Pacaran Itu Boleh Gak Sih?

Pacaran, membaca kata tersebut tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Terutama muda-mudi yang lagi kasmaran. Pacaran sudah jadi tradisi bagi mereka, dijadikan sebagai media untuk mengekspresikan perasaan mereka. Yang seakan sudah menjadi keharusan bagi yang jatuh cinta.

Nah, pacaran itu boleh gak sih? Bagi yang beragama islam, tentu pacaran itu tidak diperbolehkan. Kalau kalian masih percaya akan datangnya hari akhir, hari kebangkitan, dan akan adanya hari pembalasan, lebih baik kalian hindari aktifitas ini. Kenapa? Ya, pacaran itu “one step closer to zina”.

Zina disini cakupannya luas, bukan sekedar hubungan layaknya suami istri bagi yang kebablasan pacarannya. Ada zina pandangan mata, pendengaran, khayalan, ucapan, hingga perbuatan. Yang gak pacaran aja masih kedapatan melakukan zina, apalagi yang pacaran.

Ok, karena ini bukan lembaran buku, jadinya dipersingkat dan diperjelas. Semoga bisa dipahami dengan baik. Jadi maaf ya kalau blak-blakkan langsung to the point bahwa jauhilah pacaran karena:

1. Pacaran itu udah gak zaman!
Bagi kalian yang sekarang masih single atau bahasa familiarnya “jomblo”, bersyukurlah. Semoga tetap teguh memegang kejombloan kalian. Semoga Allah senantiasa memberikan kasih sayang-Nya kepada kalian. *Alhamdulillah,

2. Kalau ada yang bilang gak laku, gak usah khawatir.
Justru yang gak laku itu yang pacaran, diobral murah bahkan gratis. Kayak baju donk diobral, beli 2 gratis 1. Kok diobral? Kalau cowok nembak cewek, terus si cewek langsung klepek-klepek gitu, padahal cuma nembak pakai ngegombal, bukan pakai mahar. Nah lho, siapa yang gak laku?

3. Bagi kalian yang alasan ngejomblonya karena gak punya modal buat pacaran, dan berfikir nanti kalau pacaran traktirin makan ceweknya, ngajak jalan kesana-kemari, beliin ini beliin itu, stop berpikir seperti itu dan pertahanin kejombloanmu. Karena banyak cowok-cowok yang mampu membelikan ini itu kepada ceweknya tapi belum mampu memberikan mahar kepada cewek yang dicintainya itu, itu namanya belum bisa dikatakan bertanggung jawab. Kasih mahar aja belum mampu, apalagi memberikan komitmen dan tanggung jawab? Eh, malah udah kepengin ngerasain aktivitas orang yang udah nikah, ya kayak gandengan tangan gitu, peluk-peluk mesra pas boncengan, tatap-tatapan pas nungguin makan di restoran, kecup kening kecup pipi, kangen-kangenan kalau lagi jauh-jauhan, dan sebagainya.

4. Kan pacarannya LDR-an (Long Distance Relationship)! Hmmm, kan pasti sms-an, telpon-telponan, kangen-kangenan, ya kan? Itu sama aja berkhalwat (berduaan) walau tidak bertatap muka. Apa yang dilihat, didengar, diucapkan, disentuh, dan apa saja kaki yang melangkah menuju yang tidak halal, serta berharap hal-hal yang belum halal untuk kita, itu tetap saja mendekati zina.

Tenang, jodoh sudah ada yang ngatur. Kalian gak cemburu kalau jodoh kalian lagi dipinjam alias dipacarin sama orang lain? Kalau kalian merasa cemburu, stop pinjam jodoh orang lain (pacaran). “Ya, kalau dia jodoh kita bro, siapa tahu kan?” Itu baru “siapa tahu”, kawan. Jodoh itu cuma Allah yang tahu. Gak usah mendahului kehendak Allah. Sepasang kekasih yang dikatakan berjodoh itu kalau udah ada akad dari kedua belah pihak. Sah sah dari kedua wali. Walaupun yang udah bertunangan sekalipun itu belum dikatakan berjodoh.

“Jika seorang lelaki mencintai seorang wanita. Dia akan mengakui keberadaan wanita itu, memenuhi kebutuhannya, melindunginya. Jika dia sungguh-sungguh mencintainya, pengakuan tertingginya adalah “Ini istri saya””. (Steve Harvey)

Pacaran itu proses menuju nikah, dijadikan jalan yang ditempuh sebelum mengikat kontrak pernikahan. Begitulah kebanyakan paham di masyarakat mengenai pacaran. Ini nih alasan yang logis dan realistis bagi mereka yang serius pacaran. Bagi kalian yang sekarang lagi serius pacaran, pasti ujungnya pengin kejenjang pernikahan. Bener gak? Tapi tapi tapi, gak ada taken for granted di dunia ini selain yang sudah ditegaskan dalam Al-Quran dan Sunnah. Termasuk cara menuju pernikahan. Nah, buat para cewek yang pacarannya udah berbulan-bulan atau yang udah sampai bertahun-tahun, coba tanya sama cowoknya “kapan kita nikah?” Kalau jawabannya nglantur gak jelas atau asal-asalan dan gak tegas, atau sengaja mengalihkan topik pembicaraan, udah tinggalin aja. Alasan kebanyakan orang pacaran selain untuk lebih dekat mengenal pasangannya biar gak nyesel kalau udah nikah, pengin diperhatiin, disayang, diromantis-romantisin, yaah berbagai macam belaian kasih sayanglah, yang bisa membuat hari-hari jadi berbunga-bunga. Jatuh cinta oh indahnya. Tapi ketika diminta tanggungjawab dan komitmen menuju pernikahan, langsung deh “deg!” ciut nyali. Pengin senengnya aja, diminta tanggungjawab dan komitmen malah kabur. Buat para cewek, berhentilah. Jangan mudah terperangkap tipu daya cowok-cowok PHP(pemberi harapan palsu). Faktanya, pacaran telah manjadikan cewek sebagai objek eksploitasi. Cewek jadi korban. Sementara cowok hanya menikmati kesenangan.