Pinus merupakan tanaman yang banyak dijumpai di daerah dataran tinggi berhawa sejuk. Pohon ini mempunyai daun lebat dan berbentuk seperti jarum. Bila dilihat secara sekilas, pohon ini berbentuk kerucut dengan batang pohon yang berkulit kasar dan mempunyai sistem perakaran yang dalam dan kuat. Pinus diketahui dapat tumbuh dimana saja, akan tetapi lahan tumbuh yang paling baik adalah pada ketinggian antara 400-1500 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan curah hujan sebanyak 2000 mm/tahun. Pada umumnya jenis tanah apa pun dapat ditanami pinus, baik yang bertekstur sedang maupun ringan. Pohon ini mempunyai manfaat yang banyak, kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan, mebel, bahan baku kertas, dan tripleks. Setelah umur 10 tahun pinus dapat diambil getahnya sebagai bahan baku gondorukem.
Pembenihan
Pada tahap pembibitan digunakan benih dari bunga pinus kering di pohon. Setiap bunga kering berisi sekitar 45.000-60.000 butir/kg. Pilih bunga yang baik dengan ciri-ciri warna kulit buah sudah menguning hampir kecoklatan dan berbintik hitam, bentuk bunga bulat, padat, dan tidak mengkerut. Keluarkan biji dari dalam bunga, kemudian rendam dalam air selama 3-4 jam sebelum disemai. Pilih benih yang tenggelam dan buang yang mengambang untuk disemaikan. Semaikan pada media persemaian dari campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 2 yang telah di jemur selama 4-6 jam dibawah terik matahari. Masukkan media pada bak semai setinggi 5 cm. Taburkan benih diatasnya dan pindahkan bak di tempat yang teduh dan terhindar dari hujan juga panas matahari. Setelah 10 – 15 hari maka benih akan berkecambah. Setelah usia menginjak 5-8 minggu atau sudah daun jarum pertama maka lakukan perawatan dan pemeliharaan.
Pemeliharaan Bibit
Lakukan penyiraman bibit yang sudah disemai dengan hati-hati secara teratur setiap hari saat pagi hari dan sore hari. Letakkan persemaian pada naungan agar terhindar dari air hujan dan panas matahari secara langsung. Lakukan pemupukan dengan NPK setiap 2 minggu sekali. Segera lakukan penyulaman jika ada bibit yang mati. Terapkan penyiangan pada bibit yang terserang gulma dan rumput liar. Pastikan bibit tumbuh dengan baik, rapikan apabila ada akar-akar yang keluar dari polybag.
Persiapan Lahan
Persiapan lahan yang harus dilakukan adalah dengan menaburkan kompos/pupuk kandang pada lahan tanam dengan komosisi 2 ton/hektar. Pemberian nutrisi dasar tersebut dilakukan saat 3-4 minggu sebelum masa penggarapan tanah dengan pembajakan dan pencangkulan. Hal ini dimaksudkan agar tanah menjadi gembur dan mengandung nutrisi dasar. Jika kondisi tanah ber-pH rendah maka tambahkan kapur/dolomit agar pH tanah menjadi netral. Setelah itu diamkan tanah selama 2-3 minggu sebelum ditanami.
Penanaman
Lepaskan kantong plastik persemaian lalu letakkan pada lubang yang telah dibuat. Pastikan posisi tanam tegak dan letakkan dengan hati-hati agar akar tidak rusak. Tutup lubang dengan tanah lalu padatkan dengan lembut tanah disekitarnya. Kemudian siram agar kelembaban tanah tetap terjaga.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan adalah (1) penyulaman, dilakukan pada tumbuhan yang mati saat tanam. (2) penyiangan, dilakukan saat gulma dan rumput liar merimbun disekitar tanaman muda. (3) pendangiran, dilakukan saat tanah terlalu keras dan drainase buruk. (4) Pemberantasan hama dan penyakit, dilakukan pada tanaman yang terserang hama dan penyakit dengan cara memberikan pestisida yang cocok dan sesuai dosis. (5) Penjarangan, dilakukan agar pinus dapat tumbuh optimal dengan melakukan pemilihan dan penebangan tanaman yang kurang produktif. (6) Pengendalian bencana kebakaran, dilakukan saat terjadi kebakaran yang melanda areal tanam dengan memutus jalur api searah radius rambatan api.
Panen
Setelah umur 10 tahun pinus sudah mulai bisa diambil getahnya. Sedangkan untuk kayu mebel sebaiknya setalah umur 30 tahun atau tebal kayu antara 238-322 meter kubik per hektar dan untuk kayu pulp bisa pada umur 10 – 15 tahun.