Menikah perlu modal (uang) besar, kelas menengah butuh minimal 10 juta rupiah untuk menyelenggarakan pernikahan, kelas atas mulai 70 juta hingga milyaran rupiah, sedangkan kelas bawah cukup 50 ribu saja. Benarkah modal menikah besar sekali? Penghuni kelas menengah memang paling rumit, mereka dianggap mampu padahal terengah-engah menjalani hidup. Mereka tidak mau dikatakan orang tidak mampu, tapi tidak bisa naik ke kelas atas.
Penghuni kelas bawah yang cuek malah berpikiran santai, penting ijab kabul. Sebanyak-banyaknya mereka mengadakan syukuran paling hanya 2 juta rupiah.
Ada yang perlu diluruskan dalam konsep pernikahan. Modal menikah tidak hanya berupa uang, namun ada beberapa modal yang harus disiapkan sebelum menikah. Kali ini kita sedikit membahas modal menikah bagi pria.
1. Niat yang lurus
Luruskan niat menikah adalah untuk beribadah, tidak berniat untuk balas dendam, mengincar warisan, kedudukan atau niat buruk lainnya. Istri bukanlah budak nafsu atau pesuruh, janganlah menyakitinya. Di dalam pernikahan akan ditemukan banyak kebaikan dan cinta.
2. Modal Agama
Standar ilmu agama seseorang adalah mengetahui semua yang wajib diketahui, dan pengetahuan tentang kewanitaan seperti haid, nifas dan sebagainya. Seorang pria yang akan menikah juga harus semaksimal mungkin menjalankan perintah dan menjauhi larangan agama.
3. Modal Memimpin
Pemimpin yang mampu mengatur urusan keluarga, memberikan nafkah untuk kebutuhan hidup, mendidik dan membimbing istri dan anak dalam kebaikan, dan memerintahkan mereka menunaikan kewajiban dan melarang mereka dari yang diharamkan agama.
4. Harta
Nikah di Kantor Urusan Agama cukup membayar 30 ribu rupiah, cukup murah. Mahar untuk wanita tidak harus dengan harta, tapi juga bisa dengan jasa. (https://konsultasisyariah.com/23253-hukum-alquran-dijadikan-mas-kawin.html)
Sebelum berniat melakukan resepsi pernikahan, perhitungkan kemampuan finansial. Apakah sisa uang resepsi sudah cukup untuk biaya hidup suami istri?
Selain itu satu modal lain yang cukup penting yaitu modal negosiasi. Sebelum maju menghadapi calon mertua belajarlah bertutur santun dan negoisasi. Rata-rata calon mertua tidak mudah “ditundukkan” karena menyangkut kehidupan dunia dan akhirat putrinya. Bila dirasa tidak mampu berhadapan dengan calon mertua, ajaklah orang yang sudah berpengalaman dalam perjodohan untuk membantu negoisasi dengan calon mertua.
(photo from: numberonefabbi.deviantart.com)