Mungkin kita hanya melihat sebelah mata kepada orang yang membudidayakan cacing. Namun jangan dikira bahwa budidaya cacing tidak menguntungkan. Dengan pemeliharaan yang cukup mudah, budidaya cacing sangat menguntungkan. Terlebih saat ini masih sangat sedikit yang membudidayakan cacing. Sedangkan permintaan pasar terhadap cacing cukup tinggi.
Sebenarnya, proses budidaya cacing sama saja dengan budidaya yang lainnya, budidaya ikan patin. Nah jika kamu ingin mencoba budidaya cacing, kamu dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Yang pertama kali dilakukan ketika akan budidaya cacing yaitu mempersiapkan semua sarana dan peralatannya. Di antaranya yaitu kandang untuk cacing. Buatlah kandang dari bahan yang murah dan juga mudah dalam pembuatannya. Misal dari bahan bambu, papan bekas, ijuk, rumbia dan genteng tanah liat.
Sebagai contoh untuk peternakan dalam skala besar yaitu kandang permanen dengan ukuran 1,5m x 18m dengan tinggi 0,5m. Di dalam kandang tersebut dibuatkan rak-rak yang bertingkat untuk menyimpan wadah-wadah pemeliharaan.
Bangunan kandang dibuat tanpa dinding atau bangunan terbuka. Beberapa model sistem budidaya yaitu rak berkaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar.
Pembibitan
Kesuksesan dalam budidaya tentu saja ditentukan sejak pemilihan bibit. Dengan memilih bibit unggul berarti selangkah lebih dekat dengan kesuksesan dalam budidaya.
Jika akan beternak dalam jumlah yang besar, lebih baik membeli bibit yang ada di pasaran. Namun jika dalam tahap coba-coba atau beternak dalam skala yang kecil dapat mencarinya di alam. Cacing biasanya berada di tanah yang gembur seperti tumpukan sampah atau tempat pembuangan kotoran hewan.
Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan ini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Pemberian Pakan
Dalam sehari cacing diberikan pakan cukup sekali saja sesuai dengan berat cacing yang dibudidayakan. Misal kita membudidayakan 1kg cacing, maka pakan yang diberikan seberat 1kg. Pakan cacing umumnya berupa kotoran hewan. Pakan yang akan diberikan terlebih dahulu sudah bubuk atau sudah menjadi bubur dengan cara diblender.
Bubur pakan tersebut ditaburkan di atas media secara merata, namun jangan sampai menutupi seluruh permukaan. Pakan disimpan rapi dengan wadah tertutup dan terhindar dari cahaya. Pemberian pakan berikutnya diberikan lebih sedikit jika pakan yang terdahulu masih tersisa. Dalam pembuatan bubur pakan, perbandingan dengan air yaitu 1:1 - Penggantian Media
Media harus segera diganti jika sudah menjadi tanah atau sudah banyak telur atau kokon. Untuk perkembangan yang lebih cepat, lebih baik telur, anak dan induk ditempatkan di media yang berbeda. Penggantian media umumnya dilakukan 2 minggu sekali.
Hama dan Penyakit
Kesuksesan dalam budidaya cacing tidak telepas dari suksesnya kita terhadap pengendalian terhadap penyakit dan hama cacing. Hama yang cukup mengganggu yaitu ayam, semut, burung, kelabang, kumbang, lipan, katak dan hewan lainnya.
Tidak hanya memakan cacing, semut merah juga dapat mengganggu pertumbuhan cacing dengan memakan pakan cacing yang mengandung lemak dan karbohidrat. Padahal kedua zat tersebut sangat diperlukan dalam pertumbuhan cacing.
Panen
Dalam budidaya cacing, yang sangat diharapkan yaitu biomas (cacing itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Dalam memanen cacing cara termudah yaitu dengan memberikan alat penerangan seperti lampu neon, bohlam atau apapun yang terang. Dengan alat penerangan ini, cacing akan berkumpul di atas media, karena cacing sangat sensitif dengan cahaya.
Jika tidak mau repot, cara memanennya yaitu dengan membalikan media. Cacing pasti berada di bagian bawah media. Dengan begitu kita akan lebih mudah memisahkannya dari media. Apabila melihat adanya kokon, maka kembalikanlah saran ke waadah semula. Kemudian berilah pakan selama 30 hari. Maka dalam jangka waktu tersebut cacing akan menetas.