Anak kecil bertengkar karena berebut mainan adalah hal yang wajar. Namun jika terlalu sering dan sampai melibatkan kekerasan fisik, bunda tidak boleh menganggapnya hal remeh.
Kebiasaan anak mudah marah dan bertengkar dapat berakibat fatal di masa depannya. Ia akan tumbuh menjadi sosok yang emosional dan temperamental.
Ada beberapa trik untuk mengatasi permasalahan ini agar tidak berkembang sampai mengkhawatirkan. Beberapa trik tersebut sebagai berikut.
Berikan Teladan
Teladan adalah cara terbaik dalam mendidik anak. Anak adalah mesin fotokopi tanpa bisa memfilternya. Mereka meniru apapun yang ia lihat, dengar, dan rasakan di sekitarnya.
Berikan teladan kepada anak bahwa kekerasan tak selalu bisa menyelesaikan masalah. Jangan sampai sekalipun ayah bunda bertengkar dan saling memaki dihadapan anak-anak. Mereka akan kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya.
Kondisi psikologis mereka juga dapat terganggu. Alhasil tak sedikit anak yang berubah menjadi temperamental dan tertutup dalam keluarga yang tidak harmonis.
Tanamkan Tanggung Jawab pada Si Kakak
“Kak, minta tolong jagain adek sebentar ya. Bunda mau ke warung beli kecap.” Begitulah salah satu contoh kecil memberikan tanggung jawab pada si kakak.
Selalu tanamkan pada si kakak untuk turut ambil bagian dalam menjaga adiknya. Si kakak juga harus memberikan contoh perilaku yang baik kepada adiknya.
Jangan lupa memberikan apresiasi atas kebaikan si kakak meskipun hanya dengan ucapan terimakasih atau hadiah kecil. Si kakak merasa dihargai kebaikannya dan ia dengan senang hati membiasakan kebaikan tersebut.
Bersikaplah Adil
Bunda harus berusaha sebaik-baiknya untuk bersikap adil kepada semua anak-anak. Sikap yang sering dijumpai adalah bunda terlalu membela adik dan lebih sering menyalahkan si kakak.
Alhasil muncul kebencian dalam hati si kakak kepada adik. Si kakak merasa bundanya tidak adil dan hanya sayang kepada adiknya. Kondisi tidak sehat ini biasanya berimbas pada sikap kasar si kakak terhadap adik.
Jika bunda menginginkan si kakak mengalah, ajaklah komunikasi dengan lembut. Beri kesempatan pada si kakak untuk menyampaikan pendapat atas apa yang ia rasakan.
Berikan pengertian kepada si kakak bahwa adiknya masih kecil dan belum banyak mengetahui seperti kakaknya. Oleh karena itu kakak harus mengalah kepada adik.
Mengajarkan hal ini tentu tidak bisa dilakukan sehari dua hari. Butuh waktu yang panjang dan kesabaran yang tidak pernah habis. Sembari menanamkan kebiasaan ini pada si kakak, bunda perlu membuktikan bahwa bunda juga sayang pada si kakak.
Jalin Kedekatan dengan Semua Anak
Intensitas kebersamaan antara bunda dan buah hati penting dalam rangka menjalin kedekatan. Prioritaskan waktu kebersamaan ini dbandingkan bekerja di luar mengejar materi.
Ingatlah bahwa uang sebanyak apapun tidak akan pernah bisa membeli kedekatan dengan si kecil.
Lakukan hal-hal menyenangkan bersama kakak dan adik. Jika memungkinkan ajaklah ayahnya ikut turut terlibat dalam permainan sederhana seperti bermain rumah-rumahan, petak umpet, masak-masakan, dan lain-lain.
Saat orang tua sudah dekat dengan anak, nasihat kebaikan akan mudah mereka terima. Mereka tak lagi menganggap bunda sebagai polisi yang hanya bisa menyalahkan kesalahan anaknya.
Awasi Media yang Sering Berinteraksi dengan Anak
Batasi interaksinya dengan video game mengandung unsur kekerasan, sinetron televisi mencotohkan perkelahian, dan media-media lainnya yang sering berinteraksi dengan si kecil.
Tak masalah sekali-kali membiarkan mereka berinteraksi dengan berbagai media tersebut. Namun anak perlu pendampingan. Kemudian bunda memberikan mengarahkan agar anak tidak meniru apa yang ia tonton begitu saja.