membalas dendam kepada pria mabuk bernama Michael Newman. Kejadian ini terjadi  di Broome, Australia.

Setelah  diusir dari bar, Newman mendapat ide menaiki buaya air asin. Naasnya, dia menghadapi Fatso, buaya dengan panjang 5 meter.

Fatso  marah atas perlakuan orang ini. Buaya ini pun menghukumnya dengan merobek daging  di kaki  kanannya.

Karena suhu udara yang dingin, Fatso lebih lembam dari biasanya. Kalau saja udara lebih hangat, bisa jadi Fatso sudah membunuh Newman.

Buaya air asin terkenal akan reputasi tidak mau melepaskan mangsanya sama sekali.