HIV AIDS – Virus HIV (Human Immunodefiency Virus) hingga kini belum ada obatnya. Para penderita yang terkena penyakit ini hanya diberikan obat-obat penguat tubuh saja.
Secara umum orang yang berisiko terkena penyakit HIV adalah jika orang tersebut sering melakukan seks tanpa adanya pengamanan dengan lebih dari satu pasangan atau menggunakan obat-obat terlarang dengan suntikan.
Pengertian Virus HIV
Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), AIDS sendiri adalah kumpulan suatu gejala dan infeksi yang biasa disebut dengan istilah syndrom.
Virus HIV menyerang pada sistem kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa adanya pengobatan, seorang yang terkena virus HIV mampu bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terkena infeksi.
Dengan demikian, kedatangan virus HIV dalam tubuh dapat menyebabkan kekurangan sistem imun. Penyaluran virus HIV ini bisa melalui penyaluran reproduksi (Semen), melalui darah, cairan vagina, dan ASI. Virus HIV bekerja dengan cara membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan manusia, salah satu sel penting itu adalah sel T pembantu, sel dendritik, dan sel makrofaga.
Paa tahun 2014, Indonesia mendapat rapor merah dari the Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) atas penanggulangan virus HIV/AIDS. Pasien baru telah meningkat sebanyak 47 persen sejak 2005. Kematian yang disebabkan AIDS di Indonesia masih tinggi, sebab hanya 8 persen saja orang dengan virus HIV AIDS (ODHA) yang memperoleh pengobatan obat antiretroviral (ARV).
Indonesia adalah negara urutan ketiga di dunia setelah China dan India yang mempunyai penderita HIV terbanyak, yaitu berjumlah 640.000 orang. Hal ini wajar, karena ketiga negara adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia, hanya saja prevalensi di Indonesia cuma 0,43% dan masih di bawah tingkat epidemi sebesar satu persen.
Siklus Hidup HIV
Seperti virus pada umumnya, virus HIV hanya bisa bereplikasi dengan cara memanfaatkan sel inang. Siklus hidup virus HIV diawali dengan menempelnya partikel virus (virion) dengan reseptor di permukaan sel inang, di antara partikel virus itu adalah CD4, CXCR5, dan CXCR5. Sel-sel yang menjadi target dari virus HIV adalah sel dendritik, sel T, dan makrofaga.
Sel-sel tersebut terdapat di permukaan lapisan kulit bagian dalam (mukosa) penis, vagina, dan oral, yang umumnya menjadi tempat awal terjadinya infeksi HIV. Selain itu, virus HIV juga bisa langsung masuk ke aliran darah serta bereplikasi di noda limpa.
Setelah partikel virus itu menempel, selubung virus akan melebur dengan membran sel sehingga isi partikel virus itu akan terlepas di dalam sel. Kemudian, enzim transkriptase balik yang ada pada virus HIV akan mengubah genom virus yang asalnya berupa RNA menjadi DNA.
Selanjutnya, DNA virus dibawa ke inti sel manusia sehingga bisa menyisip atau terintegrasi dengan DNA manusia. DNA virus ini disebut sebagai provirus yang bisa bertahan cukup lama di dalam sel. Ketika sel teraktivasi, enzim tertentu yang dimiliki sel inang akan segera memproses provirus menjadi sama dengan DNA manusia, yaitu diubah menjadi mRNA.
Selanjutnya, mRNA itu dibawa keluar dari inti sel dan menjadi cetakan dalam membuat protein dan enzim HIV. Sebagian RNA dari provirus merupakan genom RNA virus. Bagian genom RNA itu akan dirakit oleh protein dan enzim sehingga menjadi virus yang utuh.
Pada tahapan ini, enzim protease virus berperan sangat penting dalam memotong protein panjang menjadi bagian yang pendek dalam menyusun inti virus. Apabila virus HIV utuh sudah matang, maka virus tersebut bisa keluar dari sel inang dan bisa menginfeksi sel berikutnya.
Proses pengeluaran virus tersebut bisa melalui pertunasan, yang mana virus tersebut akan memperoleh selubung dari membran permukaan sel inang.
Penyebab Penularan Virus HIV
Virus HIV bisa menular melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta terjadinya kontak membran mukosa dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari seseorang yang terkena HIV. Cairan tersebut meliputi semen, darah, sekresi, vagina, dan ASI.
Beberapa jalur penularan virus HIV yang sudah diketahui diantaranya adalah melalui hubungan seksual, ASI (dari Ibu ke anak), penggunaan obat-obat terlarang, transfusi dan transplantasi, dan juga paparan pekerjaan.
Namun yang paling beresiko dalam satu kali tindakan adalah transfusi darah dari seorang donor darah yang menderita HIV, yang mana kemungkinan resipien terkena HIV-nya mencapai 90%. Namun sekarang, semua darah dari para pendonor telah mengalami penapisan HIV, sehingga kasus ini sekarang bisa dikatakan sudah tidak ada lagi.
Sedangkan untuk Ibu menyusui yang menderita HIV kemungkinan penularannya sebesar 25%, angka ini dapat ditekan menjadi 1-2% dengan penanganan yang tepat dan pemberian obat-obatan.
Cara lain yang efektif dalam penyebaran virus ini adalah melalui penggunaan jarum suntik yang telah terkontaminasi, lebih lebih di negara yang sulit dalam mensterilisasi alat-alat kesehatan.
Untuk pengguna obat intravena (masuk melalui pembuluh darah) virus HIV bisa dicegah dengan menggunakan alat suntik dan jarum yang bersih. Penularan yang melalui transfusi dan transplantasi hanyalah menjadi bagian kecil penyebab terjadinya virus HIV di dunia yang hanya 3-5% saja. Hal ini juga bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan darah dan transpalan sebelum mendonorkan darah dan menghindari donor yang beresiko tinggi terinfeksi HIV.
Ada jalur-jalur penularan yang dikhawatirkan bisa menyebarkan virus HIV, yaitu melalui air ludah, dari gigitan nyamuk, atau kontak sehari-hari seperti berjabat tangan,berpelukan, terekspos batuk/bersin dari orang penderita HIV, dan menggunakan toilet atau alat makan bersama.
Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan aktifitas itu tidak berakibat penularan virus HIV. Selain yang telah disebukan diatas, ada lagi beberapa aktifitas yang jarang menyebabkan penularan virus HIV yaitu melalui ciuman dan gigitan manusia.
Kata Michael Horberg, MD, direktur HIV/AIDS “Pada tahap awal infeksi HIV, gejala yang paling umum pun tidak ada”.
Jadi di bawah ini ada beberapa macam indikasi yang patut kita curigai, karena bisa jadi mungkin akan menandakan seseorang positif terkena HIV, di antaranya adalah:
Gejala Awal HIV AIDS
-
Demam
Salah satu tanda-tanda pertama ARS (sindrom retroviral akut) adalah demam ringan, hingga mencapai 39C. Demam yang dialami oleh penderita sering disertai dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening dan sakit pada tenggorokan.Carlos Malvestutto, MD menyebutkan bahwa “Pada titik ini virus bergerak ke dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga akan ada reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan pada tubuh”.
-
Kelelahan
Respon inflamasi yang dapat dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan bisa menjadi tanda-tanda awal seseorang mengidap penyakit HIV.
-
Pegal, Nyeri Otot dan Sendi
ARS sering menyerupai seperti gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lainnnya. Bahkan penyakit sifilis atau hepatitis. Hal ini tentu tidak mengherankan. Banyak juga gejala penyakit yang hampir mirip dan bahkan sama, termasuk juga nyeri di persendian dan nyeri pada otot. Serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Kelenjar getah bening adalah salah satu dari sistem kekebalan tubuh yang cenderung akan meradang jika ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha leher ketiak.
-
Mual, Muntah dan Diare
Sekitar 60% orang yang terkena virus HIV memilki gejala jangka pendek seperti mual, muntah dan diare pada tahap awal, kata Dr. Malvestutto. Gejala ini dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, dan biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.
Dr. Horberg pun menyebutnya bahwa “Diare yang tidak henti-hentinya dan tidak merespon obat, mungkin ini merupakan indikasi gejala yang dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik”.
-
Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga adalah salah satu tanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan menganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan sangat baik. Dr. Malvestutto juga menyebutkan bahwa “Ada banyak infeksi oportunistik yang sangat berbeda dan masing-masing dapat datang dengan waktu yang berbeda-beda”.
Pneumonia adalah salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya adalah termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang dapat mempengaruhi otak, cytomegalovirus dan infeksi jamur pada rongga mulut.
-
Sering Kebingunggan
Orang yang terkena virus HIV biasanya mempunyai masalah kebinggungan dan sulit sekali untuk berkonsentrasi. Demensia terkait AIDS mungkin juga dapat melibatkan masalah pada memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung. Bahkan ada pula orang terkena virus ini mulai menjadi ceroboh, kurangnya koordinasi dan lainnya.
-
Kesemutan
Tahap Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebut neuropati perifer, ini pun sering terjadi pada orang yang sering terkena diabetes tidak terkontrol. Gejala ini disebabkan oleh kerusaka pada saraf.
Gejala Tahap Lanjut
Bagi seseorang yang telah mengidap HIV Aids pada tahap lanjut umumnya dia tidak akan merasakan rasa sakit seperti gejala di tahap awal-awal. Hal ini disebabkan karena virus yang ada pada tubuh sudah menyesuaikan diri dan mulai aktif berkembang serta merusak sel-sel tubuh, namun tanpa menyebabkan rasa sakit.
Adapun upaya yang biasa dilakukan pada tahap ini hanya bersifat mengendalikan atau menghambat pertumbuhan sel serta untuk menjaga kerusakan organ agar tidak semakin parah. Tahap lanjut ini bisa terjadi selama bertahun-tahun tergantung dari kondisi fisik si penderita.
Pada gejala tahap lanjut ini seseorang yang menderita memiliki potensi untuk menularkan virus HIV Aids yang ada pada dirinya meskipun jumlahnya sangat kecil. Oleh karena itu kita patut berhati-hati dan selalu memperkuat imunitas tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat.
Gejala Tahap Akhir
Setelah terindikasi mengalami beberapa indikasi-indikasi gejala tahap lanjut, berikutnya seorang penderita akan berlanjut ke tahap akhir yang mana dalam tahap akhir ini, cikal bakal virus yang ada pada tubuh biasanya sudah berubah menjadi virus HIV dan pastinya akan berpengaruh besar terhadap perubahan kesehatan tubuh. Namun hal yang paling terlihat jika seorang penderita telah berada dalam tahap ini mereka akan sangat renta dan kekebalan tubuhnya bisa turun drastis.
Berikut ini ada beberapa gejala yang bisa menjadi pertanda bahwa seorang penderita telah mengidap gejala HIV dalam tahap akhir.
- Sistem kekebalan atau imunitas tubuh seseorang penderita dari hari ke hari akan terus melemah, sehingga dia sangat mudah terserang penyakit.
- Kondisi fisik terutama berat badan penderita bisa turun secara gratis.
- Penderita akan sering mengeluarkan banyak keringat pada siang hari meskipun hari tidak terlalu terik.
- Penderita akan mudah merasa kelelahan sehingga membuat fisik tubuhnya sulit untuk digunakan dalam beraktivitas sepanjang hari.
- Sesekali akan terjadi pembengkakan kelenjar di bagian leher, ketiak maupun daerah selangkangan.
- Penderita akan mengalami berbagai macam gangguan pencernaan hingga membuat mereka merasa mual dan muntah serta mengalami diare selama berhari-hari.
- Terdapat beberapa luka-luka kecil yang akan di temui pada alat kelamin, anus dan di bagian mulut.
- Biasanya penderita juga akan mudah mengalami depresi yang bisa mengacaukan mental dan mengganggu ingatan sang penderita. Bahkan dalam beberapa kasus ada seorang penderita yang sudah kehilangan ingatannya dalam tahap akhir ini.
Jadi apabila kalian telah merasa mengalami salah satu atau beberapa gejala seperti di atas, sebaiknya segera lakukan tindakan untuk melakukan pengobatan baik secara medis sesuai yang di anjurkan dokter maupun dengan berbagai macam cara tradisional.
Fakta-Fakta Gejala HIV AIDS
Penyakit HIV AIDS memang penyakit yang memiliki gejala awal yang sulit untuk dideteksi. Bahkan sering terjadi kesalahan ketika menentukan jenis penyakit yang terjadi seperti kelelahan atau tifus. Padahal penderita HIV AIDS sudah merasa ketakutan. Metode paling ampuh untuk memastikan diagnosa HIV AIDS sebenarnya hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan darah. Di bawah ini akan dijabarkan fakta-fakta yang terjadi pada orang yang terserang virus HIV. Ini dia fakta-fakta HIV AIDS yang perlu anda ketahui:
-
Pembengkakan Kelenjar
Kelenjar getah bening berfungsi untuk mencegah semua infeksi dalam tubuh. Saat virus HIV telah masuk ke dalam tubuh maka akan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening. Kondisi ini disebabkan karena kekebalan tubuh yang menurun drastis dan kelenjar yang bekerja terlalu keras. Penderita dapat mengalami kondisi ini selama beberapa tahun.
-
Penyakit Infeksi
Jika virus HIV telah masuk ke dalam tubuh melawan namun karena infeksi virus tersebut terjadi terlalu sering maka membuat sistem kekebalan tubuh menurun dengan cepat. Setelah terinfeksi virus HIV, maka akan muncul berbagai jenis penyakit pada tubuh seperti radang paru-paru, infeksi pada ginjal, saluran pencernaan, mata bahkan otak. Jika kondisi ini telah terjadi, maka infeksi HIV akan sulit untuk diobati
-
Gangguan Reproduksi
Baik pria maupun wanita yang terinfeksi virus HIV maka dapat menyebabkan gangguan reproduksi. Gangguan ini akan menyebabkan gangguan siklus menstruasi pada wanita. Selain itu, masalah penyakit seksual lainnya akan muncul seperti kanker serviks, infeksi radang panggul dan penyakit kelamin
-
Muncul Ruam pada Kulit
Penderita yang terinfeksi virus HIV akan sangat rentan dengan paparan sinar matahari. Ruam merah dapat terjadi di semua bagian kulit. Biasanya dimulai dengan benjolan kecil yang membuat kulit di sekitarnya menjadi kusan dan bersisik. Selain itu, penyakit kulit dapat berkembang dari infeksi virus herpes.
-
Membuat Tubuh Lemah
Pada tahap lanjut, gejalan yang muncul biasanya disertai dengan banyaknya penyakit yang dapat membuat tubuh menjadi lemah. Penderita akan mengalami gangguan pencernaan yang membuat nafsu makan menurun, batuk kronis, nyeri di semua bagian sendi tubuh dan sulit bernafas. Bahkan pada tahap yang lebih lanjut, penderita dapat menderita tekanan mental yang lebih berat hingga stres.
-
HIV Tidak Menular Melalui Kontak Fisik
Orang tidak akan tertular apabila menggunakan handuk atau gelas yang sama dengan penderita HIV. Penularan HIV terjadi melalui hubungan seks, jarum suntik atau membuat tato dengan peralatan yang tidak steril.
-
HIV Merupakan Penyakit Seumur Hidup
Meski virus HIV dalam tubuh dapat dikontrol, sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan HIV. Obat-obatan antiretroviral dapat menekan virus HIV menjadi berlipat ganda di dalam tubuh. Terapi antiretroviral mencakup tiga atau lebih obat yang harus dikonsumsi pasien selama hidupnya. Perawatan ini dapat mengurangi resiko kematian bagi penderita HIV hingga 80 persen.
Cara Mengurangi Resiko HIV Aids
Penyakit Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah penyakit yang sudah membunuh lebih dari 25 juta orang sejak permulaan wabah di awal tahun 1980an. Lebih dari 33,5 juta orang di dunia terjangkit virus HIV atau mengidap AIDS saat ini.
Tidak ada obat untuk penyakit ini ynag berarti, pencegahan adalah langkah yang paling penting untuk menjaga kesehatan Anda. Lanjutkan membaca untuk mempelajari cara penularan HIV dan cara pencegahan infeksinya.
-
Memiliki Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai HIV
“Sebelum berperang, ketahuilah seluk beluk musuh”, begitulah pepatah kuno yang sering kita dengar. Sebelum melakukan langkah pencegahan, ada baiknya untuk mencari tahu secara detail tentang penyakit berbahaya ini .
Pastikan kalian mengetahui cara penyebaran dan gejala orang yang terapar oleh penyakit ini. Praktek yang baik adalah yang dibarengi dengan ilmu pengetahuan yang cukup. Jadi kita melakukan sesuatu degan alasan yang jelas dan dapat berimprovisasi ketika mengalami kondisi tertentu.
Dengan mengetahui cara penyebaran dan gejala penyakit ini, kita dapat lebih waspada dan awas terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan mengetahui cara persebaran penyakit ini , lita juga tidak akan menjadi parno untuk berinteraksi sosial dengan orang yang terpapar penyakit ini. Karena kita tahu bahwa penyakit ini hanya tertular jika ada percampuran cairan tubuh tertentu, yang sudah dibahas di bagian sebelumnya.
-
Mengurangi Risiko Penularan Virus melalui Kontrol Hubungan Seksual
Salah satu penyebaran virus mematikan ini adalah melalui hubungan seksual. Untuk itu kalian perlu mengontrol hubungan seks agar dapat mengurangi faktor resiko tertular.
Jangan bergonta-ganti pasangan seksual, hal ini sangatlah berbahaya. Karena kita tidak pernah tahu pasangan kita terpapar atau tidak. Semakin kita bergonta-ganti pasangan, makan resiko untuk terpapar akan semakin besar. Cobalah untuk setia ke pasangan anda yang anda percaya bahwa tidak terpapar virus berbahaya ini.
Selain itu, untuk memastikan pasangan anda tidak terpapar, kalian berdua dapat bersama-sama untuk melakukan tes uji HIV untuk memastikan dan membuat rasa saling percaya diantara kalian. Anda juga dapat menggunakan kondom sebagai alat pencegahan.
-
Menghindari Penularan Virus Melalui Pembatasan Jarum Suntik
Jangan menggunakan obat-obatan suntik atau narkoba karena kalian dapat terinfeksi jika menggunakan jarum suntik bekas orang yang terpapar penyakit ini. Virus ini juga sangta populer dikalangan para pencandu narkoba, karena disaat mereka sakau/ingin menggunakan obat terkadang mereka tidak dapat mengotrol diri dan asal menyuntikkan obat kedalam tubuhnya tanpa peduli jarum suntuk bekas orang lain.
Selain itu pembuatan tato yang menggunakan suntikjuga sangat rawan menjadi sarana penularan. Usahakan untuk menghindari penggunaan segala macam jarum yang bekas digunakan seseorang karena kita tidak pernah tahu orang yang memakai. Kesalahan dan kecerobohan sedikit saja dapat merusak kehidupan anda.
-
Mengambil Tindakan Terlihat Indikasi Gejala Penularan
Salah satu pentingnya mempelajari lebih dalam mengenai penyakit ini ialah kita dapat mengambil tindakan dengan cepat ketika timbul indikasi gejala penularan. JIka kalian merasa terpapar cairan yang terinfeksi, kalian dapat melakukan pencegahan penyakit melalui obat retoviral. Obat tersebut dapat mengurangi resiko terpapar jika kontak terjadi kurang dari 72 jam.
Obat ini hanya dikhususkan pada orang yang baru mengalami kontak. Penyalahgunaan dapat berakibat dapat berakibat fatal dan memiliki efek samping bagi kesehatan kalian. Konsulitasikan segala macam keluhan dan gejala yang kalian alami ke dokter agar dapat diambil langkah yang terbaik.