Sungguh beruntung sekali jika kamu bisa mengerjakan puasa enam hari di bulan Syawal. Hal ini sungguh keutamaan yang luar biasa. Oleh karena itu, marilah kita semua mengerjakan puasa tersebut demi mengharapkan ampunan dan rahmat Allah.
Namun harus diperhatikan, jika kamu akan mengerjakan puasa Syawal tapi masih memiliki tanggungan puasa wajib, sebaiknya kamu mendahulukan yang wajib dulu. Karena bagaimanapun, perkara wajib harus lebih diutamakan daripada yang sunah.
Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang puasa Syawal. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ ِستَةٍ ِمنْ شَوَالٍ سُنَةً ِللَه تَعَالَي
NAWAITU SHOUMA GHODIN ‘ANSITTATIN MIN SYAWAALI SUNNATAN LILLAAHI TA’ALAA
Artinya : “Saya niat berpuasa sunnah enam haru bulan Syawal karena Allah“.
Tata Cara Puasa Syawal
Setiap ibadah pasti ada tata caranya. Termasuk puasa Syawal ini. Oleh karena itu, mari simak dengan seksama.
- Puasa Syawal dikerjakan selama enam hari.
- Lebih utama dikerjakan sehari setelah Idul Fithri. Namun jika ingin mengerjakan di lain hari pun tidak apa, asal masih di bulan Syawal.
- Lebih utama dikerjakan secara berurutan. Akan tetapi jika tidak beurutan pun tidak apa-apa.
- Usahakan untuk mengerjakan puasa qodho’ terlebih dahulu supaya mendapatkan ganjaran puasa Syawal yaitu puasa setahun penuh.
- Puasa syawal boleh dilakukan di hari Jumat dan hari Sabtu.
Pahala Puasa Syawal
Orang yang mengerjakan satu kebaikan akan mendapatkan sepuluh kebaikan. Puasa Ramadhan dikerjakan selama sebulan berarti akan mendapatkan pahala 10 bulan puasa. Puasa Syawal dikerjakan enam hari berarti akan mendapatkan pahala 60 hari atau 2 bulan puasa. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa penuh di bulan Ramadhan, kemudian diteruskan berpuasa enam hari di bulan syawal, maka akan mendapatkan puasa seperti setahun penuh.
Manfaat Puasa Syawal
Berikut ini manfaat dari puasa Syawal.
- Berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan bisa menyempurnakan ganjaran berpuasa setahun penuh.
- Puasa Syawal dan puasa Sya’ban seperti shalat rawatib qobliyah dan ba’diyah. Amalan sunah seperti ini bisa menyempurnakan kekurangan serta cacat yang terdapat dalam amalan wajib. Setiap orang pasti mempunyai kekurangan dalam amalan wajib. Nah, amalan sunah sepert ini yangi akan menyempurnakannya.
- Mulai membiasakan berpuasa setelah puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Jika menerima amalan hamba, maka Allah akan memberikan taufik atau hidayah kepada kita pada amalan sholih selanjutnya. Sebagian salaf mengatakan, “Balasan dari sebuah amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian dia melanjutkan dengan kebaikan selanjutnya, maka hal itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula orang yang mengerjakan kebaikan kemudian dilanjutkan dengan melakukan kejelekan, maka hal itu adalah tanda tidak diterimanya atau tertolaknya amalan kebaikan yang sudah dikerjakan”.
- Karena Allah sudah memberi taufik/hidayah dan menolong kita untuk mengerjakan puasa Ramadhan dan berjanji mengampuni dosa kita yang sudah berlalu, maka seharusnya kita mensyukuri hal ini dengan mengerjakan puasa setelah Ramadhan. Seperti para salaf dahulu, setelah malam harinya mengerjakan shalat malam, di siang harinya mereka berpuasa sebagai rasa syukur pada Allah atas taufik/hidayah yang diberikan.
- Melanggengkan maghfirah (ampunan). Orang yang melakukan puasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya’ ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah ‘Idul Fitri adalah sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Sungguh merupakan nikmat yang besar ketika mendapat pengampunan dosa-dosa yang sudah diperbuat.
Demikian penjelasan mengenai puasa Syawal. Untuk menambah wawasan kamu dalam dunia islami. kamu bisa membaca artikel kita yang lainnya mengenai puasa senin kamis dan puasa rajab. Semoga bermanfaat ya. Sekian dan terima kasih