KAPAK LONJONG – Tahukah kalian bahwa pada zaman Neolitikum, terdapat berbagai hasil-hasil kebudayaan yang ditemukan sudah ada indikasi bahwa pada jaman neolitikum sudah memiliki kemajuan seputar kepandaian dari manusia pendukungnya. Bisa kita amati dan mencermati dari berbagai aspek segi-segi kehidupannya.
Pada zaman ini terhitung ditandai bersama pola kehidupan dari food gatheringke food producing. Pola hidup mengembara sudah berubah menjadi pola hidup menetap. Kebudayaan zaman batu baru yang memiliki beberapa peralatan yang popular, yang sering digunakan padan zaman dahulu salah satunya adalah kapak lonjong.
Dalam pembahasan satujam kali ini adalah membahas seputar kapak lonjong, beberapa diantaranya membahas ciri-cirinya, serta ditemukanya kapak lonjong sejak kapan, hal ini bisa anda simak sebagai berikut ini
Kapak Lonjong
Kapak lonjong menyebar ke indonesia lewat Jepang, formosa, dan Filipina tetap minahasa. Jadi, penyebarannya lewat jalan timur. Pada zaman Neolitikum terhitung sudah ditemukan hasil-hasil kebudayaan lain yang pengerjaannya sudah halus, seperti perhiasan dan gerabah.
Jadi, pada zaman ini tak sekedar menggunakan batu sebagai hasil kebudayaannya, masyarakatnya terhitung membawa dampak peralatan bersama bahan dasar tanah liat, meski pengerjaannya masih sederhana.
Peralatan dari tanah simak yang dihasilkan pada zaman Neolitikum adalah gerabah. Teknik pembuatan gerabah masih sederhana, yakni cuma bersama tangan dan belum menggunakan roda pemutar seperti sekarang.
Peralatan ini sudah lewat sistem pembakaran. Contoh bentuk-bentuk gerabah adalah kendi, periuk, dan terhitung manik-manik. Hasil kebudayaan lain adalah pehiasan yang terbuat dari batu dan terhitung kulit kerang.
Ciri-ciri Kapak Lonjong
Beberapa ciri khas dari kapak ini salah satunya adalah penampang alangnya yang berbentuk lonjong atau seperti bulat telur. Dengan ujung runcing untuk tangkai dan ujung lain yang bulat diasah hingga tajam.
Sedangkan dalam ukuran memiliki dua ukuran utama yang berbeda, yakni ukuran besar yang bisa disebut dengan walzenbeil dan dengan ukuran kecil yang sering disebut dengan kleinbeil.
Kebudayaan kapak lonjong sudah sangat dikenal serta masih digunakan pada Neolitikum Papua. Hal tersebut disebabkan dikarenakan daerah penemuannya lebih banyak didaerah Papua seperti Irian Jaya.
Kapak lonjong ditemukan di daerah Seram, Letti, Minahasa, Gorong, Tanimbar dan Serawak, nah mungkin cukup sekian pembahasan mengenai kapak lonjong semoga dapat bermanfaat, terimakasih.