Kjokkenmoddinger

KJOKKENMODDINGER – Apa arti Kjokkenmoddinger. Saat berbicara tentang kjokkenmoddinger atau juga bisa disebut abris sous roche, maka kita akan membuat flashback atau refleksi ke kuno, pra sejarah.

Pada zaman prasejarah atau yang disebut masa pra-literal, banyak menghasilkan beberapa budaya seperti budaya paleothikum, budaya mesolitik, budaya neolitik, budaya logam, dan budaya megalitik.

Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger
Sportourism.com

Istilah abris sous roche dan kjokkenmoddinger mulai dikenal pada zaman mesolithium, yang berarti hasil penemuan ditemukan pada saat itu.

Era mesolithium adalah zaman batu abad pertengahan atau transisi antara batu paleotik (batu tua) dan periode neolitik (batu baru).

Sesuai dengan kata mesolithikum yang merupakan bahasa Yunani, berasal dari kata mesos berarti pertengahan dan litos berarti batu.

Pada zaman sekarang ini, alat yang telah digunakan telah berevolusi dari sebelumnya berasal dari batu yang sangat besar sudah mulai berubah menjadi sederhana, yakni dengan menggunakan tulang.

Di Indonesia sendiri, kehidupan di era ini juga tak jauh berbeda. Masyarakat sudah mulai tinggal sedikit menetap, yang berarti tidak sering bergerak dan mulai bertani sederhana.

Umumnya di mana mereka tinggal di pantai dan gua. Maka tak jarang jika sisa-sisa warisan budaya sering ditemukan di lokasi seperti sous roche abris dan kjokkenmoddinger itu sendiri.

Abris sous roche adalah gua yang menyerupai ceruk berbatu yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia pada saat itu.

Bentuk ceruk di dalam batuan sudah cukup untuk memberikan perlindungan dari sengatan matahari di siang hari dan udara dingin di malam hari.

Zaman Prasejarah 

Kjokkenmoddinger
pixabay.com

Penelitian pertama tentang sous roche abris dilakukan pada tahun 1928-1931 oleh Dr. P. V. Stein Callecels di goa Lawu dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur.

Ditempat itu ditemukan beberapa alat seperti batu gerinda, kapak, ujung batu panah, alat tulang dan tanduk binatang yang digunakan untuk berburu dan lainnya.

Karena rata-rata yang ditemukan adalah alat dari tulang, itu disebut Sampung Bone Culture. Penemuan lain dari budaya sous roche abris juga didapat di Lamancong, Sulawesi Selatan, yang dikenal dengan budaya Toala.

Temuan ini semakin diperkuat dengan ditemukannya alat yang hampir identik di Timor dan Rote, Papua oleh Alferd Buhler, yang diduga merupakan peninggalan ras Melanesoide /Melanesia.

Sedangkan kjokkenmoddinger yang berasal dari kata kjokken berarti dapur dan modding berarti sampah, yang berarti limbah dapur adalah penemuan yang ditemukan di sepanjang pantai timur pulau Sumatera.

Disebut sebagai limbah dapur karena merupakan tangkapan bekicot tangkapan dan kerang setinggi 7 meter. Dr. P. V. Stein Callecels yang pada saat itu melakukan penelitian.

Tepatnya pada tahun 1925, menduga bahwa manusia pada saat itu bergantung pada siput dan cangkangnya.

Akumulasi sampah pada hewan dalam bentuk kulit dan sebagainya juga diduga terjadi sangat lama dilihat dari ketinggian tumpukan yang dihasilkan.

Penemuan lain yang didapat adalah alat seperti penggiling batu dan sumbu genggam atau kerikil yang disebut, beberapa menyebutnya kapak sumatera.

Kjokkenmoddinger
commons.wikimedia.org

Demikian tadi adalah info mengenai, Kjokkenmoddinger, semoga informasi ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda, terimakasih dan sampai jumpa lagi diartikel SatuJam.com lainnya.