Shock dengan Karakter Buruk Pasangan Setelah Menikah? Pahami Beberapa Hal Ini

“Ternyata pasanganku seperti ini. Sikapnya berubah 180o setelah menikah. Dia tidak sebaik yang aku kira.”

Sering kalimat-kalimat ini terungkap oleh pasangan muda yang baru saja menghalalkan hubungan mereka. Tak sedikit yang kemudian berlanjut pada pertengkaran hebat dan ikatan pernikahan harus kandas. Padahal usia pernikahan baru seumur Jagung.

Banyak yang beranggapan bahwa pacaran sangat perlu dalam rangka mengenal pasangan. Kenyataannya tak selalu demikian. Banyak contoh artis yang pacaran bertahun-tahun. Namun pernikahan baru beberapa bulan saja sudah bercerai.

Sebaliknya, tak sedikit kasus pasangan yang sebelumnya tidak mengenal dan tidak pacaran. Mereka hanya mengenal satu sama lain dalam waktu singkat saat ta’aruf. Namun pernikahan mereka terlihat sakinah dan bahagia.

Jika kamu merasa shock dengan karakter buruk pasangan yang baru terlihat setelah menikah, maka jangan gegabah mengambil keputusan untuk bercerai. Kamu perlu memahami beberapa hal dibawah ini untuk mengapus kata cerai dalam kamus kehidupanmu.

Menerima

www.pakarcinta.com

Pernahkah kamu membeli gadget baru? Sebelum memilih gadget, tentu kamu sudah mempertimbangkannya dengan matang. Berapa budget yang kamu miliki, spesifikasi yang kamu butuhkan, merk yang kamu percaya, dan lain-lain.

Namun setelah kamu membelinya, pernahkah kamu merasa menyesal. Entah karena ada merk gadget lain yang spesifikasinya jauh lebih tinggi dengan harga yang sama, atau karena banyak hal.

Memilih pasangan tak jauh berbeda dengan membeli gadget. Sebelum kamu memutuskan melabuhkan hatimu kepadanya, pasti kamu juga mempertimbangkan banyak hal. Penghasilan, keturunan, track record pergaulan, dan sebagainya.

Pasanganmu bukanlah manusia sempurna. Wajar jika ia memiliki kekurangan dalam beberapa hal. Begitu juga denganmu yang tak sempurna menjadi seorang istri.

Oleh karena itu menerima adalah sebuah keputusan yang paling bijaksana. Terimalah pasanganmu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Terimalah ia dengan sebaik-baik penerimaan.

Samakan Tujuan

fajarsany.tumblr.com

Ada yang bilang jodoh itu seperti sepasang sandal. Meskipun antara kanan dan kiri tidak sama persis, namun mereka serasi. Kadang langkah sandal tidak sama, sandal kanan duluan ataupun sebaliknya. Namun tujuan sepasang sandal sama.

Tujuan adalah sesuatu yang menyatukan berbagai perbedaan antara kamu dan pasanganmu. Oleh karena itu sebelum menikah, hendaknya kamu menyamakan tujuan dengan si dia.

Tak masalah jika kamu baru menyamakan tujuan setelah menikah. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai tujuan tersebut hanya bersifat duniawi. Rancanglah tujuan yang abadi hingga menyatukan kalian lagi di syurga.

 

Bangunlah Cinta

www.bajumuslimpengantin.com

Ada berbagai kasus dimana salah satu mempelai sebenarnya tidak mencintai pasangannya. Entah karena dijodohkan atau alasan lain yang membuatnya terpaksa.

Namun seiring berjalannya waktu, mereka bisa mencintai pasangan mereka. Oleh karena itu bangunlah terus rasa cinta terhadap pasangan. Ingat-ingatlah kebaikan yang pernah pasangan lakukan untukmu.

Bagaimanapun juga suamimu adalah orang lain yang akhirnya memutuskan untuk berjuang demi kebahagiaanmu dan anak-anakmu.

Perbaiki Niat

www.berbagiilmusyari.blogspot.com

“Menikah adalah untuk bahagia.” Demikian kalimat yang sering diungkapkan banyak orang. Kalimat ini dilanjutkan, “Jika sudah tidak bahagia, apa gunanya mempertahankan pernikahan?”

Kalimat yang awalnya terasa bijaksana justru memiliki kelanjutan seolah-olah tak masalah mengakhiri pernikahan dengan cerai. Hilangkan kalimat-kalimat demikian dalam hidupmu.

Perbaiki niat bahwa menikah adalah salah satu jalan untuk meraih syurga Allah. Bukankah setelah pernikahan agamamu lebih sempurna? Dari pernikahan inilah akan hadir potensi-potensi amal kebaikan yang lebih banyak dibandingkan jika kamu masih sendiri.

Mempertahankan biduk rumah tangga adalah salah satu wujud baktimu terhadap Allah. Niat yang kuat inilah yang akan menguatkanmu untuk terus mempertahankan pernikahan.

Niat yang benar membuahkan kesyukuran dan penerimaan. Bukankah kebahagiaan akan kamu dapatkan jika kamu bersyukur dan menerima? Jadi masihkah ada alasan kamu tidak bahagia?