“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (QS An Nisa 9).
Anak adalah amanah yang diberikan Allah kepadamu dan pasanganmu. Anak bisa menjadi penyenang hati orang tuanya jika benar dalam mendidiknya. Sebaliknya, anak juga bisa menjadi penyebab kesedihan orang tua yang berkepanjangan jika salah dalam mendidiknya.
Anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya juga merupakan tabungan amal kebaikan yang masih mengalirkan pahala meskipun ayah bunda sudah mati terkubur tanah.
Oleh karena itu mendidik anak bukanlah perkara yang sepele. Kamu harus berhati-hati agar tidak salah mengambil langkah. Sebagaimana nasihat Rasulullah, perlakukan anakmu sesuai dengan usianya. Berikut ini perlakuan terhadap anak sesuai kelompok usia.
Usia 0 – 6 Tahun, Anak Sebagai Raja
Usia ini disebut sebagai golden age atau usia emas. Pada usia ini anak ibarat kertas putih yang siap diberikan coretan apapun oleh orang tuanya.
Rasulullah menganjurkan untuk memanjakan, menyayangi, dan mengasihi anak pada usia ini. Kita harus memberikan curahan kasih sayang yang tidak terbatas agar anak merasa aman dan nyaman di dekat orang tuanya.
Jangan sampai melibatkan hukuman fisik seperti memukul jika anak melakukan kesalahan. Hal ini akan terekam bahkan saat ia sudah dewasa.
Namun memanjakan bukan berarti selalu membenarkan apapun perbuatan si kecil. Jika ia melakukan kesalahan, orang tua tetap harus memberikan pengertian tentang kesalahannya. Ayah bunda harus pandai-pandai mengemas nasihat kebaikan agar tersampaikan kepada anak tanpa kekerasan.
Usia 7 – 14 Tahun, Anak Sebagai Manager
“Perintahkanlah anak-anakmu untuk sholat saat mereka telah berusia 7 tahun, dan pukulah mereka jika meninggalkannya ketika mereka berusia 10 tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud).
Pada usia ini perlakukan anak layaknya manager. Berikan kamar tidur untuknya sendiri. Bebaskan ia berekspresi dengan kamarnya seperti warna cat kamar, motif sprei kasur, dan lain-lain.
Mulai libatkan si kecil dalam diskusi dan musyawarah bersama ayah dan bunda. Sebagai contoh batasan waktu menonton televisi yang tidak boleh lebih dari 1 jam dalam sehari semalam.
Jika anak terlibat dalam pengambilan keputusan, maka ia akan memiliki kesadaran untuk menaatinya.
Ajarkan kepadanya menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai muslim yang baik seperti sholat dan puasa. Jika anak tidak mau sholat maka kamu boleh memukulnya sebagai jalan terakhir mengingatkannya.
Jika memang terpaksa memukul, usahakan jangan memukul bagian wajah sehingga meninggalkan bekas luka.
Usia 15 – 21 Tahun, Anak Sebagai Sahabat
Pada usia inilah anak mulai mengalami masa pubertas. Terjadi perubahan fisik dan perubahan hormonal dalam diri anak.
Biasanya anak sudah mulai berontak jika merasa ada yang tidak sesuai dengan
kehendaknya. Oleh karena itu ayah bunda sebaiknya memperlakukannya seperti seorang sahabat.
Jadilah pendengar yang baik atas masalah-masalah yang ia hadapi. Termasuk masalah asmara dan pergaulan dengan teman-temannya. Jangan sampai anak menganggap kita musuh yang tidak boleh tahu masalah pribadinya.
Ayah bunda harus menjadi sahabat yang baik agar anak tidak menceritakan masalah pribadinya pada orang yang salah.
Bunda juga perlu mengetahui password semua sosial media agar lebih bisa mengontrol pergaulan anak.
Usia Diatas 21 Tahun, Anak Adalah Burung yang Bebas
Pada usia ini anak sudah dewasa. Saatnya orang tua memberikan kepercayaan penuh kepada anak atas keputusan yang hendak ia ambil. Namun orang tua juga harus tetap menjalin komunikasi yang baik dengannya.
Selalu berikan nasihat kebaikan kepadanya dengan cara yang lembut.
Pada semua usianya, selalu sebut nama anak-anak dalam setiap doa. Hanya Allah yang dapat melindungi mereka dalam setiap langkah hidupnya.