GERHANA BULAN MERAH – Gerhana bulan total atau yang biasa disebut dengan gerhana merah darah adalah sebuah fenomena alam yang biasa terjadi dalam fase penampakan bulan. Warna bulannya merah pekat sehingga banyak orang yang menyebut gerhana bulan ini dengan nama “merah darah”. apa penyebab bulan berwarna merah darah?
Berdasarkan pendapat seorang peneliti di Observatorium Bosscha Bandung, gerhana bulan “merah darah” dapat terjadi karena cahaya matahari dibelokkan atau dibiaskan oleh atmosfer bumi. Sehingga bulan nampak berwarna merah pekat menyerupai darah.Pergerakan bulan yakni dari arah barat ke timur atau apabila posisi bulan pada belahan bumi utara maka akan bergerak dari kanan ke kiri.
Pada bagain daerah umbra, bulan sangat jarang dalam keadaan benar-benar gelap karena cahaya dari matahari masih dapat dibiaskan oleh atmosfer bumi. Pada saat gerhana bulan terjadi cahaya matahari yang menuju bulan mengalami pembiasan sehingga bulan akan berwarna merah darah. Oleh sebab itulah mengapa banyak orang yang menyebut gerhana bulan total ini dengan sebutan “Blood Moon”.
Di Indonesia peristiwa gerhana bulan total atau gerhana “merah darah” pernah terjadi pada tanggal 4 April 2015 yang lalu. Waktu kejadian gerhana bulan merah pada bulan April tersebut tepatnya dimulai pada pukul 15.59 WIB. Gerhana bulan merah ini diawali dengan fase gerhana bulan sebagian. Fase gerhana bulan sebagian ini terjadi pada pukul 17.15 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan gerhana bulan merah yang dimulai pada pukul 18.54 WIB dan puncak terjadinya gerhana merah berlangsung selama enam menit mulai dari pada pukul 19.00 WIB sampai pukul 19.06 WIB. Fase selanjutnya adalah memasuki gerhana bulan sebagian yang berakhir pada pukul 20.45 WIB. Proses terjadinya gerhana bulan merah yang berlangsung selama kurang lebih enam jam ini berakhir pada pukul 22.00 WIB.
Sebenarnya peristiwa terjadinya gerhana bulan merah darah ini dapat diprekdiksi sebelumnya. Karena peristiwa ini hanya terjadi pada saat fase bulan purnama. Untuk gerhana bulan total yang terjadi pada tanggal 4 April 2015 lalu dapat disaksikan di beberapa belahan bagian bumi, seperti di wilayah Amerika, Samudera Pasifik, sebagian kecil Afrika Timur, Australia, dan di Asia kecuali Asia bagian barat.
Khusus di Indonesia sendiri, gerhana bulan merah ini dapat disaksikan di wilayah Papua bagian timur, karena di daerah tersebut bulan sudah terbit pada saat fase gerhana bulan berlangsung. Sedangkan pada wilayah Indonesia lainnya seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur dapat menyaksikan fenomena gerhana bulan merah ini pada saat gerhana bulan telah memasuki fase gerhana sebagian ketika bulan terbit. Pada fase berikutnya masyarakat dapat menyaksikan fase terjadinya gerhana bulan merah selanjutnya sampai pada fase gerhana bulan berakhir.
Semua hal yang terjadi pada fase tersebut bisa dipelajari lebih rinci lagi dengan sains namun tidak jarang banyak orang yang masih percaya tentang mitos-mitos seputar bulan merah. Mitos-mitos tersebut biasanya dipengaruhi oleh kebudayaan dan dongeng yang tersebar di tengah-tengah penduduk setempat. Beberapa mitos tersebut diantaranya adalah:
Sang Batara Kala Sedang Muncul
Dalam kepercayaan suku Jawa kuno saat datang peristiwa munculnya bulan merah adalah saat-saat yang mencekam. Pada saat itu mereka percaya bahwa Batara Kala (Buto Kala) sedang muncul untuk mencari mangsa dari golongan manusia khususnya bayi. Jika bulan merah muncul masrarakat saat itu melakukan sebuah kebiasaan yang dipercaya dapat mengusir Batara Kala. Para orang dewasa akan membuat kegaduhan dengan memukul kentongan dan menumbuk lumpang yang biasa digunakan untuk menumbuk padi. Sedangkan para ibu yang mengandung mengoleskan abu sisa pembakaran di perutnya supaya anaknya tidak dimakan oleh Batara Kala dan tidak lahir mirip Buto.
Banjir Darah Sang Naga
Dalam kepercayaan orang Cina bulan darah adalah ulah dari sang naga yang sedang haus darah. Setelah membanjiri bulan dengan darah selanjutnya naga akan turun ke bumi untuk membuat darah mengalir di sungai-sungai. Sang Naga membuat banjir darah itu dengan memangsa manusia yang dijumapainya satu persatu sampai habis. Oleh sebab itu penduduk Cina biasanya membunyikan petasan untuk membuat sang naga takut dan menjauhi manusia. Selain itu mereka akan berkumpul dan membuat sebuah pertunjukan untuk mengusir naga jahat itu sampai bulan kembali menjadi putih.
Kemunculan Ibu Bulan
Menurut kepercayaan orang Amerika saat terjadinya bulan merah atau bulan darah adalah saat dimana ibu bulan sedang keluar dari tidurnya. Ibu bulan yang menjadi kepercayaan orang Amerika tidaklah jahat melainkan seperti seorang dewi yang baik. Ibu bulan sedang muncul dari tidurnya untuk memberikan kebaikan bagi seluruh ibu yang berada di bumi. Selain itu cahaya yang dimunculkan oleh bulan darah juga dipercaya dapat memberikan ketenangan jiwa, emosional, dan juga membersihkan energi jahat yang berada di tubuh. Jadi ketika bulan darah muncul sebagian besar penduduk yang percaya akan keuar rumah dan menyaksikan peristiwa tersebut sampai selesai.
Bulan Sedang Dimakan Jaguar
Bangsa Inca yang berada dibagian bumi timur juga mempercayai bahwa bulan merah atau bulan darah membawa suasana yang mencekam. Saat peristiwa itu terjadi bulan sedang dimakan oleh jaguar. Jaguar tersebut dipercaya sedang menghabiskan bulan sampai bulan mengeluarkan darah karena gigitannya. Bangsa Inca juga percaya bahwa setelah itu jaguar akan turun ke bumi untuk memangsa manusia sampai habis. Oleh sebab itu maka malam itu juga bangsa Inca membuat kegaduhan dengan memukul apa saja yang dapat berbunyi nyaring bahkan berteriak kencang dengan maksud agar si jaguar takut dan tidak memangsa manusia.
Bulan Sedang Terluka dan Berdarah
Seperti banyak kepercayaan yang sudah dibahas di atas, bulan merah juga memiliki mitos yang dipercaya oleh suku Hupa di California, Amerika Serikat. Suku Hupa meyakini bahwa bulan sebenarnya memiliki 20 istri yang kesemua istrinya itu memiliki hewan peliharaan yang buas. Jika bulan tidak memberikan makan atau sedang telat memberi makan maka semua hewan tersebut akan melukainya dan berusaha memangsanya. Saat itulah bulan dipercaya berdarah. Saat itulah semua penduduk suku Hupa berdoa agar bulan cepat ditolong oleh istri-istrinya dan dapat disembuhkan dan kembali putih.
Racun Sedang Tersebar ke Bumi
Sementara itu bangsa di Jepang meyakini bahwa mitos yang ada pada bulan merah adalah akan tersebarnya racun di bumi. Karena takut akanterkena racun tersebut maka sumur-sumur segera ditutup agar racun tidak menyebar melalui air. Selain itu mereka akan berdo’a di rumah atau di kuil sampai bulan merah hilang.
Dalam mitologinya, Negara Jepang penganut agama Shinto yang menyembah Dewa Matahari (Amaterasu). Dengan kepercayaan itu orang-orang Jepang percaya jika racun tersebar saat gerhana matahari terjadi. Gerhana seperti ini dianggap sebagai wabah dari yang datang dari dewa matahari. Suatu hal yang temurun-temurun masih dipercayai sebagian masyarakat jepang, walaupun sudah ada penjelasan ilmiah mengenai proses terjadinya peristiwa tersebut.
Kedatangan Imam Mahdi dan Hancurnya Israel
Pastur yang berasal dari AS, John Hagee pernah berkata bahwa, munculnya empat Gerhana Bulan Merah (April 2014, September 2014, April 2015, dan September 2015), menandakan akan terjadi peristiwa besar di bumi.
Dalam agama Kristen, fenomena gerhana Bulan yang berlangsung dan bertepatan pada hari minggu Paskah, menandai suatu peristiwa dramatis yang akan mengubah dunia. Haggle mempercayai itu berdasarkan pengetahuannya tentang Alkitab.
Dia berkata, “Alkitab menyatakan ketika kamu melihat tanda-tanda semacam ini dan 4 kali Gerhana Bulan Merah Darah, yang terjadi adalah salah satu tanda dari akhir zaman. Akan datang.”
Dan pada fenomena yang terakhir, yaitu keempat, kemunculan Gerhana Bulan Merah Darah bertepatan dengan perayaan yahudi yang dikenal dengan nama Tabernakel atau Hari Raya Pondok Daun.
Pada tahun 1439, Gerhana Bulan Merah juga berlangsung tepat ketika Yahudi sedang melakukan upacara perayaan agama mereka. Saat itu, yahudi diusir dari Spanyol pada saat era penaklukan Spanyol.
Seorang pendeta syi’ah juga menulis dalam bukunya, mengungkap bahwa Gerhana Bulan Merah adalah pertanda datangnya al Mahdi.
Dia adalah Jaber Bolushi, penulis yang masih misterius sampai sekarang. Dalam bukunya itu dia juga mengungkap prediksi di balik misteri Gerhana Bulan Merah Darah ini. Ia mengungkap kematian Saddam Hussein, Perang Dunia ketiga, ancaman Asteroid yang menabrak bumi, terjadinya bencana dahsyat di jazirah Arab, direbutnya al-Quds oleh ummat Islam pada tahun 2022, hingga turunnya Isa as.
Prediksinya merujuk pada bilangan 19 yang merupakan rahasia dari semua bilangan. Seperti yang ditemukan Sayyid Bassa Jarrar yang memakai perhitungan angka dengan metode al-Jumal al-Taqlidi dan al-Jumal al-shaghir. 19 adalah jumlah huruf yang terdapat dalam lafadz Bismillah ar-rahman ar-rahim.
Dia menjelaskan bahwa, 19 adalah bilangan primer dalam matematika, sebab terdiri dari dua angka terkecil dan terbesa; yakni 1 dan 9.
Di antara yang menjadi keistimewaan bilangan 19 ini dalam al-Qur’an adalah kata ‘Allah’ diulang sebanyak 2698 kali (19 x 142), kata ‘Rahman’ atau pengasih diulang dalam al-Qur’an sebanyak 57 kali (19 x 3) dan kata ‘Rahiim’ atau penyayang diulang sebanyak 114 kali (19 x 6).
Dalam bukunya, dia juga berkata bahwa Israel akan hancur pada 2022 M. Hal itu berdasarkan surat al-Isra’, jika dihitung dari ayat 2 – 7 yang membahas tentang Bani Israil.
Tentu, kita sebagai muslim ahlusunnah wal jamaah dilarang untuk meyakini hal semacam ini. Imam Mahdi dan akhir zaman hanyalah kuasa Allah, tidak ada seorang pun yang tahu. Yang jelas, kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, amalan-amalan baik kita agar menjadi seseorang yang mendapatkan pertolongan Allah.
Amidan, anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), juga mengatakan bahwa adanya Blood Moon atau Gerhana Bulan Merah merupakan sebuah fenomena alam biasa. Bukan menjadi sebuah pertanda yang harus ditakuti secara serius oleh masyarakat.
“Dalam Islam,” kata Amidan, “Tanda-tanda kiamat itu sudah jelas. Bukan karena adanya Gerhana Bulan Merah. Itu hanya gerhana biasa saja.”
“Kiamat itu urusan Tuhan, tidak perlu dikhawatirkan.” lanjutnya.
Gerhana Bulan Merah dalam Anime Naruto
Gerhana Bulan Merah juga diadaptasi menjadi salah satu jurus dalam anime Naruto. Ini membuktikan bahwa memang Gerhana Bulan Merah memiliki selubung mitos yang besar.
Dalam Anime Naruto, jurus / jutsu Gerhana Bulan Merah dinamakan Mugen Tsukuyomi atau dalam bahasa Indonesia artinya Tsukuyomi Tak Terbatas.
Pengguna jurus ini bernama Madara yang telah berubah menjadi mode sage dengan mata satu di dahinya. Ini juga mewakili salah satu misteri dunia, yakni dajjal.
Pengguna jurus / jutsu ini membuat sebuah dimensi kosong di bawah kendai pengguna, yang kemudian dimensi itu dapat diisi sesuai kehendak mereka. Mirip dunia mimpi. Sementara, fisik dari korban terhubung pada sebuah patung iblis dari jalan luar atau dalam serial disebutkan Gedo Mazo.
Setelah melakukannya Madara bisa memanipulasi dunia yang ditampilkan kosong dan berwarna putih untuk kemudian menciptakan sesuatu yang dia kehendaki. Ceritanya berperan sebagai Tuhan.
7 Mitos Pertanda Kiamat
Ada beberapa teori konspirasi yang menyebutkan cahaya di samping “blood moon” merupakan Nibiru (Express.co.uk) Pennsylvania mengatakan Sebuah kabar burung yang tersebar luas bisa terjadinya kiamat. Kali ini kabar burung tersebut diklaim karena sebab Planet X atau bisa disebut Nibiru konon semakin mendekati planet Bumi.
Nibiru merupakan sebuah planet yang memiliki orbit sangat besar, hingga pencetus teori konspirasi ini mengklaim jika suatu hari planet itu bisa melintasi dan mendekati planet Bumi, bisa penyebab gravitasi dibumi terganggu dan bisa memicu gempa bumi serentetan bencana yang lain.
Munculnya Menjelang Gerhana Matahari 2016, Asteroid Picu Isu ‘Kiamat’
sekarang para ilmuan yang pencetus teori konspirasi mengaitkan planet Nibiru dengan peristiwa “blood moon” bulan memiliki warna merah darah.
sebuah saluran situs membagikan videonya yang mengklaim bahwa penampbisa planet Nibiru bisa berada di samping blood moon setelah fotonya tertangkap kamera untuk pertama kalinya di daerah Pennsylvania, negara Amerika Serikat. barita ini Dikutip dari Express, pada Selasa tanggal 23-8-2016, dalam video itu juga mengklaim bahwa Nibiru lah yang penyebab Bulan berubah warna menjadi merah.
Dalam video itu narator berberbicara, “Kami di sini untuk membicarkan blood moon yang telah kami lihat pada Juni, Juli, dan sekarang Agustus. Seharusnya cuma ada dua blood moon pada tahun ini, pada 23 Maret dan 16 September.” Saluran tersebut juga mengklaim terbisa kemunculan blood moon yang tak terduga, yakni pada 19 Agustus.
“Hal ini seharusnya menjadi peristiwa langka, namun ketika 2016 kita sudah memiliki dua (blood moon) yang salah satunya seharusnya tak muncul hingga pertengahan September,” (Video) tersebut bisa menunjukkan bagaimana warna bulannya menjadi merah darah…ini terjadi karena planet Nibiru ada pada samping dan merefleksikan bayangan menjadi merah darahnya pada rembulan.;
sesungguhnya foto serupa, di mana tampak ada titik yang terletak di samping Bulan, sudah pernah diabadikan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena flare atau suar lensa yang penyebab Bulan memiliki refleksi pada foto.
Namun, narator video itu mengklaim bahwa foto tersebut berbeda. “Sekarang kami tahu bahwa sebagian besar dari kalian bisa mengatbisa itu disebabkan karena suar lensa…Ini merupakan obyek yang tak bisa bergerak di samping Bulan, dan tak ada keraguan tentang hal itu,” Blood moon 15 April 2014 (SPACE.com/Credit: Tyler S. Leavitt)
Pencetus teori konspirasi itu melanjutkan spekulasinya bahwa pemerintah dunia telah mengetahui bisa kedatangan Nibiru, namun mereka menolak memkabarhunya. “kami percaya bahwa sekarang merupakan waktunya untuk membongkarnya secara penuh, namun kita tak bisa menyaksikan hal tersebut karena pemerintah kita menyembunyikan beberapa peristiwa besar ini,”
“Ini merupakan bulan memiliki warna merah darah ketiga dalam 90 hari terakhir di langit kita,” “kami rasa ini waktu kita untuk bersiap-siap….jika kita menyaksikan blood moon lain, maka kami harus mengatbisa Nibiru datang mendekati kita, dan sekarang merupakan waktu untuk mulai mempersiapkan,” “kami tak tahu banyak waktu yang digunakan dan yang kita punya,” ucap narator.
Mengenal Nibiru atau Si Planet X
Astronom Percival Lowell merupakan yang kali pertama memulai pencarian Planet X pada tahun 1900-an. Dia membangun Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, untuk memburu keberadaannya. Lowell bahkan membuat sebuah pengertian tentang planet setelah Neptunus.Perhitungannya membantu para astronom menemukan Pluto pada 1930 meski penbisanya soal Planet X ditentang para ilmuwan.
Beberapa bulan lalu, peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) menerangkan bahwa ia menemukan eksistensi ‘Planet Nine’ atau juga disebut Planet X. Profesor astronomi Caltech, Mike Brown, yang terkenal sebagai ‘pembunuh Pluto’ (Pluto Killer) dan koleganya, Konstantin Batygin, mengumumkan temuan itu di Astronomical Journal.
Teka-teki Planet X
Benda astronomi itu diperkirbisa memiliki massa 10 kali Bumi dan mengorbit matahari 20 kali lebih jauh dari Neptunus.Jarak Neptunus ke Matahari sekitar 4,5 miliar kilometer. Itu berarti sekali mengorbit Matahari, planet baru tersebut di butuhkan waktu 10 ribu sampai 20 ribu tahun.
Namun, hingga kabar ini diturunkan, belum ada manusia yang benar-benar menyaksikan langsung Planet X atau juga disebut Planet Nine, baik menggunakan teleskop maupun cara yang lainnya. Di lain pihak, NASA belum mengonfirmasi keberadaan planet tersebut. Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut menyebut ‘Planet Nine’ sebagai ‘Planet X’.
“Masih terlalu dini untuk mengatbisa dengan keyakinan bahwa apa yang kita sebut sebagai ‘Planet X’ benar adanya,” berbicar pejabat NASA, Jim Green.
Gerhana Bulan Merah Supermoon
Supermoon timbul saat Bulan terletak paling dekat di orbitnya daripada Bumi, sehingga kelihatan lebih besar di langit. Gerhana – yang akan membuat Bulan tampak berwarna merah – akan terlihat di Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika Barat, dan barat Eropa.
NASA menyatakan bahwa peristiwa ‘supermoon’ yang bersamaan dengan gerhana bulan, terakhir terjadi pada 1982. Mereka juga meramalkan bahwa peristiwa ini tak akan terjadi lagi sampai 2033. Namun definisi ‘supermoon’ menjadi perbincangan di kalangan ahli astronomi. Pengamat langit dari barat Amerika Utara, Eropa dan Afrika lainnya, serta Timur Tengah, dan Asia Selatan hendak melihat gerhana sebagian.
Dari Inggris, pengamat bisa melihat Bulan melampaui bayangan Bumi pada Senin Pagi. Di Amerika Utara dan Selatan, gerhana akan namak pada Minggu malam. Saat gerhana bulan total, Bumi, Matahari, dan Bulan hampir selaras dan Bulan berada di sisi Bumi yang berlawanan dari Matahari.
Saat Bulan bergerak mengarah bayangan Bumi, cahaya nya memudar secara dramatis tapi biasanya tetap terlihat, disinari oleh cahaya matahari yang melampaui atmosfer Bumi.
Saat cahaya ini melintasi gas di planet Bumi, porsi warna hijau dan violet filter tersaring lebih banyak dari warna merah, sehingga hasilnya, warna yang mencapai permukaan Bulan terlihat dominan merah. Pengamat di Bumi akan menyaksikan Bulan yang berwarna bata, merah darah, atau kadang abu-abu gelap, tergantung situasi terestrial.
Gerhana bulan
Kepada BBC, Dr Robert Massey, wakil direktur eksekutif Royal Astronomical Society, menyatakan bahwa gerhana bulan ini adalah “peristiwa yang sangat indah. “Supermoon” terjadi saat bulan baru datang saat Bulan berada pada jarak sejajar dengan Bumi.
Bulan mengitari Bumi secara eliptis, yang artinya jarak rata-ratanya berganti-ganti dari 405 ribu kilometer sampai 363 ribu kilometer dari Bumi. Kebetulan yang berlangsung antara ‘supermoon’ dan gerhana berarti Bulan bisa terlihat 7-8% kemungkinan .
Namun Massey menjelaskan, “Definisi ‘supermoon’ agak bermasalah. Apakah ‘supermoon’ terjadi pada jarak terdekat, sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya? Apakah ‘supermoon’ harus sangat dekat dengan Bumi atau bisa jadi lebih jauh? Definisinya belum jelas.” Kalau dibandingkan dengan gerhana, pengaturan waktu ‘supermoon’ tidak terukur.
Hasilnya, menurut Massey, klaim bahwa ‘supermoon’ seiring dengan gerhana adalah hal yang jarang terjadi itu berlebihan. ‘Supermoon’ juga berbeda dengan Ilusi Bulan, yang membuat Bulan terlihat lebih besar dekat cakrawala ketimbang di langit. Gerhana terjadi pada 00:11 GMT, pada 02:11 GMT Bulan memasuki umbra – bayangan tergelap Bumi.
Puncak gerhana terjadi pada 02:47 GMT, ketika Bulan berada di titik pusat umbra. Dan gerhana selesai pada 05:22 GMT pada Senin. Pendapat Royal Astronomical Society, tak seperti gerhana matahari, gerhana bulan aman untuk dilihat dengan mata telanjang dan tak membutuhkan peralatan khusus.
Fakta Menarik di Balik Gerhana Merah Darah
Blood Moon Menjadi Super Moon
Peristiwa gerhana bulan darah atau blood moon yang terjadi setiap beberapa puluh tahun sekali itu dapat mengalami perbedaan. Salah satunya ialah blood moon nampak lebih besar daripada biasanya dan berubah menjadi super moon. Alasannya cukup masuk akal, karena ternyata saat berlangsungnya gerhana bulan merah, posisi bulan sedang berada pada jarak yang paling dekat dengan bumi. Itulah mengapa yang membuat fenomena gerhana bulan merah terlihat besar.
Blood Moon Tidak Berbahaya
Banyak orang yang takut dengan peristiwa gerhana bulan merah ini. Padahal sebenarnya, fenomena gerhana bulan darah tidak berbahaya sama sekali. NASA pernah menjelaskan bahwa fenomena alam ini tidak akan memberikan dampak apapun bagi manusia. Warna merah darah yang terlihat pada permukaan bulan tersebut dikarenakan oleh pantulan bayangan dari bumi itu sendiri.
Jadi bagi kita yang penasaran dengan fenomena alam ini, bersabar dan berdoalah agar kita mendapat umur panjang dan berkah. Sehingga kita dapat menyaksikan kembali fenomena alam yang jarang terjadi ini. Karena diprediksikan gerhana bulan darah ini akan muncul kembali pada tahun 2033 yang akan datang.
Gerhana Bulan Merah Menurut Para Ahli
Gerhana bulan total sering sekali dinamai dengan sebutan gerhana bulan merah darah dikarenakan warna dari bulan yang menjadi berwarna merah darah saat proses terjadinya gerhana.
Menuru Evan Irawan, seorang peneliti dari Observatorium Bosscha Bandung dikutip dari tekno tempo, menjelaskan, bahwa hal itu dikarenakan cahaya matahari yang di belokan oleh atmospere bumi. Kemudian sampai ke bulan dan menyebabkan warna merah darah
Bayangan bumi mempunyai dua bagian, yaitu bagian gelap tempat dimana cahaya matahari tidak dapat masuk yang disebut umbra dan bagian luar tempat matahari dapat masuk yang disebut penumpra, bulan bergerak dari kanan ke kiri di sekitar belahan bumi bagian utara atau dari barat ke timur. Dalam bagian umbra, bulan jarang gelap sebab cahaya matahari dibiaskan oleh atmospere bumi.
Peristiwa bulan melintasi bayangan bumi atau yang kita kenal dengan sebutan gerhana bulan memang jarang terjadi, gerhana hanya terjadi saat bulan dekat atau berdekatan dengan titik-titik dalam orbitnya ketika melewati ekliptika, jalur cahaya matahari.
Sekarang ini banyak sekali orang yang salah pemahaman yang menyatakan bahwa gerhana bulan dikarenakan oleh bayangan bumi yang jatuh di bulan. Padahal itu adalah sebalinya, fase gerhana bulan banyak dipengaruhi oleh vareasi arah datangnya matahari ke bulan yang jatuh ke bumi.
Gerhana matahari total terjadi di 20 Maret 2015 dan terjadi lagi gerhana matahari parsial di 13 September tahun 2015 dan juga 28 September 2015.