Beternak Dan Budidaya Cacing Tanah

Cacing tanah adalah hewan yang tinggal dan hidup dibawah tanah. Hewn ini mempunyai manfaat yang cukup banyak, baik dari segi kandungannya sebagai makanan maupun obat dan sebagai pengurai humus di dalam tanah. Cacing tanah tergolong hewan yang sangat mudah diternak atau dikembangbiakkan baik dari segi tempat pembiakan sampai cara pembiakan dan perawatannya. Jika dilihat dari peluang usahanya juga tidak kalah menjanjikan, omset yang tinggi bisa diraih dari berjualan cacing tanah. Biasanya cacing tanah dibeli oleh perseorangan sebagai umpan pancing, pakan ikan, maupun tepung pakan. Selain itu biasanya cacing ditampung di penadah sebagai bahan baku obat tradisional. Nah, jika Anda ingin membudidayakannya, maka berikut adalah panduannya:

Cara Ternak dan Budidaya

Pertama-tama masukkan bibit sedikit demi sedikit yakni hanya 5-10 ekor bibit. Siram bak budidaya dengan air lalu saring sampai air yang berwarna cokelat habis. Jaga media pembudidayaan agar selalu basah tetapi tidak tergenang. Jika 12 jam berlalu tetapi cacing tetap tenang dalam media, maka cacing bisa hidup di media itu. Selanjutnya sebarkan dan tutup bak dengan daun pisang, kertas koran bekas atau plastik agar penguapan oleh sinar matahari tidak berlebih. Bak tempat pemeliharaan sebaiknya dibuat dengan ukuran 50 x 40 x 30 cm dengan daya tampung sekitar 1 ons bibit atau 100-130 ekor bibit cacing tanah. Sedangkak tanah yang digunakan sebanyak 0,5 kg/bak berukuran 1 meter persegi.

Pakan

Dalam hal makanan, cacing tanah bisa mengahabiskan makanan seukuran berat badannya sehingga setiap satu bak yang terdapat 1 ons cacing juga harus ada 1 ons pakan berbentuk larutan/bubur. Buatlah dengan perbandingan air dan makanan sebanyak 1:1. Pakan yang diperlukan berupa sampah organik/sampah dapur, kotoran ternak baik ayam, sapi, kerbau, maupun kelinci yang sudah benar-benar matang. Agar dapat memproduksi telur secara maksimal maka berikan pakan berupa kotoran matang tanpa hijauan dan kotoran hijauan dengan perbandingan 30:70. Pakan juga bisa dari kotoran matang dan kompos dengan perbandingan 2:1, atau kompos hijauan dan bubur kertas bekas (1:1). Jika ingin memberikan pakan tambahan berikan dari campuran dedak/konsentrat yang dicampur dengan air dan berupa bubur.

Perkembangbiakkan

Cacing tanah merupakan hewan hermaphrodite atau berkelamin ganda tetapi tidak dapat membuahi dirinya sendiri. Pembuahan hanya bisa dilakukan lewat bantuan cacing lain. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara berlawanan arah bagian belakan dan depan antara kedua cacing yang kawin. Setelah kawin maka muncullah telur dan biasanya diletakkan di tempat lembab dan menetas sekitar 14-21 hari setelahnya. Biasanya pertelur bisa menghasilkan 4-7 ekor anakan cacing. Setelah masuk umur 2-3 bulan maka cacing sudah siap berkembangbiak. Rata-rata per 7-10 harinya bisa dihasilkan 1-2 telur atau 1000 ekor anakan/tahun.

Pemeliharaan

Jaga agar wadah tetap teduh dan tutup saat siang hari. Jangan lupa berikan pelindung berupa atap terpal atau genteng agar tidak terkena hujan dan sinar matahari langsung. Jaga kelembabannya dengan pemercikan air setiap hari secara berkala. Hindarkan dari gangguan binatang seperti semut, cecak, tikus, lintah, kecoa, dan predator lainnya. Tutup bak dengan kasa/kawat halus agar ternakan tidak dimangsa ayam atau burung. Selanjutnya setelah 2 minggu dari masa ternakan pertama, pindahkan indukan cacing ke media penetasan, bisa berupa kolam atau bak plastik. Lakukan seperti itu setiap 2 minggu berikutnya. Pindahkan juga anakan cacing yang berusia 3,5 bulan yang sudah mulai bertelur. Sebenarnya fase perkembangbiakan cacing bisa dibagi dalam fase perkembangan, yakni sejak telur menetas sampai menjadi anakan cacing (usia 2,5-3,5 bulan). Diusia ini cacing sudah mulai bisa dijual sebagai indukan dan bibit. Berikutnya fase usia 4-7 bulan, yakni masa produktif cacing yang sudah menghasilkan telur. Terakhir adalah fase usia 7 bulan ke atas, yakni masa tidak produktif. Semua cacig dalam fase tersebut bisa laku dijual, misalnya untuk fase awal dijual sebagai indukan, sedangkan fase pertengahan dijual sebagai pelet lele/pakan ternak, dan fase terakhir cocok untuk digunakan sebagai bahan kosmetik.

Pemanenan

Cacing tanah sudah bisa di panen setelah mencapai ukuran yang cocok untuk di panen. Jika untuk digunakan sebagai umpan memancing, cacing tanah bisa dipanen saat sudah tumbuh 5cm keatas. Jika untuk pakan ternak langsung atau sebagai tepung, biarkan sampai 10 cm. Sortir kualitas yang bagus.