Oyong (Luffa acutangula) atau gambas adalah sayuran yang dimanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi. Bentuk buah oyong lonjong memanjang dengan tepi berbentuk segitiga membujur sepanjang buah. Rasa buahnya tawar, sehingga pelu diolah terlebih dahulu sebelum dimakan. Biasanya oyong dibuat sayur lodeh, sayur bening, maupun di oseng. Sayuran ini juga unya manfaat lain yakni serat buahnya bisa diambil untuk pengganti spons pencuci piring, daunnya yang muda bisa digunakan untuk lalab dan juga obat bagi penderita demam. Oyong tumbuh merambat sama halnya dengan pare atau paria. Oyong bisa ditanam di lahan kering atau lembab, dataran tinggi maupun rendah. Tetapi akan lebih baik jika ditanam di iklim kering dengan suhu antara 18-24 derajat celcius dan tingkat kelembaban 50-60%, tanah mempunyai pH 5,5-6,8.
Pembuatan Benih
Benih oyong dapat diperoleh dengan membiarkan oyong sampai kering di pohon pada umur sekitar 110 hari setelah semai. Ciri-cirinya buah sudah berwarna coklat, kering, dan bijinya berwarna hitam. Pisahkan benih dari buah dengan cara dipotong melintang. Keluarkan bijinya kemudian dikeringkan hingga kadar air tinggal 8%. Kemudian disimpan dengan baik dalam wadah kedap udara. Rata-rata kebutuhan benih per hektar berkisar 5-10 kg.
Persemaian
Sebenarnya oyong dapat langsung di tanama tanpa mealui pembenihan. Aka tetapi pembenihan sebaiknya tetap diakukan untuk mengantisipasi penyulaman pada pohon oyong yang gagal tumbuh dan kematian pada bibit yang sudah ditanam. Persemaian bisa dilakukan di kantung plastik hitam/polybag dengan diisi 2 benih/polybag. Benih disemaikan pada media semai dari capuran pupuk kandang/kompos dan tanah dengan perbandingan 1:1. Pindah bibit ke lahan tanam setelah berumur 15-21 hari (mempunyai daun 3-5 helai).
Pengolahan Tanah
Pertama-tama tanah yang sebelumnya diberi pupuk kandang/kompos dan didiamkan selama 1-2 minggu dicangkul atau dibajak agar tanah menjadi gembur. Kemudian buat lubang tanam berukuran 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100 cm. Selanjutnya buat bedengan dengan ukuran lebar 260 cm, tinggi 30 cm, dan panjang sesuai dengan luas lahan dengan jarak antar bedengan 60 cm. Buat lubang tanam sekitar 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100 cm.
Penanaman dan Pemupukan
Oyong dapat ditanam melalui benih dengan cara ditanam langsung atau melalui pesemaian terlebih dahulu. Masukkan biji oyong per lubang tanam antara 2-3 butir, tutup dengan tanah setebal tipis antara 1-1,5 cm. Pupuk diberikan dengan dosis NPK 300 kg dan Urea 100 kg/hektar. Pemupukan dilakukan sekali sepanjang masa tanam, pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk tidak perlu terlalu banyak, karena oyong bisa tumbuh baik meski tanpapemupukan jika tanah sudah cukup nutrisi. Kemudian setelah berumur 10-15 hari, pasang bedengan sebagai mediarambatan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan oyong sangat mudah hanya dengan penyiraman secara berkala. Kemudian penyiangan gulma dan rumput yang tumbuh serta pemangkasan daun agar pertumbuhan buah bisa terfokus. Rutinlah memantau tanaman untuk di cek dari hama dan penyakit. Pencegahannya bisa dilakukan dengan menjaga agar areal bersih, drainase yang baik, rotasi tanaman, dan penggunaan pestisida yang tepat guna.
Pemanenan
Setelah berumur 40-70 hari oyong bisa dipanen. Ciri-cirinya adalah buah oyong berukuran besar dengan kondisi tidak terlalu tua dan dan belum berserat sehingga mudah dipatahkan. Rata-rata per panen tiap 1 hektar lahan bisa mencapai 8-12 ton dengan 15-20 buah per pohon. Oyong bisa dipanen berkali-kali pada satu siklus masa tanam.