Kita selalu diajari bahwa politik dan agama merupakan soal yang sensitif dibicarakan. Tapi, berdasarkan studi dari T. Rowe Price 2012, Parents, Kids and Money Survey, ada satu lagi indikator pembicaraan sensitif, yaitu soal keuangan. Hasil studi itu menunjukkan, dalam persentase yang mencengangkan, para orang tua menipu anak-anak soal uang, dan dalam beberapa kasus, gagal menanamkan kemampuan mengelola keuangan kepada anak.
Hasil survei menunjukkan, orang tua lebih nyaman berbicara tentang bullying, obat terlarang, atau rokok dibanding mengenai keuangan keluarga atau investasi. Menurut mereka, berbicara tentang investasi dan uang sama sulitnya dengan berbicara mengenai pubertas atau kedewasaan. Karena bagi sebagian orang tua bicara perihal keuangan pada saat kondisi sulit atau dalam kondisi stabil pun masih sering kali dianggap tabu.
Sebaiknya orang tua harus bersikap terbuka memberi tahu kondisi keuangan kepada anak-anak sedini mungkin. Beberapa hal yang dianggap wajar untuk turut diketahui adalah aset atau tabungan dan utang. Tapi, sebelum melakukannya, pastikan anak sudah di didik terlebih dulu tentang keuangan secara benar.
Kesalahan yang sering dilakukan orang tua adalah terbiasa memberikan jatah uang jajan harian. Ini tidak melatih anak membuat perencanaan keuangan. “Lebih baik memberikan uang per minggu atau per dua minggu. Ini mengajari menabung atau bahkan berinvestasi, jadi enggak hanya dikasih uang.”
Hati-hati, kita akan menciptakan monster-monster belanja kalau salah didik. Cara kita mengajari anak tentang uang itu sangat fatal, apalagi ketika anak pada usia 7-10 tahun pertama, Perlahan-lahan, libatkan anak dalam keuangan keluarga dengan memberi tahu mereka tentang sumber pendapatan dan pos-pos pengeluaran. “Sebaiknya tekankan kepada anak bahwa hanya beberapa persen saja yang bisa dihabiskan dari pendapatan. Jadi anak mengerti dan tidak menuduh orang tuanya pelit tanpa alasan.”
Fakta-fakta tentang apa yang dipikirkan anak-anak mengenai keuangan keluarga
1. Hanya sepertiga anak berusia 10-17 tahun yang mengatakan orang tua mereka secara teratur berbicara tentang uang dan keuangan kepada mereka.
2. 34% anak-anak merasa perkara uang adalah soal rahasia di rumah
3. 30% anak muda peserta jajak pendapat khawatir keluarga mereka mengalami masalah keuangan
4. Lebih dari sepertiga anak-anak berharap orang tua mereka berbicara lebih banyak tentang kondisi keuangan keluarga.
5. 21% anak-anak mengatakan lebih sering merekalah yang punya inisiatif berbicara mengenai keuangan dengan orang tua mereka.