Ketika seorang wanita masih lajang, maka bayangannya mengenai suami adalah sosok tampan seperti pangeran yang datang dengan kuda putihnya dan siap sedia melindunginya sepanjang waktu. Namun, setelah menikah, maka bayangan itu akan sirna begitu saja, digantikan dengan realita yang seringkali tidak sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu jika hendak menikah, maka seorang wanita harus meluruskan niatnya. Bahwa menikah itu tidak semata-mata bertujuan mendapatkan pendamping hidup yang akan menafkahinya dan melindunginya saja, namun menikah adalah waktunya untuk mengujiĀ ketaatan kepada Allah dan kepada suami atas perintah Allah.
Jadi, jika suamimu tidak sesuai dengan harapanmu sebelum menikah, maka jangan pernah kecewa, yakinlah bahwa Allah memberikan yang terbaik untukmu. Memberikan sesuatu yang akan meningkatkan keimananmu kepada Allah. Salah satu ujian itu adalah dengan menerima suami kita apa adanya, sepaket dengan kelebihan dan kekurangannya.
Oleh karena itu, sesekali kamu perlu meluangkan waktu untuk mengenal suamimu lebih dekat, agar ketaatan dan cintamu kepadanya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Untuk itu, inilah yang perlu kamu lakukan.
Melihatnya Ketika Tidur
Saat suami sedang tidur, maka ini merupakan kesempatan bagimu melihat betapa nyenyaknya ia tidur. Hal ini sekaligus menggambarkan bahwa suamimu telah bekerja keras sepanjang hari demi mencari nafkah bagi keluarga, menghidupimu dan menghidupi anak-anakmu.
Lalu, dengan kenyataan seperti ini, apakah masih pantas bagimu mengeluhkan hal ini itu kepadanya? Atau menuntut ini itu agar kehidupanmu bergelimpang harta? Tentunya kamu nggak mau kan suamimu menghalalkan segala cara hanya untuk menuruti semua keinginanmu. Oleh karena itu terima dengan sabar jika hingga detik ini ia belum memberikan nafkah yang mencukupi untukmu.
Pijatlah Kakinya dan Rasakan Betapa Letihnya Kaki Itu Berjuang
Pandanglah Wajahnya dan Lihatlah Urat di Garis Wajahnya
Sering-seringlah memandang wajah suamimu. Di sana kamu akan menemukan wajah yang makin hari makin legam dan kasar. Kamu pun akan melihat bahwa wajah itu seperti menggambarkan bahwa suamimu telah melakukan perjuangan yang melelahkan.
Walaupun ia harus bekerja keras di luar sana, namun ia tetap rela sebagian besar hartanya dipasrahkan kepadamu untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Di tengah kelelahan, dadanya selalu lapang dan memberi kesempatan kepadamu untuk bersandar kepadanya.