SIFAT WAJIB ALLAH – Allah SWT maha sempurna. Tidak ada sesuatu atau apapun yang bisa menandingi kesempurnaannya. Di balik kesempurnaannya itu, Allah SWT ternyata mempunyai sifat-sifat wajib yang luar biasa. Bagi seorang muslim, sifat-sifat wajib ini tentu harus diketahuinya. Lantas, apa saja sifat-sifat wajib Allah itu? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Wujud (Ada)
Maksudnya adalah Allah itu sudah ada dengan sendirinya. Tidak ada yang menciptakan atau mengadakannya.
Qidam (Awal / Dahulu)
Sifat Allah yang satu ini menunjukkan bahwa Allah SWT yang merupakan pecinta alam semesta terlebih dahulu ada dari apa alam semesta itu sendiri dan segala ciptaanNya.
Baqa’ (Kekal)
Allah mempunyai sifat kekal dan abadi selama-lamanya. Kekekalan Allah SWT tidak akan berkesudahan sampai kapanpun. Oleh karena itulah, Allah SWT mempunyai sifat baqa’.
Mukholafatu Lilhawadist (Berbeda dengan ciptaan atau makhlukNya)
Sifat ini menandakan bahwa Allah SWT berbeda dengan makhlukNya atau hasil ciptaan-ciptaanNya. Coba kamu perhatikan hasil makanan yang dibuat sendiri tidak mungkin sama dengan makanan yang dibuat orang lain.
Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan ZatNya sendiri)
Maksudnya adalah Allah SWT berdiri dengan zatNya sendiri tanpa memerlukan bantuan yang lain. Sehingga keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya dan tidak ada yang menciptakannya.
Wahdaniyyat (Esa atau Tunggal)
Maksudnya adalah bahwa Allah SWT itu Tuhan yang Maha Esa, baik itu esa perbuatanNya, esa sifatNya ataupun zatNya. Zat Allah SWT merupakan zat yang tidak mempunyai unsur penyatuan, penjumlahan atau perkiraan. Berbeda sekali dengan makhlukNya yang diciptakan dari berbagai unsur seperti daging, tulang, kulit dan sebagainya.
Qudrat (Berkuasa atas segala sesuatu)
Allah berkuasa atas segala sesuatu. Kekuasaan Allah itu mutlak dan tak ada yang bisa menandingi dan membatasinya. Berbeda sekali dengan kekuasaan manusia yang terbatas dan bisa ditandingi kekuasaannya.
Irodat (Berkehendak)
Allah SWT menciptakan alam semesta atas kehendakNya sendiri, tidak ada paksaan atau campur tangan dari pihak manapun. Segala sesuatu yang jika Allah kehendaki, pastilah terjadi. Begitupun jika Allah tak menghendaki, maka hal itu tidak akan terjadi.
Ilmu (Mengetahui)
Maksudnya adalah bahwa Allah SWT mempunyai pengetahuan yang sangat sempurna. Ilmu Allah SWT tidak terbatas dan tidak ada pula yang bisa membatasinya. Allah SWT Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta. Seluruh kejadian yang terjadi pasti Allah mengetahui semuanya.
Hayat (Hidup)
Maksudnya adalah Allah SWT hidup dengan zatNya dan tidak ada yang menghidupkannya. Berbeda sekali dengan maklukNya yang bisa hidup karena sudah diciptkan terlebih dahulu.
Sama’ (Mendengar)
Allah SWT maha mendengar atas setiap suara yang terucap di alam semesta ini. Baik yang diucapkan dengan lisan maupun yang diucapkan dengan hati semuanya pasti Allah SWT mendengarnya. Pendengaran Allah SWT sungguh maha sempurna karena tidak terhalang oleh apapun, berbeda dengan pendengaran makhlukNya yang terbatas oleh ruang dan waktu.
Basar (Melihat)
Maksudnya adalah bahwa Allah SWT maha melihat atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini. Selain itu, penglihatan Allah itu bersift mutlak, artinya tidak dapat dihalangi oleh apapun dan dibatasi oleh jarak sejauh apapun. Segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam semesta ini pastinya akan selalu terlihat dan ada dalam pengawasan Allah SWT.
Kalam (Berbicara atau Befirman)
Allah SWT mempunyai sifat kalam artinya Allah SWT telah berfirman dalam kitabNya yang diturunkan kepada para nabi dan rasulNya. Segala perkataan atau pembicaraan Allah SWT tentunya tidak sama dengan perkataan atau pembicaraan manusia.
Kaunuhu Qadirun
Maksudnya adalah Allah SWT berkuasa untuk mengadakan dan mentiadakan.
Kaunuhu Muridun
Maksudnya adalah keadaan Allah SWT yang menghendaki dan menentukan sesuatu, DIA berkehendak atas setiap nasib dan takdir manusia.
Kaunuhu Alimun
Maksudnya adalah keadaan Allah SWT yang mengetahui segala sesuatu dan juga mengetahui segala hal yang belum atau sudah terjadi. Allah SWT bisa mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
Kaunuhu Hayyun
Allah SWT itu hidup, DIA zat yang tidak akan pernah lengah, tidur dan mati.
Kaunuhu Sami’un
Allah SWT maha mendengar setiap pembicaraan yang dilakukan oleh manusia. Allah juga maha mendengar segala do’a atau permintaan hambaNya.
Kaunuhu Basirun
Allah SWT maha melihat setiap benda yang ada. Allah juga pasti selalu melihat setiap pergerakan hambaNya. Oleh karena itu, hendaknya kita semua mempunyai rasa selalu diawasi olehNya.
Kaunuhu Mutakallimun
Maksudnya adalah Keadaan Allah SWT yang bisa berkata-kata, berbicara atau berfirman melalui kitabNya. Allah SWT tidak bisu.
Demikian penjelasan mengenai sifat-sifat wajib Allah SWT yang perlu diketahui oleh setiap muslim. Semoga bermanfaat ya. Sekian dan terima kasih.
SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH SWT
Selanjutnya, selain 20 sifat wajib bagi Allah, juga ada 20 sifat muhal/mustahil pada Allah. Artinya, Allah tidak mungkin memiliki sifat nuhal ini. 20 sifat mustahil ini adalah sebagai berikut:
‘Adam
‘Adam adalah kebalikan dari sifat wujud. ‘Adam memiliki arti tidak ada. Jadi mustahil Allah tidak ada. Buktinya adalah wujudnya alam semesta ini. Adanya alam semesta ini menunjukkan adanya yang menciptakan. Dan Allah lah yang menciptakan alam semesta ini. Jadi, mustahil Allah bersifat ‘Adam.
“Dan dialah yang menciptakan bagimu sekalian, pendengaran, pengelihatan dan hati (tapi) amatlah sedikit kamu bersyukur. Dan Dia telah menciptakan dan mengembang biakkan kamu di bumi dan kepadanNya-lah kamu akan dihimpunkan. Dan Dia pula-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Mengapa kamu tidak memahaminya?”.(Q.S. Al-Mu’minun / 23 : 78-80 )
Hudus
Hudus adalah kebalikan dari sifat Qidam. Hudus memiliki arti baru, maksudnya adalah dimulai dari penciptaan. Seperti yang kita ketahui di dunia ini. Setiap sesuatu yang dimulai dari penciptaan berarti itu adalah sesuatu yang baru.
Allah mustahil bersifat baru. Karena Allah adalah dzat yang dahulu tanpa permulaan dan tanpa penciptaan. Lalu, apakah bisa? bagaimana caranya? Apakah ada sesuatu yang tanpa permulaan dan tanpa penciptaan?
Akal kita terlalu lemah untuk memikirkannya.
“Tafakkaruu fy kholqillah walaa tafakkaruu fy dzaatillah”
Renungkanlah ciptaan Allah, dan janganlah memikirkan seperti apa dzat Allah.
Dan untuk memudahkan pemahaman bahwa Allah adalah dzat yang awal tanpa permulaan dan akhir tanpa batas, kita bisa menganalogikannya dengan angka. Angka adalah sesuatu yang tidak memiliki permulaan, minus berapapun tidak ada habisnya.
Sebaliknya, angka juga tidak memiliki batas, berapapun angka tetap akan mampu menjangkaunya. Jika angka yang ciptaan Allah saja bisa membuktikan bahwa awalnya tanpa permulaan dan akhir tanpa batas. Apalagi Allah yang menciptakan. Sangat masuk akal bukan?
Dan lagi, adanya permulaan itu menunjukkan terikat waktu. Oleh sebab itu sesuatu yang memiliki permulaan akan dikatakan “diawali”. Allah adalah dzat yang tidak terikat dengan waktu dan ruang. Sehingga tidak bisa dikatakan pada Allah “kapan” atau “dimana”.
“Dialah yang awal dan akhir, yang dhahir dan yang bathin. Dan Dia maha Mengetahui segala sesuatu”. ( QS. Al-Hadid / 57 : 3)
Fana’
Fana’ adalah kebalikan dari sifat Baqo’. Fana’ memiliki arti rusak. Mustahil bagi Allah memiliki sifat fana’, karena dzat Allah adalah kekal abadi. Sifat rusak hanya dimiliki oleh makhluknya. Dzat Allah adalah sempurna.
”Semua yang ada dibumi akan binasa. Dan tetap kekal Dzat tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS Ar-Rahman/55 : 26-27)
Mumatsalatuhu lil-hawadits
Mumatsalatu lil hawadits adalah kebalikan dari sifat Mukholafatu lil hawadits. Mumatsalatu lil hawadits memiliki arti menyerupai dengan yang baru/dengan yang diciptakan. Jadi sangat mustahil bagi Allah memiliki sifat menyerupai dengan makhluknya.
Allah tidaklah sama dengan makhluknya. Jika pendengaran manusia terbatas jarak, maka Allah maha mendengar yang tidak terikat oleh jarak. Jika pandangan manusia terbatas pada jarak dan kejelasan objeknya, maka Allah maha melihat tanpa terikat oleh apapun.
Ingat, Allah tidak terikat oleh ruang dan waktu, tidak ada sesuatu apapun yang menyamainya.
”Dan tidak ada sesuatu pun yang sama dengan Dia (Allah)”. (QS Al-Ikhlas/112 : 4).
Ihtiyajuhu Lighairihi
Ihtiyajuhu Lighairihi adalah kebalikan dari sifat Qiyamuhu binafsihi. Ihtiyajuhu Lighairihi memiliki arti butuh dengan sesuatu selainnya. Mustahil bagi Allah membutuhkan sesuatu selain dirinya. Justru semua yang ada di dunia inilah yang membutuhkan Allah.
Meskipun jika ada manusia yang jika ditanya merasa tidak membutuhkan Allah, sejatinya dia sangat membutuhkan Allah. Sebab apa-apa yang digunakan untuk menopang kehidupan adalah Allah yang memenuhi, hanya saja manusia itu tidak merasa karena Allah sudah menetapkan rizkinya yang digunakan untuk menopang kehidupannya itu. sehingga manusia inkar akan mengatakan dia tidak butuh Allah. Na’udzubillah min dzalik.
Ta’addud
Ta’addud itu berarti lebih dari satu, jadi ini salah satu sifat mustahil bagi Allah SWT karena jika Allah lebih dari satu pasti nantinya akan terjadi perbedaan pendapat layaknya manusia.
Misalnya saja aturan mengenai peredaran bintang dan planet-planet, apabila terjadi perbedaan cara pengaturannya maka bisa berakibat tabrakan. Bahkan keesaan Allah sendiri telah dijelaskan dalam surat Al-Anbiyaa ayat 21:22 yaitu
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”.
Ajzun
Sifat mustahil bagi allah selanjutnya adalah ajzun yang berarti lemah. Apabila manusia sebagai makhluk ciptaannya saja memiliki kekuatan fisik dan pikiran yang dengan kekuatan tersebut bisa mengingkatkan taraf hidup dan bisa mengolah sumber daya alam, apalagi kekuatan yang dimiliki oleh Allah SWT jauh lebih besar. Maka mustahil jika Allah memiliki sifat Ajzun atau lemah.
“Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah, baik yang di langit maupun yang di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS Fathir/35 : 44)
Karahah
Allah juga tidak mungkin memiliki sifat karahah yang artinya terpaksa. Karena dalam Al-Quran surat Al-Hud ayat 107 disebutkan bahwa “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap segala yang Dia kehendaki.”
Allah tidak mungkin melakukan segala sesuatu hal atas dasar terpaksa, karena sudah pasti semua berdasarkan apa yang Dia kehendaki.
Jahlun
Jahlun itu artinya bodoh. Maka sangat tidak mungkin jika Allah SWT memiliki sifat tersebut. Bahkan manusia saja diciptakan dengan sebaik-baiknya makhluk dan mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri. Dari hal penalaran itu saja sudah mampu membuktikan jika Allah sebagai maha pencipta tentunya memiliki ilmu yang sangat luas, bahkan melebihi apa yang ada di dunia ini.
Mautun
Berikutnya Allah juga tidak mungkin memiliki sifat Mautun atau mati. Seperti yang kita tahu Allah itu maha kekal abadi. Allah juga maha menghidupkan orang-orang yang mati, oleh karena itu sangat mustahil Allah sebagai pencipta bersifat mautun.
Dalam Al-quran disebutkan:
”Allah tidak ada tuhan selain Dia yang maha hidup, kekal, dan terus menerus mengurus ( mahlukNya ) tidak mengantuk dan tidak tidur”. (QS al-Baqarah/2 : 255).
Shamamun
Shamamun merupakan sifat mustahil dari Allah yang artinya tuli. Sifat ini adalah kebalikan dari sifat Sama’ yang memiliki arti mendengar. Allah tidak mungkin memiliki sifat ini karena Allah mendengar setiap doa dari hamba-Nya yang beriman meskipun hanya berupa bisikan dari dalam hati. Allah Maha Mengetahui dan Maha Mendengar setiap apa yang diucapkan oleh makhluk-Nya baik itu saat berteriak, berbisik bahkan dalam hati.
Seperti yang tertulis pada Quran Surat Al-Baqarah ayat 256 yang berbunyi “Dan Allah maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Umyun
Sifat mustahil dari Allah selanjutnya adalah Umyun. Umyun berarti buta. Ini adalah kebalikan dari sifat wajib Allah yaitu Basar yang berarti melihat. Manusia dan binatang yang diciptakan oleh Allah diberikan indra mata untuk melihat apalagi Allah yang Maha Melihat tidak mungkin atau mustahil jika memiliki sifat ‘umyun (buta)
Sifat Allah yang Maha Melihat telah dijelaskan dalam firman-Nya dalam Quran Surat Al-Mu’min ayat 19 sampai 20 yang berbunyi “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Selain pada Quran Surat Al-Mu’min ayat 19 sampai 20, dijelaskan juga pada Quran Surat Al-An’am ayat 103 yang berbunyi “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Allah dapat melihat dan mengetahui setiap perbuatan yang kita lakukan walaupun itu di tempat yang sangat sempit dan gelap karena Allah memiliki sifat Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Bahkan semut hitam kecil yang berjalan dalam kegelapan, Allah mengetahui persis apa yang dilakukan oleh semut tersebut.
Bukmun
Bukmun merupakan sifat mustahil yang dimiliki Allah yang berarti bisu. Ini berkebalikan dengan sifat wajib Allah yaitu Kalam yang berarti berbicara atau berfirman.
Allah SWT menurunkan wahyu kepada para nabi dan dari wahyu tersebut kemudian terhimpun kalamullah yang tertulis dalam kitabullah. Bukti adanya Al-Qur’an yang berisikan firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW membuktikan bahwa mustahil apabila Allah memiliki sifat bukmun atau bisu.
Seperti yang telah tertulis pada Quran Surat Al-Baqarah ayat 23 yang berbunyi
“Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”
‘Aajizan
Sifat mustahil Allah selanjutnya adalah ‘Aajizan yang artinya Maha Lemah. Ini merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah yaitu Kaunuhu Qadirun yang berarti berkuasa untuk mengadakan dan meniadakan. Sehingga Allah dapat dengan mudah mengadakan dan meniadakan sesuatu sesuai kehendak-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak mungkin memiliki sifat Maha Lemah (‘Aajizan)
Mukrahan
Sifat mustahil yang kelimabelas adalah Mukrahan atau Maha Terpaksa. Ini merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah yaitu Kaunuhu Muridun yang berarti menghendaki dan menentukan sesuatu.
Kaunuhu Jahilan
Sifat mustahil allah yang selanjutnya adalah Jahilan. Jahilan merupakan lawan dari sifat wajib allah yaitu Kanuhu alimun. Seperti yang dibahas sebelumnya, kanuhu alimun adalah keadaan Allah SWT yang maha mengetahui segala hal yang belum atau sudah terjadi dan Allah SWT juga mengetahui isi hati dan pikiran manusia. Kemudian makna dari sifat mustahil Kanuahu Jahilan ialah keadaanya yang bodoh.
Allah tidaklah mungkin memiliki sifat seperti itu. Sebagai mana tercantum dalam kitab suci al-quran pada surah an-nisa ayat 176 yang bermakna “Dan Allah SWT maha mengetahui segala sesuatu…”. Oleh karena itu, tanamkan dalam diri kita untuk terus menjadi individu yang lebih baik, sesungguhnya Allah maha mengetahui isi hati kita, dan semoga allah meridhoinya.
Kaunuhu Mayyitan
Sifat Mayyitan merupakan sifat mustahil atau tidak mungkin ada pada diri Allah SWT. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah yaitu Kanuahu Hayyan yang bermakna Allah SWT itu selalu hidup dan DIA zat yang tidak akan pernah lengah, tidur dan mati. Sedangkan kebalikannya yaitu Mayyitan bermakna keadaanya yang mati. Tidak mungkin Allah SWT sang pencipta dapat mati, hanya mahluklah yang dapat mati. Sebagaimana yang tertulis didalam surah Al Furqan ayat 58 yang berbunyi “Dan bertwakallah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati”.
Kaunuhu Asamm
Selanjutnya sifat mustahil Allah adalah Assam. Sifat mustahil yang satu ini berlawanan atau mustahil dan tidak mungkin ada pada dzat sang pencipta. Kaunuhu Assa bermakna keadaanya yang tuli, berlawanan dengan sifat wajib Allah SWT yaitu Sami’un yang berarti Allah SWT maha mendengar setiap pembicaraan yang dilakukan oleh manusia dan juga maha mendengar segala do’a atau permintaan hambaNya. Sebagai mana dituliskan dalam surah al baqarah ayat 256 yang bermakna “Allah Maha mendengar dan Maha mengetahui”. Oleh karena itu, kita harus selalu percaya bahwa Allah tidak pernah tidak mendengar doa kita, tetaplah meminta, berdoa, dan berserah kepadanya, Sesangguhnya manusia tidak memiliki daya dan kekuatan untuk melakukan apapun, kecuali atas nikmatnya.
Kaunuhu A’ma
Kaunuhu A’ma merupakan lawan dari sifat wajib allah yaitu kaunuhu bashiraan. Seperti yang kita sudah bahas sebelumnya, Sifat wajib allah yang wajib kita percayai ini bermakna Allah SWT maha melihat setiap benda yang ada di bumi dan langit. DIA juga pasti selalu melihat setiap pergerakan mahluknya. Sebagai mana yang dijelaskan dalam surat al hujurat ayat 18 yang bermakna “Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan”. Sedangkan arti dari A’ma itu sendiri ialah buta. Tidaklah mungkin seorang pencipta yang menciptakan seluruh mahluk mempunyai sifat yang seperti itu. Oleh karena itu kita harus selalu takut dan mengingat bahwa Allah selalu ada mengawasi setiap gerak-gerik perbuatan yang kita lakukan.
Kaunuhu Abkam
Sifat mustahil Allah SWT yang terakhir ialah Kaunuhu Abkam. Kaubuhu Abkam ini merupakan lawan dari sifat wajib Allah, yaitu Kaunuhu Mutakalliman. Apa yang dimaksud dengan kaunuhu Mutakaliman? Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Kaunuhu mutakaliman memiliki arti bahwa keadaan Allah SWt yang dapat berkata-kata, berfirman atau berbicara melalui kitab yang diturunkan. Sedangkan kan sifat Kaunuhu Abkam bermakna bisu. Sebagai seorang muslim, kita harus mempercayai Al-Quran dan para nabi sebagai penyalur atau media yang menyampaikan kata-kata dari Allah.
Itulah sifat-sifat wajib bagi Allah SWT dan juga sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. Jadi Allah sebagai sang maha pencipta dan maha sempurna tentunya tidak ada kekurangan baginya. Tidak ada tuhan selain Dia dan tidak ada yang patut disembah selain Dia.