Hidupku Hanyalah untuk Hari Ini

Hidupku Hanyalah untuk Hari Ini…

Apabila kita berada pada pagi hari, kerjakanlah apa yang harus dikerjakan. Jangan sampai kita menunggu petang hari. Hanya hari ini kesempatan kita untuk hidup, bukan hari kemarin yang telah pergi dengan membawa kebaikan dan keburukan; dan bukan pula hari esok yang belum tiba saatnya.

Usia kita adalah sehari, maka tanamkanlah dalam lubuk hati bahwa hanya hari ini kita hidup seakan-akan kita dilahirkan dan meninggal dunia pada hari yang sama. Apabila perasaan ini tertanam dalam hati, niscaya perjalanan hidup kita tidak akan terombang-ambing di antara mimpi buruk masa lalu (berikut dengan kesusahan dan kesedihannya) dan kekhawatiran masa depan (dengan bayangan yang menakutkan serta gerakannya yang menggentarkan). Hanya untuk hari inilah kita harus memusatkan konsentrasi, perhatian, jerih-payah dan kesungguhan kita. Oleh karena itu, demi hari ini kita harus menyajikan shalat yang terkhusyu, bersikap seimbang dalam mengatasi berbagai urusan, membenahi penampilan, memperhatikan kesehatan rohani-jasmani, memberi manfaat yang berguna bagi orang lain dan berbuat yang terbaik dengan 100% daya dan upaya kita.

“Hidupku hanyalah untuk hari ini.” Dengan demikian, kita akan tergerak untuk menggunakan setiap detik dari hari ini untuk membangun rasa percaya diri, mengembangkan bakat, dan meningkatkan prestasi. Selanjutnya kita bisa katakan, “ Untuk hari ini aku akan menjaga lisanku, aku tidak akan mengucapkan kata-kata yang terlarang dan jorok, mencaci maki atau mengumpat. Untuk hari ini aku hidup, maka akau akan membersihkan hidupku, memperindah penampilanku, memperhatikan kerapianku, dan bersikap sewajarnya dengan mengatur cara jalan, bicara dan semua gerakanku.”

Untuk hari ini aku hidup, aku akan bersungguh-sungguh melakukan ketaatan kepada Tuhanku, menunaikan shalat dengan sebaik-baiknya, menghafal ilmu yang berfaedah, dan menelaah buku yang bermanfaat.
Hanya untuk hari ini aku akan hidup, maka aku akan menanamkan kebaikan dalam kalbuku dan mencabut darinya segala bentuk kejahatan yang tumbuh di dalamnya berikut ranting-ranting yang berduri, seperti kesombongan, keangkuhan, pamer, iri, dengki, dan buruk sangka.

Untuk hari ini aku akan hidup, maka aku akan memberikan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, memberikan kebajikan kepada orang lain. Aku akan menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memberi petunjuk kepada orang yang tidak tahu jalan, memberi makan kepada yang lapar, menghibur yang tertimpa musibah, membela orang yang teraniaya, memberikan pertolongan kepada yang lemah, mengasihi yang kecil dan menghormati orang yang dewasa.

Wahai masa depan, engkau masih berada di alam gaib, maka aku tidak akan berinteraksi dengan mimpi-mimpi. Aku tidak akan menjual diriku kepada ilusi dan bayangan. Aku tidak mau jadi peramal yang meramal apa yang akan terjadi esok hari karena hari esok masih belum ada, ia belum diciptakan dan masih belum disebut-sebut keberadaannya.


Posted

in

by

Tags: