Kekuatan TNI AL – Mungkin dari kita banyak yang mengetahui atau sekedar tahu dari kabar burung bahwa Indonesia memiliki tentara elit yang konon ditakuti bangsa-bangsa di dunia.
Jika dilihat dari hasil ajang perlombaan militer di berbagai negara, ternyata kabar tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Indonesia seringkali membawa pulang medali emas dari perlombaan tersebut hingga membuat gemas bangsa-bangsa lain.
Berbicara mengenai skill, tentara kita sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Namun mengingat luas dan panjangnya wilayah kita terutama bagian lautnya, apakah skill yang digadang-gadang menakjubkan tersebut diimbangi dengan alutsista yang ada? Dapakatkah kita bersaing dengan negara lain?
Untuk itu, yuk mengintip perbandingan kekuatan TNI AL dengan Angkatan Laut China. Mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan kawasan laut terluas di dunia begitupun dengan China.
TNI AL Indonesia
Seperti apa sebenarnya kekuatan TNI AL apabila berhadapan dengan Angkatan Laut China?
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut atau disingkat TNI AL bisa dibilang memiliki tugas yang sangat berat. Mereka harus mengamankan 3.544.743,9 kilometer persegi lautan Indonesia.
Untuk bisa melakukannya, TNI AL mempunyai 74 ribu personil aktif. Situs Global Firepower meyakini kekuatan laut Indonesia mencapai 221 kapal perang.
Sayangnya, Indonesia belum mempunyai kapal induk mengingat biaya operasionalnya yang sangat mahal.
Jumlah tersebut terdiri atas 6 kapal frigat, 2 kapal selam, 16 korvet antikapal selam10 korvet, serta 21 kapal misil. Sementara, terdapat 12 kapal penyapu ranjau, 51 kapal patroli serta 4 kapal transport amfibi.
Di bawah laut, TNI AL memiliki dua kapal selam andalannya, yaitu KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Dilain waktuIndonesia juga masih menunggu kedatangan kapal kelas Chang Bogo dari Korea Selatan.
Di permukaan laut, TNI AL memiliki kapal frigat buatan Belanda, yaitu kelas Sigma yang diperkuat senjata jenis OTO Melara 76 mm, VLS MICA SAM, Oerlikon Millennium Gun system, dan triple torpedo tubes.
Sedangkan kelas Ahmad Yani diperkuat senjata OTO Melara 76 mm, Yakhont SS-N-26 SSM atau twin Simbad SAM, C-802 SSM serta triple Mk 32 torpedo launchers. Tidak hanya kapal, TNI AL juga mengoperasikan 55 pesawat.
Angkatan Laut China
Dipihak lain, China terus memperkuat militer mereka dengan berbagai modernisasi. Tidak hanya melakukan pembelian alutsista, negeri Panda ini juga membuat sendiri beberapa peralatan tempurnya, terutama pesawat udara dan kapal laut.
Cara Irit Pererat Pertemanan dengan Jalan-Jalan Di atas laut, kekuatan China laksana raksasa dengan adanya kapal induk kelas Kuznetsov yang diberi nama Liaoning. Kapal besutan Uni Soviet ini mampu mengangkut 30-40 jet tempur dan mulai berdinas di AL China sejak 2012 lalu.
Kapal Induk Liaoning diperkuat dengan mesin berkekuatan 20 ribu tenaga kuda. Ketika berlayar, kapal ini bergerak dengan kecepatan 32 knot atau 59 km per jam dan menempuh perjalanan sejauh 3.850 nautical miles atau 7.130 km.
Untuk mendukung kekuatan udaranya di kawasan tersebut, Liaoning dapat mengangkut sejumlah pesawat terbang, khususnya buatan negeri sendiri. Antara lain 6 unit helikopter Changhe Z-18, 4 unit helikopter Ka-31, 2 unit helikopter Harbin Z-9 dan 24 unit pesawat tempur Shenyang J-15.
Selain itu, China juga mempunyai kapal tempur jenis frigat yang jumlahnya hingga mencapai 47 unit, kapal destroyer 26 unit dan kapal jenis korvet 25 unit. Sedangkan kapal selam yang dimiliki China berjumlah 69 unit. Hampir setengah dari kapal selam tersebut ditugaskan untuk mengawasi laut selatan, termasuk Laut China Selatan.
Tidak cukup sampai disitu, mereka juga masih mengoperasikan 32 kapal pengangkut tank, 31 kapal pengangkut medium, 4 kapal transport amfibi, 109 kapal misil, 94 pemburu kapal selam, 17 kapal patroli, 29 kapal penghancur ranjau serta 11 kapal perbantuan.
Jumlah tersebut belum termasuk 255 personel yang berada di bawah perintah Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (AL PLA), serta kurang lebih 710 pesawat untuk mendukung operasi di laut.
Itulah perbandingan kekuatan TNI AL Indonesia dan China di atas laut. Di atas kertas China memang jauh lebih unggul.