Menyedihkan! 4 Karya Hebat Bikinan Anak Bangsa Ini Lebih Dihargai di Luar Negeri Ketimbang di Negeri Sendiri

Beberapa waktu lalu terdapat sebuah kejadian yang cukup menggemparkan tanah air. Yakni, tertangkapnya seorang pria yang bernama Muhammad Kusrin karena dia telah merakit TV sendiri. Keahlian kusrin didapat secara otodidak dan dia hanya seorang lulusan SD. Dia merakit TV dari berbagai barang bekas yang sudah tidak terpakai.

Kemudian Kusrin menjual TV rakitannya ini dengan harga yang sangat murah, yakni sekitar Rp 350 ribu perunitnya. Namun sayangnya, tindakannya ini ada yang melaporkan karena TV rakitannya ini tidak berlabel SNI, sehingga harus berurusan dengan pihak yang berwajib. Dia terancam kurangan penjara selama 6 bulan lamanya.

Sebenarnya orang semacam Kusrin ini tidak seharusnya langsung dijatuhi hukuman seperti itu. Baiknya terlebih dahulu dibina dan diarahkan agar potensinya itu lebih bisa tersalurkan dengan baik. Miris memang orang-orang berbakat seperti Kusrin tidak dihargai di negerinya sendiri.

Selain kusrin, masih banyak orang-orang yang memiliki karya yang begitu luar biasa yang lebih dihargai di negeri orang lain dari pada negerinya sendiri. Lantas, siapa saja orang-orang tersebut? Yuk, simak ulasannya dengan seksama.

Randall Hartolaksono

boombastis.com

Mengagumkan, hasil olah pikiran serta kreativitas dari pria ini digunakan oleh banyak perusahaan otomotif dunia. Randall Hartolaksono merupakan seorang lulusan teknik mesin, University of London. Dia berhasil memanfaatkan sampah makanan menjadi sesuatu yang sangat penting.

Adapun sampah yang dimaksud adalah kulit singkong yang sering dibuang karena sering dianggap tidak bermanfaat lagi. Akan tetapi, oleh pria ini disulap menjadi salah satu bahan anti panas dan anti api yang digunakan oleh beberapa produk mobil dunia, seperti Ford hingga Petronas. Sungguh penemuan yang luar biasa tentunya.

Pastinya ada banyak sekali kendala yang dialami Randall Hartolaksono dalam perjuangannya menciptakan penemuan ini. Salah satu contohnya seperti penelitiannya ini sempat ditolak ketika dipublikasikan dipertemuan tahunan di Edinburgh University, Skotlandia.

Namun dia tidak patah semangat, akhirnya penelitianya ini diakui oleh banyak negara sesudah melakukan riset lanjutan selama 5 tahun. Sayangnya, waktu itu penelitian-penelitian lanjutannya ini tidak ada satupun mendapat sertifikat uji atau lisensi dari negara kelahirannya sendiri, yakni Indonesia.


Dr Khoirul Anwar

istecs.org

Pria yang lahir di Kediri pada tahun 1978 ini memiliki nama lengkap Eng. Khoirul Anwar. Dia adalah salah satu orang yang cukup disegani di Jepang. Salah satu ciptannya yang cukup terkenal adalah teknologi broadband yang pada akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya generasi mobile.

Jauh sebelum berkiprah di Jepang, sebenarnya pria ini ingin sekali bekerja di Indonesia sebagai seorang dosen dan peneliti. Akan tetapi saat dia sedang diwawancarai oleh sebuah stasiun TV swasta nasional. Ada sebuah ungkapan dia yang cukup mengagetkan.

Meskipun tidak menyebutkan secara langsung, namun terbesit artian bahwa jika bekerja di Indonesia ini memiliki keterbatasan peralatan. Selain itu, pemerintahnya pun kurang peka serta belum bisa menghargai hasil karya anak bangsa sendiri.

Saat ini, hasil karya dia yang luar biasa sudah dipatenkan atas namanya sendiri serta sangat bermanfaat bagi dunia mobile di seluruh dunia.


Warsito P Taruno

lesprince.com

Namanya adalah Warsito P Taruno, dia ini menempuh pendidikan S1 – S3 di negara Jepang. Setelah berjuang melakukan berbagai penelitian, akhirnya dia mencipatakan sebuah alat yang dirasa sangat bermanfaat untuk dunia kesehatan.

Adapun hasil karya ciptaannya ini adalah teknologi terapi kanker yang dipadukan dengan teknologi berbasis energi rendah. Ketika sudah diuji cobakan di Lab in Vitro, produk ciptaanya ini bermanfaat sebagai sarana memerangi kanker dari tubuh sang penderita kanker. Sungguh karya yang menakjubkan.

Namun sayangnya, saat dia mencoba membuat produk ciptaannya tersebut secara massal di Indonesia, harapannya sirna karena dia tidak memperoleh izin pembatan serta izin edar oleh lembaga kesehatan di Indonesia.

Tidak menyerah begitu saja, akhirnya dia mencoba mencari izin serupa di negara lain, yakni Jepang. Tanpa dia duga, justru pemerintah Jepang merespon positif usahanya tersebut sehingga secara reguler memesan produknya tersebut.


Ricky Elson (Selo)

itb.ac.id

Penah mendengar dulu ada salah seorang anak bangsa yang menciptakan mobil sport bernama Selo? Nah, ketika sudah dibuat dalam bentuk ‘beta’, ternyata mobil temuan Selo ini ditolak oleh pemerintah Indonesia karena menganggap temuannya ini tidak lolos uji emisi.

Saat pemerintah Indonesa menganggap penemuan Selo tidak ramah lingkungan, justru pemerintah Malaysia tertarik untuk mengembangkan lebih lanjut produk temuan Selo ini.

Uniknya, saat Selo bercerita tetang tawaran dari Malaysia di jejaring sosial, tanggapan berbeda justru dikemukakan oleh pihak pemerintah. Melalui pihak Kementerian Riset, Teknologi dan pendidikan Tinggi mengatakan bahwa Malaysia tidak membeli hak paten produk Selo namun hanya ingin melihat perkembangan risetnya saja.

Namun pada akhirnya, Selo menyutujui tawaran dari pemerintah Malaysia untuk mengembangkan penemuannya ini lebih lanjut. Keputusan Selo ini dibuat setelah tidak adanya titik temu serta pembicaraan serius dari pemerintah Indonesia.

Demikian beberapa karya-karya anak bangsa yang tidak dihargai di negerinya sendiri. Semoga kedepannya pemerintah tidak melakukan kesalahan seperti ini lagi dan bisa lebih mengharga karya-karya anak bangsa.