Suku Flores merupakan suku yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam bahasa Portugis Flores memiliki arti ‘bunga’. Flores termasuk dalam gugusan kepulauan Sunda Kecil bersama dengan NTB dan juga Bali, dengan luas wilayah kurang lebih 14.300km persegi.
Suku Flores merupakan campuran dari etnis Melanesia, Melayu, dan juga Portugis. Karena mereka pernah menjadi koloni portugis, maka dari itu interaksi dengan kebudayaan Portugis sangat terasa dalam kebudayaan Flores. Diantaranya ada budaya Sikka, Flores Timur, Ende, Manggarai dan juga Ngada.
Rumah tradisional Suku Flores telah lama menjadi perhatian bagi para peneliti yang dating dari luar Indonesia. Menurut mereka, rumah tradisional suku flores tersebut bisa di kategorikan sebagai boat communities karena adanya kemiripan dalam bentuk tertentu pada sebuah perahu.
Rumah tradisional suku flores berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari alang-alang yang juga merupakan pusat kegiatan masyarakat tradisional. Dimulai dari memasak sampai tidur semua kegiatan dilakukan di dalam rumah.
Hal tersebut disimbolkan dalam bentuk tiang rumah yang di sebut tiang feminine atai ni ainaf. Tiang yang lainnya di sebut dengan tiang maskulin ataupun juga hau monef.
Rumah tradisional ini juga merupakan tempat persembahan. Dan juga setiap rumah tradisional memiliki nama yang berbeda beda. Di Alor disebut dengan Tofa, dan di ende disebut dengan Saoria. Dan hanya keluarga inti saja yang menempati rumah tradisional ini.