Ada yang bilang bahwa anak kecil seperti kertas putih. Sangat mudah untuk diwarnai dan ditanamkan berbagai nilai-nilai. Jika nilai yang tergores pada anak tidak baik, nilai ini akan terus mengendap di dalam dirinya.
Oleh karena itu sedari dini akan lebih baik jika kamu memberikan kisah-kisah inspiratif yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Salah satu kisah inspiratif Islam yang layak untuk diceritakan adalah Kisah Said bin Zaid.
Adik ipar dari Umar bin Khattab ini telah dijamin masuk syurga oleh Rasulullah. Bagaimanakah keteguhan Said bin Zaid dalam mempertahankan Islam?
Dilahirkan dari Keluarga yang Membenci Berhala
Ayah Said adalah Zaid bin Amr bin Nufail. Ia seorang yang tidak pernah mau menyembah berhala. Ayahnya selalu mencari agama yang hak dan mengingkari kesesatan orang-orang Quraisy.
Ayah Said wafat ketika dalam kepayahan lantaran berlari mencari agama yang hak.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ayah Said berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jika Engkau mengharamkanku dari agama yang lurus ini, maka janganlah anakku, Said diharamkan pula darinya.”
Doa ini ternyata diijabah oleh Allah. Said bin Zaid termasuk ke dalam assabiqunal awwalun. Seruan kebaikan Rasulullah ia sambut dengan cepat. Kala itu Said bin Zaid memeluk Islam di usia yang belum genap 20 tahun.
Keteguhan Mempertahankan Keislaman
Said bin Zaid masuk Islam bersama dengan istrinya yang bernama Fatimah binti Khaththab. Fatimah adalah adik kandung dari Umar bin Khaththab. Seperti halnya pemeluk Islam yang lainnya, Said bin Zaid juga mengalami berbagai penyiksaan dari masyarakat.
Mereka memaksa Said agar kembali kepada agama mereka. Namun, keimanan telah menghujam kuat di hati Said bin Zaid. Penyiksaan-penyiksaan ini tak membuatnya berbalik lagi pada kesesatan.
Ia justru semakin teguh mempertahankan keislamannya. Keteguhan keimanan Said bin Zaid dan istrinya membuat Umar bin Khaththab tergerak hatinya untuk memeluk Islam.
Kala itu Umar bin Khaththab adalah seorang tokoh intelek dan berpengaruh di dalam masyarakat.
Mengikuti Hampir Semua Perang
Dedikasi Said bin Zaid terhadap Islam sudah tidak diragukan lagi. Ia mengikuti semua perang kecuali Perang Badar. Dalam berbagai perang tersebut Said bin Zaid menunjukan keberanian yang luar biasa.
Said tidak mengikuti Perang Badar bukan karena takut atau malas, namun karena ia sedang diberi tugas oleh Rasulullah. Dia bersama beberapa umat Islam berperang melepaskan singgasana Kisra Persia dan berhasil menggulingkan Kekaisaran Romawi.
Salah satu kisah heroik Said bin Zaid adalah saat Perang Yarmuk. Kala itu 24.000 tentara muslim harus menghadapi 120.000 tentara Romawi. Mereka datang ke medan perang dengan langkah yang mantap sehingga menggetarkan bumi.
Di barisan depan para pendeta, perwira tinggi, panglima, dan paderi membawa kayu salib. Mereka mengeraskan membaca doa dan mengulanginya berkali-kali. Kondisi ini membuat kaum muslim terkejut dan timbul ketakutan di hati tentara muslim.
Kemudian Abu Ubaidah bin Jarrah mengobarkan semangat jihad seraya berkata, “Wahai hamba-hamba Allah, menangkan agama Allah! Pasti Allah akan menolong kamu dan memberikan kekuatan kepada kamu.”
“Wahai hamba-hamba Allah, tabahkan hati kalian! Karena ketabahan adalah jalan lepas dari kekafiran, jalan mencari keridhaan Allah, dan menolak kehinaan. Siapkan lembing dan perisai! Tetaplah tenang dan diam! Kecuali dzikrullah (mengingat Allah) dalam hati kalian masing-masing. Tunggu perintah saya selanjutnya, insyaa Allah.”
Tiba-tiba seorang prajurit muslim keluar barisan dan berkata, “Saya ingin syahid sekarang. Adakah pesan-pesan Anda kepada Rasulullah?”
“Ya, ada! Sampaikan salam saya dan salam kaum Muslimin kepada beliau. Katakan kepada beliau, sesungguhnya kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan kami benar-benar terbukti!” Jawab Abu Ubaidah.
Orang tersebut tanpa takut menghunus pedang dan terus menyerang musuh-musuh Allah. Said bin Zaid terbakar semangatnya. Ia berdiri di atas lututnya dan membidikkan lembing untuk menikam seorang musuh.