Rangkuman Sejarah Nabi Ibrahim Sebagai Teladan Hidup

SEJARAH NABI IBRAHIM – Nabi Ibrahim AS dalam keakinan umat Islam merupakan seorang Nabi atau Rasul Allah yang wajib mengimani keberadaannya. Para ahli sejarah memperkirakan Ibrahim AS hidup pada abad ke-18 atau 19 SM.

Pada awalnya ia menempat di negeri kelahirannya yaitu Urkasdim (di Irak Selatan), lalu di Harran (di Syiria Utara) dan yang terakhir di Kan’an (Palestina). Ia meninggal dan di makamkan di Hebron (lebih kurang 30 Km di selatan Yerussalem).

Sejarah Nabi Ibrahim

SEJARAH NABI IBRAHIM
kisahtauladan354.blogspot.co.id

Nabi Ibrahim merupalan putra Azar, dari keturunan Syam bin Nuh. Di masa itu raja Namrud yang berkuasa di negeri Mausul mengumumkan undang-undang yang isinya perintah untuk membunuh semua anak laki-laki yang pada waktu itu lahir di negeri Mausul. Namun karena rahmat Allah, Nabi Ibrahim lahir dan selamat.

Orang tua Nabi Ibrahim menyembunyikannya di dalam gua. Dengan seizin Allah Nabi Ibrahim tidak meninggal, padahal tidak ada satu orang pun yang mengasuhnya. Hewan buas juga tidak ada yang mengganggunya. Bila haus dan lapar ia cuma menghisap ujung jarinya maka keluar air susu.

Ibrahim Mencari Tuhan

sejarah nabi ibrahim
seekershub.org

Semenjak kecil, Nabi Ibrahim telah terjaga dari segala macam perbuatan jahat. Ketika usianya menginjak dewasa, mulailah Nabi Ibrahim bertanya-tanya kepada dirinya, mengapa berhala-berhala yang dibuat dari batu dan tidak sanggup berbuat apapun itu dipuja-puja dan disembah oleh kaumnya, kemudian mulai Nabi Ibrahim AS merenungi tentang Tuhan.

Ketika hari berganti malam, Nabi Ibrahim melihat bintang. Ia berfikir, inilah Tuhannya. Namun setelah bintang itu hilang dan malam berganti siang, Ibrahim pun berubah keyakinan, bahwa ia tidak akan beriman kepada Tuhan yang terbenam.

Demikian juga dengan bulan dan matahari. Setelah ia yakin terhadap bulan, bintang, dan matahari tiada kekal maka ia berucap kepada kaumnya, “Hai Kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri dari segala apa yang kamu persekutukan! Aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan mempersekutukan-Nya.

Ketika Raja Namrud dan orang-orangnya pergi untuk berburu Nabi Ibrahim pasuk ke tempat berhala-berhala dan menghancurkan semua berhala itu, terkecuali berhala besar yang tetap ditinggalkan utuh. Di leher patung berhala yang paling besar itu dikalungklan kampak yang digunakan menghancurkan patung berhala lainnya.

Ketika Raja Namrud dan pengiringnya pulang berburu dan mengetahui patung berhala di tempat peribadahannya sudah hancur, mereka marah besar dan menuduh Nabi Ibrahim yang sudah menghancurkannya karena Nabi Ibrahim yang kukuh menentang untuk menyembah berhala itu.

Karena itu Nabi Ibrahim ditangkap dan diserahkan pada Raja Namrud.

Raja Namrud bertanya, “Hai Ibrahim! Kamukah yang sudah menghancurkan para berhala itu?”

Nabi Ibrahim menjawab, “Bukan aku yang menghancurkannya, tapi berhala yang paling besar itu. Tentunya dia tidak suka kamu persekutukan dengan para berhala yang lebih kecil, buktinya kampak penghancurnya masih bergantung dileherny.”

Mendengar jawaban Nabi Ibrahim Raja Namrud marah besar dan dia merasa dipermainkan.

Raja Namrud menjawab, “Mana mungkin patung itu dapat melakukan sebagaimana yang kau katakan.”

Lalu Nabi Ibrahim menjawab, “Kalau begitu mengapa kalian masih menyembah patung berhala yang tidak sanggup berbuat apa-apa itu?”

Mendengarkan perkataan dari Nabi Ibrahim itu sebagian orang berbalik menjadi pengikutnya dan sebagian lainnya masih dalam keraguan.

Hukuman Bakar untuk Nabi Ibrahim

sejarah nabi ibrahim
syafeeq-qimi.blogspot.co.id

Setelah pengikut Nabi Ibrahim semakin besar, Raja Namrud merasa terdesak juga terjatuh harga dirinya. MAka dari itu, untuk menjaga wibawanya, Raja Namrud memerintahkan bala tentaranya juga pengikut setianya untuk menangkap Nabi Ibrahim untuk dibakar.

Akan tetapi Allah SWT. memperlihatkan kekuasaan-Nya dan berfirman kepada api:

 

Sejarah Nabi Ibrahim

Artinya:
“Hai api! menjadilah dingin dan selamatkan Ibrahim.” (Q.S. Al-Anbiya: 69)

Setelah api padam, Ibrahim keluar tanpa cedera sedikit pun.

Dalam tugas kerasulannya Nabi Ibrahim berusaha untuk menyadarkan ayahnya, supaya tidak lagi menyembah berhala juga tidak menutruti jalan setan, supaya terhindar dari siksaan Allah SWT. Tapi, ayah Ibrahim menjawab:

 

Sejarah Nabi Ibrahim

Artinya:
“Ayahnya berkata, “Apakah kamu membenci tuhan-tuhanku hai Ibrahim? Ingatlah, jika kamu tidak hentikan hinaan-hinaan terhadap tuhan-tuhanku niscaya aku akan menyiksamu! Dan tinggalkanlah diriku untuk waktu yang lama.” (Q.S. Maryam: 46)

Sementara itu Raja Namrud masih ingkar terhadap Allah, maka Allah mengadzab Raja Namrud dan pengikut-pengikutnya dengan nyamuk yang sangat banyak.

Pernikahan Nabi Ibrahim

sejarah nabi ibrahim
semarak.news

Setelah pernikahan Nabi Ibrahim dengan Sarah yang sudah beberapa tahun belum dikaruniai anak, Nabi Ibrahim menikah lagi dengan seorang wanita dengan nama Hajar. Tidak lama kemudian, Hajar dianugrahi seorang putra yang diberi nama Isma’il.

Tidak lama setelah Isma’il lahir, Allah Swt memerintahkan malaikat untuk menyampaikan kabar bahagia kepada Sarah yang usianya sudah tua. Bahwa Allah Swt akan mengaruniakan seorang putra kepada Sarah.

Mendengar kabar gembira tersebut, Sarah merasa kaget dan senang lalu berkata: “Apakah benar aku akan dikaruniai seorang anak, sedangkan usiaku sudah tua.”

Kemudian, para malaikat berkata: “Apakah kamu merasa ta’jub dengan ketetapan Allah Swt? (itu adalah) rahmat dan keberkahan-Nya diberikan kepada kamu, wahai ahlul bait, sesungguhnya Allah Swt Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (QS. Hud ayat 72-73).

Dengan lahirnya seorang anak laku-laki tersebut, maka diberikannya nama Ishak. Hal ini adalah tanda kekuasaan Allah SWT dan merupakan dikabulkanny permohonan Nabi Ibrahim. Sebagaimana firman Allah:
“Segala puji bagi Allah yang tela memberikan kepadaku di hari tua (ku) Isma’il dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar mendengar (memperkenankan) doa.” (QS. Ibrahim ayat 39).

Penyembelihan Nabi Isma’il

sejarah nabi ibrahim
dearyoti.com

Setelah Nabi Isma’il yang ditunggu-tunggu akan kelahirannya oleh Nabi Ibrahim setelah tumbuh dewasa, lalu Nabi Ibrahim mendapat sebuah perintah dari Allah Swt untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi Isma’il, lalu Nabi Ibrahim mengabarkan perintah tersebut kepada Nabi Isma’il: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah pendapatmu”. (QS.  Ash Shaffat: 102).

Setelah mendengar kabar dari ayahnya tersebut, lalu Nabi Isma’il segera memberi jawaban terhadap ayahnya dengan jawaban yang membuat Nabi Ibrahim merasa tenang: “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang sudah diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash Shaffat ayat 102).

SetelahNabi Isma’il mengatakan seperti itu, Nabi Ibrahim meletakkan tubuh anaknya yaitu Nabi Isma’il di atas batu lalu meletakkan pisau tajam tepat pada lehernya, namun pisau yang sudah tajam itu tiba-tiba tidak mampuh untuk menyembelih Nabi Isma’il, karena Allah Swt menggantinya dengan sembelihan yang besar.

Sebagaimana Allah telah berfirman: “Dan kami panggil Dia: “Wahai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. (QS. Ash Shaffat ayat 104 – 107)

Wafatnya Nabi Ibrahim

sejarah nabi ibrahim
bloggerinspiratif.blogspot.com

Menurut sebuah riwayat, Nabi Ibrahim hidup sampai beranjak 175 tahun. Selama beliau hidup, Nabi Ibrahim selalu berjuang untuk mendakwahkan umatnya kembali ke jalan Allah Swt. Dan dari itulah Allah Swt menjadikan Nabi Ibrahim sebagai khalilullah (kekasih terdekat allah).

Sebagaimana firmannya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (QS. Al Baqarah ayat 124).