Memberi saran yang tidak diminta

Jangan Membenci Orangnya, Bencilah Kesalahannya

Sebagai manusia, kita tidaklah sempurna, nggak seperti malaikat yang selalu patuh. Kita ini cuma manusia biasa, jadi pastilah sering berbuat salah dan lupa. Nggak jarang kita melihat orang melakukan kesalahan tepat di depan kita. Mungkin juga mereka itu adalah kerabat dekat kita, atau jangan-jangan kita sendiri juga sering salah.

Ketika melihat orang lain berbuat salah, kadang akan timbul rasa benci dalam diri kita. Apalagi kalau kesalahan yang dilakukan orang lain itu berhubungan dengan kita. Sudah pasti jengkel bukan main diri ini.

Setiap orang tentulah pernah melakukan kesalahan, termasuk diri kita ini. Tidak ada makhluk bernama manusia yang tidak pernal=h melakukan kesalahan. Dan kesalahan itu, memang sudah dasarnya ada dalam diri kita.

Memang begitulah diri kita, tempat salah dan lupa. Namun, sebaik-baik manusia itu, adalah yang mau mengakui kesalahan yang dilakukannya dan tentunya tidak akan mengulanginya lagi.

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (13/187), Ahmad (3/198), Tirmidzi (2499), Ibnu Majah (4251), “Kullu banii Adam khotthooun, wa khoiru khotthooinna attawwabuun. Setiap Bani Adam pasti bersalah. Dan sebaik-baik orang bersalah adalah mereka yang bertaubat.”

Walapun kita sudah tahu tentang hadits tersebut, tapi masih saja ada rasa benci terhadap orang yang bersalah. Padahal dia juga sudah meminta salah. Tapi ya memang dasarnya manusia yang kadang sulit untuk memaafkan. Apapun permohonan maaf yang sudah terlontar, ternyata masih ada juga tuh rasa nggak suka.

Nah, kalau kamu termasuk tipe orang yang seperti itu, walaupun sudah dimintai maaf tapi masih benci juga, ada sedikit solusi nih. Kamu bisa memindahkan rasa bencimu itu, dari orang kepada perbuatan. Jadi, ketika ada orang yang berbuat kesalahan, jangan benci orangnya, tapi bencilah apa yang dia lakukan.

Dengan cara seperti itu, kamu akan bisa menenangkan pikiran dan jiwa. Setelah itu, hal yang perlu kamu lakukan adalah menasihatinya. Nasihati dengan santun agar di tidak lagi berbuat kesalahan. Bukan malah kita jauhi lho ya.

Seperti itulah apa yang diajarkan oleh seorang sahabat Rasulullah, berikut ini kisahnya.

Abu Qalabah bercerita, “Suatu hari, Abu Darda’ melewati seorang laki-laki yang telah melakukan satu kesalahan.  Laki-laki itu dimaki-maki oleh banyak orang. Abu Darda’ pun mencegahnya seraya berkata, ‘Jika kalian mendapatinya terperosok dalam satu lubang, apakah kalian akan mengeluarkannya?

Mereka menjawab, ‘Ya.’

Ia berkata, ‘Kalau begitu, janganlah kalian mencelanya. Bersyukurlah kepada Allah yang telah menyelamatkan kalian dari dosa dan kesalahan.’

Mereka bertanya, ‘Apakah engkau tidak membencinya?’

Ia menjawab, ‘Yang kubenci adalah perbuatannya. Jika dia meninggalkan kesalahannya, maka dia saudaraku.’”

Cerita di atas merupakan kutipan dari buku 60 Sahabat Rasulullah, karya Khalid Muhammad Khalid.

Sudah sepatutnya kita tidak membenci teman atau saudara kita yang sedang terperosok dalam kesalahan. Sudah seharusnya kita membantunya untuk keluar dari kesalahan itu.

Jadi, jangan benci orang yang melakukan kesalahan ya, tapi bencilah perbuatan yang dilakukannya.


Posted

in

by