Pacaran merupakan ajang perzinaan. Ada banyak peluang ketika seseorang berpacaran, meskipun tidak melakukan hubungan badan. Zina itu bertingkat mulai dari yang terendah. Di mulai dari zina perasaan, zina anggota badan, sampai zina sejatinya yakni zina kemaluan.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا، أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ، فَزِنَا العَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ المَنْطِقُ، والقلب تَمَنَّى وَتَشْتَهِي، وَالفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ
“Sesungguhnya Allah menetapkan jatah zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari 6243 dan Ahmad 7935)
Oleh karena itu, berdoa pada Allah meminta pacar termasuk doa untuk maksiat. Dan Rasulullah SAW sangat melarang berdoa meminta untuk sesuatu yang haram. Daripada doa meminta pacar yang jelas-jelas hukumnya haram. Lebih baik berdoa meminta jodoh yang tentunya hal tersebut sangat diperbolehkan.