Rasulullah SAW adalah suri tauladan yang baik bagi seluruh alam semesta. Termasuk dalam hal makan, Beliau telah memberikan tata aturannya melalui sikap sehari-hari. Tata aturan ini biasa disebut dengan adab. Adab makan Rasulullah SAW tidak hanya memperhatikan estetika dan sopan santun saja, melainkan juga kesehatan. Berikut adalah adab makan dan minum Rasulullah SAW yang seharusnya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adab ketika Makan dan Minum
1. Memakan makanan dan minuman yang halal.
Sesuai perintah Allah Ta’ala agar memakan makanan yang halal lagi baik, firman-Nya,
[arabtext]يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ[/arabtext]
“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)
2. Mendahulukan makan dari shalat jika makanan telah dihidangkan.
Maksud dari ‘telah dihidangkan’ yaitu sudah siap disantap. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)
Faedahnya supaya hati menjadi tenang dan tidak memikirkan makanan saat shalat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur adalah tingkat lapar seseorang. Jika seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan hendaknya dia makan terlebih dahulu. Akan tetapi, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.
3. Tidak makan dan minum dengan menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak.
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam salah satu riwayat Muslim disebutkan, “Sesungguhnya orang yang makan atau minum dalam bejana perak dan emas …”
4. Jangan berlebih-lebihan dan boros.
Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah di antara sifat setan dan sangat dibenci Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra` ayat 26-27 dan Al-A’raf ayat 31. Berlebih-lebihan juga merupakan ciri orang-orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh lambung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Mencuci tangan sebelum makan.
Sebenarnya hal ini tidak dicontohkan Rasulullah SAW, akan tetapi para salaf (generasi terdahulu yang shalih) melakukan hal ini. Mencuci tangan berguna untuk menjaga kesehatan dan menjauhkan diri dari berbagai penyakit.
6. Jangan menyantap makanan dan minuman dalam keadaan masih sangat panas atau sangat dingin.
Makan makanan yang sangat panas atau sangat dingin membahayakan tubuh. Mendinginkan makanan hingga layak disantap akan mendatangkan berkah berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya yang demikian itu dapat mendatangkan berkah yang lebih besar.” (HR. Ahmad)
7. Makan bersama-sama dengan orang lain.
Tuntunan ini diperuntukkan terutama bagi orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang. Para sahabat ra, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi tidak merasa kenyang.” Rasulullah SAW menjawab, ”Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).” Mereka menjawab, ”Benar.” Beliau kemudian bersabda, “Berkumpullah kalian atas makanan kalian dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)
8. Dianjurkan memuji makanan dan dilarang mencelanya.
Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya. (HR. Muslim)
9. Membaca tasmiyah (basmallah) sebelum makan.
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Di antara faedah membaca basmallah di setiap makan yaitu supaya setan tidak ikut makan apa yang kita makan. Suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama seseorang yang sedang makan. Orang itu belum menyebut nama Allah hingga makanan yang dia makan itu tinggal sesuap. Ketika dia mengangkat ke mulutnya, dia mengucapkan, ‘Bismillaahi fii awwalihii wa aakhirihi’. Maka Nabi SAW tertawa dibuatnya seraya bersabda, “Masih saja setan makan bersamanya, tetapi ketika dia menyebut nama Allah maka setan memuntahkan semua yang ada dalam perutnya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i)
10. Makan dan minum dengan tangan kanan dan dilarang dengan tangan kiri.
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian makan, makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW mendoakan keburukan bagi orang yang tidak mau makan dengan tangan kanannya. Seseorang makan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dengan tangan kirinya, maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Orang itu menjawab, “Saya tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak bisa!” Orang tersebut tidak mau makan dengan tangan kanan hanya karena sombong. Akhirnya dia benar-benar tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya. (HR. Muslim)
11. Makan mulai dari makanan yang terdekat.
Umar Ibnu Abi Salamah ra berkata, “Saya dulu adalah seorang bocah kecil yang ada dalam bimbingan (asuhan) Rasulullah SAW. Tangan saya (kalau makan) menjelajah semua bagian nampan. Maka Rasulullah SAW menegur saya, ‘Wahai bocah bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu.’ Maka demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini sekaligus sebagai penguat dari kedua adab makan sebelumnya dan menjelaskan bagaimana cara menasihati anak tentang adab-adab makan. Lihat, nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam sangat dipatuhi oleh Umar Ibnu Abi Salamah pada perkataan beliau, “ … demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.“
12. Memungut makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian memakannya.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW, “Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)
Hal ini merupakan salah satu bentuk syukur atas makanan yang telah Allah Ta’ala berikan dan bentuk kepedulian kita terhadap fakir miskin.
13. Makan dengan tiga jari.
Yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, kemudian menjilati jari dan wadah makan selesai makan. Ka’ab bin Malik ra berkata, “Saya melihat Rasulullah SAW makan dengan tiga jarinya. Apabila beliau telah selesai makan, beliau menjilatinya.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian selesai makan, maka janganlah ia mengusap jari-jarinya hingga ia membersihkannya dengan mulutnya (menjilatinya) atau menjilatkannya pada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksudnya yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya, misalnya anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.
14. Duduk untuk makan tidak dengan cara bersandar.
Rasulullah SAW bersabda,“Aku tidak makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari)
Maksudnya adalah duduk yang serius untuk makan. Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW saat makan duduk dengan menduduki salah satu kaki dan menegakkan kaki yang lain adalah dhaif (lemah). Cara yang benar adalah Rasulullah SAW duduk bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.
15. Apabila lalat terjatuh dalam minuman.
Nabi SAW bersabda, “Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya ada penyakit dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR. Bukhari)
16. Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makan.
Salah satu doa setelah makan yaitu, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)
17. Buruknya makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih utama sambil duduk.
Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya ra, dia berkata, “Saya melihat Rasulullah SAW minum sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR. Tirmidzi)
Nabi SAW melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah ra berkata, “Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi’.” (HR. Muslim)
18. Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.
Rasulullah SAW minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan memuji Allah di akhirnya.
Apabila Nabi SAW minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi SAW dalam sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam gelas.”(HR. Bukhari)
19. Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah, ‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.” (HR. Al-Baihaqi)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR. Ibnu Majah)
20. Dianjurkan tidak diam dan tenang menikmati makanan seperti halnya orang-orang Yahudi.
Ishaq bin Ibrahim berkata, “Pernah suatu saat aku makan dengan Abu ‘Abdillah (Imam Ahmad) dan sahabatnya. Kami semua diam dan beliau (Imam Ahmad) saat makan berkata, ‘Alhamdulillah wa bismillah’, kemudian beliau berkata, ‘Makan sambil memuji Allah Ta’ala adalah lebih baik dari pada makan sambil diam’.”
Semoga bermanfaat
*disarikan dari berbagai sumber