SURAT AR-RAHMAN – Surat Ar-Rahman merupakan surat yang ke 55 di Al-Quran. Surat ini merupakan salah satu surat favorit sehingga banyak sekali orang yang membacanya.
Ada berbagai macam alasan yang menjadikan surat ini menjadi surat favorit. Salah satunya mungkin karena susunan ayatnya yang begitu indah dan nyaman untuk dibaca. Selain itu, berbagai keutamaan yang begitu luar biasa akan didapatkan ketika sudah membacanya.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang keutamaan membaca surat Ar-Rahman. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Mengingatkan Kepada Diri Kita Bahwa Allah SWT Mempunyai Sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih)
Sesuai dengan salah satu sifatNya, Allah SWT mempunyai sifat Ar-Rahman yang berarti maha pengasih. Allah selalu mengurusi kebutuhan makhluk-makhlukNya. DIA tidak pandang bulu dalam memberikan kasihNya baik untuk orang muslim maupun orang kafir, semuanya Allah kasih.
Tatkala kasih sayang menyatu pada diri seseorang melainkan akan memperindah orang tersebut. Tatkala kasih sayang terlepas pada diri seseorang, tentu akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut. Oleh sebab itu, sudah semestinya bila kita merindukan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan Allah Swt. untuk selanjutnya meneladaninya dengan menjadikan diri kita penebar kasih sayang kepada sesama.
Kasih sayang bida diibaratkan pancaran cahaya matahari saat pagi hari. Dari dulu hingga sekarang, ia terus-menerus memancarkan cahayanya dan tidak sedikit pun sang cahaya matahari yang telah terpancar kembali pada dirinya. Semestinya, seperti itulah sumber kasih sayang di dalam hati kita. Ia benar-benar melimpah terus, dan tidak pernah ada habisnya.
Untuk menghadirkan kepekaan dalam menyayangi orang lain, kita dapat mengawalinya dengan menyayangi diri sendiri. Hadapkanlah tubuh ini pada cermin sambil bertanya, “Apakah wajah indah yang rupawan ini akan bercahaya kelak di akhirat nanti atau bahkan sebaliknya, wajah ini akan hitam legam karena terbakar oleh api Jahanam?”
Lihatlah hitamnya mata kita, apakah mata ini, mata yang bisa melihat Allah, melihat Rasulullah saw., melihat para kekasih Allah di surga nanti, atau mungkin akan terburai oleh maksiat yang pernah dilakukannya? Bibir ini, apakah ia akan dapat tersenyum senang di surga sana atau bahkan bibir yang lidahnya akan menjulur tercabik-cabik?
Perhatikan juga tubuh gagah dan tegap kita, apakah mungkin ia akan berpendar penuh cahaya di surga sana sehingga layak bersama-sama dengan pemilik tubuh mulia, Rasulullah saw., atau bahkan tubuh ini malah akan membara, menjadi bahan bakar dalam kerak panasnya api Jahanam?
Bersihnya kulit kita, renungkanlah apakah ia dapat menjadi indah bercahaya atau bahkan akan hitam legam akibat gosong oleh pansnya api Jahanam? Mudah-mudahan dengan merenungkan juga menafakuri diri, kita bisa lebih mempunyai kekuatan untuk menjaga diri kita.
Setelah itu, jauhkan diri kita dari menyepelekan makhluk ciptaan Allah, karena Allah tidaklah menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang diciptakan Allah Swt. penuh dengan ilmu dan hikmah pelajaran. Semua yang berjalan, yang terlihat, juga yang terdengar, dan apa saja karunia Allah Azza wa Jalla merupakan sarana untuk bertafakur jika hati ini bisa merasakan dengan penuh kasih sayang.
Mengingatkan Kepada Diri Kita Atas Nikmat-nikmatNya yang Telah Diberikan
Di dalam surat Ar-Rahman terdapat pembahasan mengenai berbagai macam nikmat-nikmat dari Allah SWT yang akan dan sudah diberikan kepada setiap makhlukNya, terlebih khusus kepada golongan jin dan manusia. Adapun nikmat-nikmat itu berupa nikmat di dunia dan nikmat yang akan diberikan di surga jika kita bisa memasukinya.
Untuk itu harus banyak-banyak bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Diantaranya cara bersyukur yang bisa kita lakukan, diantaranya:
Dengan cara beribadah kepada-Nya
Saat kita beribadah. Bagi kita yang beragama Islam, resapi dan renungkan bacaan alhamdulillahirobbil ‘alamin yaitu segala puji bagi Allah, yang selalu kita baca setiap hendak sholat. Begitu juga seusai sholat, dalam doa kita ucapkan rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah berikan begitu banyaknya, selain itu kita bisa melakukan sujud syukur.
Bagi yang beragama lain juga seperti, dapat melakukan peribadatan sesuai dengan cara yang diajarkan.
Intinya, kita biasakan untuk bersyukur setiap kita beribadah, kita resapi dalam hati saat kita melakukannya.
Ketika kita masih bangun dan menghirup udara segar di pagi hari.
Saat kita bangun tidur, ucapkan syukur sebab kita masih diberi kesempatan untuk beramal sebagai bekal nanti, juga melanjutkan hidup di hari ini dengan cara mengisinya dengan segala kegiatan yang bermanfaat. kita diberi kekuatan untuk berupaya mencapai yang kita cita-citakan.
Senyum Adalah Ibadah, Maka Berikan senyuman.
Senyum merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur kita atas segala nikmat yang telah diterima. Kita ikut membagikan energi positif ini kepada orang lain supaya bisa ikut merasakannya. Selain itu dengan selalu senyum kepada sesame muslim kita akan mendapat pahala.
Ucapan terimakasih kepada orang lain. Mengucapkan terimakasih kepada orang lain juga merupakan cara simpel sebagai wujud rasa syukur kita. Berkat kehendak allah yang melalui orang tersebut, apa yang kita cita-citakan dapat terlaksana.
Memberi hadiah. Memberikan hadiah kepada seseorang juga salah satu ungkapan rasa syukur kita kepada Allah.
Mengingatkan Kepada Kita supaya Tidak Kufur Nikmat
Jika kita perhatikan isi dan kandungan surat Ar-Rahman, maka akan kita temui di dalamnya terdapat sekitar 40% lebih ayat yang sama. Ayat tersebut merupakan sebuah sindiran kepada golongan jin dan manusia yang jarang bahkan tidak pernah bersyukur sama sekali atas nikmat-nikmat yang telah diberikan.
Meskipun para makhlukNya bersikap seperti itu, namun karena sifatNya yang maha pengasih, Allah masih saja memberikan nikmat-nikmat tersebut (di dunia) kepada makhlukNya.
Betapa banyak dan besar nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah kita mensyukuri semua nikmat yang dikaruniakanNya kepada kita. Karena bersukur berarti mempertahankan nikmat.
Sungguh Allah Maha Pengasih, Allah memberikan nikmatNya kepada semua makhluknya. Seperti nikmat nafas, nikmat air hujan, nikmat, kehangatan sinar matahari, nikmat kehidupan, juga nikmat harta dan kekayaan.
Allah SWT mengasihi semua makhluknya, tetapi Allah SWT hanya mencintai hambaNya yang bertaqwa kepadaNya. Bagi makhluknya yang kufur, sungguh Allah akan memberi balasan berupa azab yang amat pedih.
Firman Allah SWT, yang artinya,
“Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa.” (QS. Ar-Rahman: 43)
Tapi ada dari kita yang setelah dianugerahi berbagai macam nikmat dan kemudahan serta kelapangan oleh Allah SWT berubah menjadi kufur. Inilah yang dapat mengubah nikmat menjadi bencana.
Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah menggunakan kata “dusta”; bukan kata “ingkari”, “tolak” dan kata sejenisnya. Seakan-akan Allah ingin menunjukkan bahwa ni’mat yang Allah berikan kepada manusia itu tidak bisa diingakri keberadaannya oleh manusia. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah mendustakannya.
Dusta berarti menyembunyikan kebenaran. Manusia secara fitrah mampu merasakan bahwa sebenarnya mereka telah diberi nikmat oleh Allah, tapi mereka menyembunyikan kebenaran itu, mereka mendustakannya!
Bukankah jika seseorang mendapatkan uang yang banyak, ia katakan bahwa itu karena hasil dari kerja kerasnya. Jika ia berhasil mencapai gelar tinggi seperti profesor, ia merasa karena kemampuan otak yang cerdas, dan lainnya.
Jika seorang hamba merasa bahwa nikmat yang dia dapatkan seakan-akan karena usaha yang telah ia lakukan dan tanpa sadar melupakan peran Allah SWT, sungguh ia telah berdusta. Pada hakikatnya, segala yang kita miliki, semua yang kita capai karena anugrah yang telah Allah berikan untuk kita semua. Sungguh Allah maha mengatur segalanya.
Di dalam surah Ar Rahman ayat 29-30, Allah SWT berfirman yang artinya,
“Semua yang ada di langit dan di bumi, selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar Rahman: 29)
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 30)
Sebagai Pengingat untuk Manusia Agar Selalu Bersyukur
Seperti yang kita ketahui, surat Ar-Rahman memiliki ciri khas tersendiri di dalam suratnya dibandingkan dengan surat yang lain. Yaitu pengulangan salah satu ayat yang sangat banyak.
Ayat tersebut mempunyai arti yaitu, “maka, nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?”. Ayat yang di ulang-ulang sebanyak 31 kali tersebut didalamnya mengandung peringatan tidak hanya bagi manusia saja, tetapi juga untuk para bangsa jin.
Surah Ar-Rahman menjabarkan tentang banyaknya kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada kita. Diantaranya yang paling penting adalah yang terkandung di surat ke tiga, yaitu tentang penciptaan manusia.
Dan jika kita membacanya dengan sepenuh hati. Surat ini akan memperingati kita untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Jangan sampai lupa dan mengkufuri nikmat karena setiap hal yang kita punya saat ini adalah miliknya dan bisa saja suatu saat nanti kembali kepada Allah.
Kita adalah makhluk ciptaan Allah SWT dimana segalanya adalah pemberiannya.
Allah Ridha Pada Nikmat yang DiberiNya
Orang yang sering membaca surat Ar-rahman, maka kelemahannya akan Allah sayangi dan juga nikmat yang dikaruniakan kepadaNya akan Allah ridhai.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/187).
Ciri khas surah Ar Rahman adalah terdapat ayat yang berulang 31 kali “Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban” (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan karunia Allah yang diberikan untuk manusia.
Agar kita senantiasa ingat dan bersyukur, mulailah dengan mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT yang mungkin sering kita lalaikan, seperti nikmat sehat dan nikmat waktu luang. Sebaiknya senantiasa kita selalu ingat akan nikmat-nikmat yang sederhana tersebut agar lebih peka terhadap nikmat yang lebih besar.
Jika seorang hamba yang begitu dicintai Allah SWT juga mencintaiNya, hamba tersebut akan selalu mensyukuri nikmat Allah, tidak ada bencana baginya meskipun ia terkena sakit parah. Tetaplah menjadi nikmat baginya. Mereka adalah para kekasih Allah yang memiliki tingkatan iman yang sungguh luar biasa.
Surah Ar-Rahman sebagai Pengantin Al-Qur’an
Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda, “Setiap sesuatu mempunyai pengantin, dan pengantin dari Al-Qur’an adalah surat Ar-Rahman” (HR. Al-Baehaqy)
Pengantin biasanya adalah seorang pria atau wanita yang sedang melangkah menuju pernikahan. Lalu diantara keduanya terjadi keterkaitan yang membuat mereka terjadi bergantung dan saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
Lalu bagaimana dengan Surah Ar-Rahman? Surat Ar-Rahman juga dikatakan sebagai pengantin untuk kitab suci kita yaitu Al-Qur’an. Namun jangan memandang bahwa pengantin yang dimaksud sama dengan pengantin manusia, karena makna yang terkandung sungguh berbeda.
Surat Ar-Rahman dikatakan sebagai pengantin Al-Qur’an dikarenakan kalimat-kalimat yang ada di dalam surat ini sangat mempesona. Penuh dengan nasihat-nasihat Islam yang memberikan kesan begitu dalam di hati.
Surat Ar-Rahman adalah surat yang pada awal pembacaannya dimulai dengan nama Allah, yang mempunyai makna Yang Maha Pemurah. Di dalam surat ini, jika kalian membacanya dengan khusyu beserta arti dan juga maknanya. Kalian akan menemukan berbagai macam kunci kehidupan.
Kunci kehidupan yang disampaikan begitu banyak ragamnya, namun selalu ada pasangan di setiap ayat selanjutnya. Dan Rasulullah Muhammad S.A.W sendirilah yang mengabarkan kepada kita tentang keutamaan surat Ar-Rahman ini.
Saat mempelajari makna yang terkandung di dalam Surah Ar-Rahman. Kita akan menemukan setiap kalimatnya terisi berbagai nasihat yang memposa dan mengagungkan kekuasaan Allah.
Terdapat beberapa pengulangan ayat yang dimana di setiap ayatnya bisa diibaratkan sebagai sebuah perhiasan yang selalu diberikan kepada Allah kepada makhluknya.
Dengan segala kemulian yang dimiliki Allah yang telah disampaikan di dalam surat ini menunjukkan bahwa rahmat yang diberikan Allah sunggu sangat luas sekali. Sangat merata kepada setiap makhluknya dan tidak ada yang sanggup menghitung sebesar apa rahmat Allah.
Al-Biqa’iy dalam kitab tafsirnya yang bernama Nazhm ad-Duhar, atau bermakna Untaian Permata menyampaikan tentang keutamaan surat Ar-Rahman ini. Bahwa surah ini adalah surat yang menjadi pengantin yang sebenar-benarnya pengantin untuk Al-Qur’an.
Isi surah Ar-Rahman banyak mengandung aneka hiasan dan pakaian indah, mutiara, permata, dan manikam. Dialah penganting yang sebenarnya. Dengan setiap kenikmatan, kebahagiaan, keindahan, dan juga kesempurnaan yang ada di dalamnya.
Memberikan Motivasi supaya Terus Semangat Beribadah KepadaNya
Allah sudah memberitahukan di dalam surat Ar-Rahman berbagai kenikmatan dan kebaikan yang akan diperoleh bagi orang-orang yang terus semangat dalam beribadah kepadaNya. Bukan hanya kebaikan saja yang diperolehnya, namun juga kelak di akhirat akan mendapatkan balasan surga yang penuh dengan kenikmatan yang tidak ada habisnya.
Di dalam suratnya, pada ayat 46-78 (ayat terakhir) menggambarkan bagaimana balasan dari Allah SWT kepada orang-orang yang selalu beribadah kepadaNya. Allah berfirman bahwasanya “bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga”.
Dijelaskan kembali pada ayat 48, bahwa di dalam surganya terdapat aneka buah-buahan dan pepohonan. Di mana pada ayat 52 digambarkan buahan-buahan yang terdapat di surga itu berpasang-pasangan.
Selain itu, terdapat dua buah mata air yang memancar. Bagi orang-orang yang selalu beribadah kepadaNya, mereka akan bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutera tebal. Lalu buah-buahan tadi dapat dipetik dari dekat.
Kenikmatan selain itu adalah di dalam surgaNya ada bidadari yang membatasi pandangan, dan yang tidak pernah disentuh manusia dan jin sebelumnya.
Allah berfirman pada ayat 60 “tidak adak balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)”, artinya setiap perbuatan baik seseorang akan dibalas dengan yang baik juga oleh Allah SWT. Dan bagi mereka yang tidak menaati perintahNya, maka akan diberikan balasan kesengsaraan.
Pada ayat 62 menerangkan bahwa ada dua surga lagi selain itu, yang mana kedua surga ini terlihat hijau tua warnanya. Dan pula di dalam keduanya terdapat dua buah mata air yang memancar juga.
Terdapat juga buah-buahan di dalamnya, yaitu buah kurma dan delima. Dan Allah SWT memberikan kenikmatan pula yaitu bidadari-bidadari yang baik dan jelita. Bidadari-bidadari itu dipelihara di dalam kemah-kemah. Dan juga mereka sebelumnya tidak pernah disentuh manusia ataupun jin. Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah.
Itulah segala kenikmatan dari Allah SWT bagi orang-orang yang selalu berbuat baik, terutama dalam beribadah kepadaNya.
Mati Seperti dalam Keadaan Syahid
Orang yang membaca surat Ar-Rahman kemudian dia mati, maka matinya orang tersebut seperti dalam keadaan syahid.
Imam Ja’far Ash-shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘Fabiayyi âlâi Rabbikumâ tukadzdzibân’, ia mengucapkan: Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmatMu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari kemudian mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).
BACA JUGA: Keutamaan dan Khasiat Surat Al-Waqiah
Dijelaskan memang bagi orang yang membaca surat Arrahman, kemudian mati, maka matinya seperti orang yang syahid. Siapa yang tak ingin mati dalam kedaan khusnul khotimah?
Mati syahid adalah sebutan untuk orang yang meninggal di jalan Allah SWT, atau meninggal dalam menegakkan kalimat Allah SWT.
Ada beberapa pendapat bahwa orang yang mati syahid hakekatnya masih hidup, seolah ruhnya hadir untuk menyaksikan. Lalu Ibnul Anbari berpendapat bahwa karena Allah SWT dan para malaikat bersaksi bahwa dia adalah ahli surga.
Ada hukum tertentu dalam mati syahid, yaitu bagi orang yang meninggal dalam keadaan syahid, maka jenazahnya tidak boleh dimandikan.
Namun dalam surat Arrahman ini dijelaskan bagi orang yang membacanya lalu mati, maka matinya seperti orang mati syahid, bukan mati syahid. Artinya pahala orang itu sama seperti pahala orang yang mati syahid.
Mati syahid juga tergolong menjadi 3, yaitu syahid dunia akhirat, syahid akhirat, dan syahid dunia.
Syahid dunia akhirat adalah mereka orang yang terbunuh karena sebab apapun di medan perang melawan orang kafir, Syahid akhirat, namun hukum di dunia tidak syahid. Mereka adalah orang yang disebut syahid, namun mati di selain medan perang.
Syahid dunia, dan bukan akhirat. Mereka orang yang mati di medah jihad, sementara dia ghulul (mencuri ghanimah), atau terbunuh ketika lari dari medan perang, atau sebab lainnya.
Nah membaca surat Ar-Rahman ini termasuk syahid akhirat.
Diberikan Syafaat oleh Allah di Hari Akhir
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jangan tinggalkan membaca surat Ar-Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan hati orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya paling harum. Pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan Allah yang lebih dekat denganNya daripadanya.
Pada saat itu Allah berfirman padanya: Siapakah orang yang sering bangun malam bersamamu saat di dunia dan tekun membacamu. Ia menjawab: Ya Rabbi, fulan bin fulan, lalu wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka: Berilah syafaat orang-orang yang mencintai kalian, kemudian mereka memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu ia berkata kepada mereka: Masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana yang kalian inginkan.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).
Demikian penjelasan mengenai fadilah, keutaman dan manfaat membaca Surat Ar-Rahman. Semoga kita semua bisa mengamalkannya dan terus istiqomah. Semoga bermanfaat.