Mungkin inilah yang dialami para calon ayah saat menantikan kehadiran sang buah hati. Debaran jantung melaju lebih cepat dari biasanya dan senantiasa diliputi rasa khawatir.
Pasti kamu menduga rasa cemas tersebut datang karena memikirkan keselamatan sang bayi. Namun, pada dasarnya tidak hanya itu saja. Calon ayah kerap memikirkan banyak hal selain keselamatan bayinya.
Apa saja sih yang sesungguhnya ada di benak para calon ayah? Yuk, intip ulasannya!
Kerinduan Pada Sang Istri
Kekhawatiran pertama yang ada di benak sang calon ayah adalah kehilangan perhatian dari istrinya. Ia resah dan berprasangka bahwa setelah bayi lahir, perhatian istri akan tercurah sepenuhnya hanya untuk bayi.
Terlebih jika kamu adalah seorang ibu baru, masih belajar dan beradaptasi, terkadang tidak menyadari kehadiran suami. Cobalah memberikan perhatian pada suami ketika si bayi telah terlelap. Tahanlah kantuk dan lelah yang mendera demi memperhatikan kebutuhan sang suami.
Kamu harus tahu bahwa sebenarnya suami sangat merindukan masa-masa berdua dengan kamu seperti sebelum adanya seorang bayi. Kamu mesti menunjukan kepadanya tentang perhatianmu yang tidak berubah. Sekalipun hanya sebentar, luangkan waktu kamu untuk menjalin komunikasi lebih intim kepada pasangan.
Yakinkan padanya bahwa ia dapat menjadi ayah yang baik untuk anak-anak kelak serta kamu sangat bangga kepadanya.
Dia Juga Butuh Arahan
Seorang suami lain dengan seorang istri yang memang telah dianugerahi naluri untuk mengasuh bayi. Para suami membutuhkan arahan lebih banyak ketika menyambut kelahiran sang bayi. Ia mungkin akan merasakan kegelisahan di saat merawat bayi yang baru saja lahir.
Cobalah memandu suami untuk belajar bagaimana memandikan, menyiapkan makanan bayi, bertindak saat bayi tidak enak badan dan pada kondisi lainnya.
Kamu juga perlu memberikan bimbingan tentang cara menggendong bayi yang masih berumur beberapa hari. Tanpa terlihat menggurui, bimbinglah suami kamu sehingga dapat menciptakan kedekatan ayah dan anak sejak dini.
Merindukan Aktivitas Lamanya
Rutinitas baru dengan kehadiran sang bayi tidak hanya menimbulkan kelelahan bagi istri, tapi juga sang suami ikut merasakannya. Saat seperti inilah sang suami yang baru saja menjadi ayah, membutuhkan waktu untuk sendiri.
Misalnya saja, menonton televisi dan berkumpul dengan kawan-kawannya. Mungkin kamu perlu memberikan waktu untuknya tanpa harus membuatnya merasa bersalah.
Dia Sebenarnya Ketakutan
Seorang suami yang baru menjadi ayah memang nampak tegar dan kuat di hadapanmu. Namun, tahukah kamu? Sesungguhnya terselip ketakutan di hatinya.
Ia juga takut melakukan kesalahan saat merawat bayi yang baru saja lahir. Bahkan ia mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukannya ketika bayi menangis.
Kebanyakan dari mereka mengartikan tangisan bayi sebagai keinginan untuk minum ASI. Padahal tidak selalu demikian. Para ayah baru kerap kesulitan mengekspresikan rasa senang, resah dan cinta sehingga yang tercermin hanyalah kepanikannya.
Dia Ingin Menciptakan Bonding
Bonding dalam pandangan sang ayah seringkali diartikan sebagai aktivitas bermain bersama sang bayi. Padahal, hal tersebut belum bisa dilakukan oleh bayi yang baru saja lahir.
Pembangunan bonding dapat dilakukan dengan menggendong bayi, membelai dan menciumnya. Bahkan juga mungkin menimangnya sampai terlelap. Yakinkan dan berikan dukungan padanya bahwa merawat bayi juga bisa dilakukan oleh kaum pria.
Dia Membutuhkan Ucapan Terima Kasih
Percayakah kamu bahwa seorang ayah yang baru mempunyai bayi membutuhkan usaha lebih keras untuk bisa melakukan semua hal untuk bayinya. Mulai dari belajar menggantikan popok, memandikan, sampai menidurkan bayi.
Tugas kamu, sebagai istri dan ibu sang bayi adalah berterima kasih atas apapun kebaikan kecil yang dilakukan sang ayah kepada bayi. Ucapan terima kasih akan menjadikannya lebih antusias, bahagia dan semangat dalam membantu kamu merawat bayi.