Pernikahan adalah momen yang indah. Semua orang tahu kalau pernikahan yang sebenarnya membutuhkan kerja keras, kasih sayang, dan juga kompromi di dalamnya.
Namun, melihat betapa tingginya angka perceraian, apa kita benar-benar paham tentang pernikahan ini?
Tanpa memahami konsekuensi dari pernikahan dan juga realita yang akan kita hadapi selepas resepsi selesai, kita sering dihadapkan dengan berbagai kesulitan hidup tana menyadari bahwa pernikahan memengaruhi kita juga.
Jika salah memahami, kita bisa cenderung menyalahkan diri sendiri jika terjadi kesalahan. Jangan sampai tali pernikahan pun putus kalau hal-hal tidak berjalan seperti yang kita bayangkan.
Untuk itulah, kita perlu memahami kenyataan yang sebenarnya akan kita hadapi begitu menikah.
Getaran cinta itu tidak akan selalu ada
Fakta yang satu ini pasti sudah sering kamu dengar. Tapi, berapa banyak orang yang mengakhiri pernikahannya karena mereka merasa percikan asmara itu sudah menghilang?
Terkadang sulit memang membayangkan kalau perasaan cinta yang sedang kamu rasakan kelak akan menghilang. Tapi kamu harus merasakan hilangnya perasaan cinta untuk benar-benar tahu arti dari cinta yang sebenarnya.
Cinta yang satu ini bukan hanya karena naksir atau tergila-gila. Cinta yang satu ini bukanlah tipikal happily ever after ala film Hollywood.
Bersiap-siaplah menghadapi tahap yang terasa sangat berbeda dari masa-masa awal pernikahan. Sadari juga bahwa kalau pun perasaan itu sempat hilang, bukan berarti pernikahanmu sudah gagal.
Cinta tumbuh dengan berbagai cara yang berbeda
Kita perlu memahami bahwa cinta tumbuh dengan berbaga icara. Cinta juga datang dalam berbagai bentuk.
Kamu tidak perlu tergila-gila pada seseorang untuk bisa jatuh cinta dengannya. Perasaan berdebar-debar juga bukan hal utama untuk menghasilkan pernikahan yang berhasil.
Cinta yang sejati butuh waktu dan usaha untuk bisa tumbuh dan mekar layaknya bunga. Seringkali orang percaya hanya ada dua kondis: jatuh cinta atau tidak jatuh cinta. Mereka lupa kalau ada banyak tahap di antara kedua kondisi itu.
Biarkan pernikahan berjalan di jalurnya. Jangan terlalu banyak menganalisis kekurangan yang ada di dalamnya. Jangan juga bertanya-tanya apakah kamu cukup mencintai pasanganmu saat hal-hal mulai berubah.
Ketertarikan itu tidak akan selalu ada
Terimalah kenyataan bahwa kamu tidak selalu harus tertarik dengan pasanganmu. Ketertarikan fisik memang terasa penting di tengah budaya kita yang materialis. Terkadang juga kita merasa kalau kita tidak bersama orang yang menarik, pernikahan itu tidak akan berhasil.
Dalam pernikahan, hal-hal ini bisa membawa ke masa penuh keraguan apakah kita memang masih mencintainya atau tidak.
Ketertarikan itu ada tingkatannya tersendiri. Dan ketertarikan itu berubah-ubah dalam jangka panjang. Jadi jangan panik dan mempertanyakan hubunganmu saat ketertarikan itu sempat hilang. Kelak juga akan tumbuh lagi.
Kamu harus tetap menunjukkan perasaan cintamu bahkan saat kamu merasa tidak ingin
Hidup tidak selalu berjalan mulus. Begitu juga pernikahan.
Namun, kita bisa terjebak bertindak kekanak-kanakan saat pasangan kita sedang rewel atau terluka. Saat berada di situasi seperti itu, perasaan cinta kita bisa terasa berkurang.
Kita menjadi ragu untuk menunjukkan perasaan cinta itu kepada pasangan. Namun agar pernikahan bisa bertahan selamanya,kita perlu menelan ego kita dan tetap menunjukkan perasaan cinta bahkan saat kita tidak menginginkannya.
Sedikit saja meremehkan pasangan bisa menimbulkan kebencian yang hanya akan menjauhkan kamu dan pasanganmu. Selalu ingat bahwa kamu dan pasanganmu adalah satu tim.
Pernikahan adalah perjalanan
Begitu menikah, kamu bisa saja berasa kalau kamu sudah mencapai tujuan besarmu. Tapi pernikahan itu menantang.
Pernikahan ada untuk membantumu tumbuh dan berkembang.
Akan ada masa-masa sulit yang membuatmu merasakan emosi positif dan negatif di dalam dirimu. Tapi emosi tersebut ada untuk membuatmu lebih tangguh, bukan untuk menjatuhkanmu.
Jika kamu bisa menjalaninya dengan baik, pernikahan bisa memberimu banyak anugerah dan uga mengajarimu banyak sekali cara untuk bisa terus berkembang.
Akan ada masa-masa ketika kamu merasa sebaiknya menyerah saja dan pernikahan ini tak bisa terus berlanjut. Tapi ada banyak yang bisa kita pelajari kalau kita tetap mau bertahan dan kembali pada perjalanan pernikahan itu bersama-sama.
Kalau pernikahanmu butuh banyak perjuangan hanya agar bisa bertahan, bukan berarti pernikahanmu tidak ada harapan
Kalau kamu dibesarkan oleh orang tua yang sangat saling menyayangi, kamu akan memiliki lebih banyak harapan ke pernikahanmu sendiri. Namun bersiap-siaplah kalau tiap pernikahan itu pasti berbeda.
Kalau kamu membandingkan pernikahanmu dengan pernikahan orang lain, kamu hanya akan merasa stres dan kecewa. Terutama jika yang kamu amati ternyata tidak sesuai. Namun walau pernikahanmu tidak sesuai perbandinganmu, bukan berarti pernikahanmu gagal.
Seringkali, pernikahan orang lain itu tampak sempurna di luar. Itulah sebabnya rumput tetangga selalu “terlihat” lebih hijau.
Mengurus anak bisa menyebabkan banyak stres pada pernikahan
Tentu kita semua tahu kalau mengurus anak adalah hal yang menakjubkan sekaligus menyulitkan. Mengasuh anak akan menyulitkan masa-masa terbaik pernikahan sekalipun. Bersiap-siaplah untuk menghadapi hal ini.
Pastikan kamu dan pasangan tetap memberi waktu untuk kalian berdua saja. Ini kalian perlukan untuk mengingatkan mengapa pernikahan itu benar-benar penting bagi kalian.
Setelah punya anak kelak, seringkali anak-anak menghabiskan banyak waktumu. Jangan abaikan hubungan kamu dan pasanganmu. Bagi anak-anakmu, orang tua yang terlihat harmonis jauh lebih penting daripada waktu yang bisa kamu luangkan untuk mereka.
Dalam seks, kamu butuh keterhubungan emosional di dalamnya
Ingatlah bahwa kehidupan seks kamu dan pasnaganmu itu sangat penting untuk bisa menunjukkan cinta dan apresiasi terhadap satu sama lain.
Dalam hubungan seks suami istri, kamu akan belajar tentang memberi dan menerima dengan cara yang penuh cinta dan saling terhubung secara emosional, bukan untuk bisa menguasai hubungan.
Kalau hubungan emosional menjadi dasarnya, seks tidak akan memudar seiring berjalannya pernikahan. Walau bukan berarti hubungan seks kamu dan pasangan tidak akan berubah.
Ada perubahan dalam hubungan seks itu bukan bencana. Yang terpenting adalah tetap jujur dan terbuka terhadap satu sama lain.
Pernikahan takkan bisa bertahan tanpa komunikasi
Komunikasi yang jujur adalah kunci kesuksesan pernikahan. Emosi yang dipendam hanya akan membawa bencana.
Oleh karena itu, kamu perlu belajar cara membicarakan emosi dan perasaan dengan cara yang membangun dan tidak saling menyalahkan. Kemampuan ini kamu butuhkan untuk mengurangi stres dalam pernikahan.
Tentu komunikasi ini tidak selalu mudah untuk dilakukan. Bersiap-siaplah untuk memperjuangkannya, yakni tetap berkomunikasi di masa-masa sulit.
Jangan pernah percaya kalau pernikahan akan membuatmu bahagia
Anggapan yang terkadang disalahartikan adalah pernikahan akan melengkapi kekurangan diri kita, terutama dalam membuat diri kita bahagia.
Pernikahan tidak akan mengubah kebahagiaan diri kita kalau sebelumnya kita tidak merasa bahagia. Pernikahan hanya akan menambah kebahagiaan, bukan menciptakannya.
Tak ada satu hal pun di luar diri kita yang bisa membuat diri kita bahagia. Kebahagiaan itu ada dari dalam.
Pernikahan akan terancam kalau ternyata hasilnya tidak membuat kita lebih bahagia. Bahkan bisa berujung kekecewaan dan perceraian.
Kamu sendirilah yang menentukan apakah dirimu bahagia atau tidak. Jangan bergantung pada pasanganmu, apalagi pada pernikahanmu untuk bisa mendapatkannya.
Diterjemahkan dari artikel Jenny Marchal di tautan berikut ini.