Apakah kamu pernah menyesal dengan hidupmu saat ini? Kemalasan di masa lalu membuatmu semakin jauh dari cita-cita yang kamu impikan sejak masih kanak-kanak.
Terlebih melihat teman-teman yang dahulunya memiliki prestasi lebih rendah dari kamu sekarang justru menduduki posisi yang kamu cita-citakan. Rasa iri dan dengki membuatmu semakin menyalahkan diri sendiri.
Sebenarnya perasaan seperti ini tidak selalu memberikan dampak buruk. Kamu bisa memanfaatkan perasaan ini sebagai pemacu agar kamu meningkatkan ikhtiar dan doamu dalam meraih impian.
Namun jika perasaan ini tidak dimanajemen dengan baik, justru akan menjadi bumerang bagimu. Bukannya membuahkan energi yang dapat membuatmu maju, namun malah membuatmu semakin frustasi dan tidak memiliki semangat hidup.
Beberapa hal dibawah ini dapat kamu resapi sehingga kamu akan mencintai dirimu sendiri.
Bersyukur
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,” (QS Ibrahim ayat 7).
Tak sedikit orang yang berandai-andai karir cemerlang, keluarga harmonis, dan materi berlimpah pasti bahagia. Padahal jika kamu berada di posisi mereka, tidak seindah yang kamu bayangkan.
Apa yang kamu lihat dari orang lain belum tentu memberikan kesimpulan yang sejalan. Oleh karena itu istilah orang Jawa mengatakan wang sinawang. Maksud dari istilah ini adalah kamu harus melihat orang lain untuk menambah kesyukuran.
Bisa jadi orang yang kamu anggap kaya ternyata belum diberikan keturunan meskipun usia pernikahan sudah 10 tahun. Sedangkan keluargamu yang sederhana sudah memiliki 3 anak yang pintar-pintar dan menggemaskan.
Terus Memperbaiki Diri
Bersyukur merupakan hal yang membahagiakan. Namun bukan berarti kamu tidak mau lagi mengambil kesempatan untuk mengembangkan potensi yang kamu miliki.
Sesekali ambilah waktu di malam yang sunyi. Renungilah apa yang selama ini menjadi kekuranganmu baik dalam sifat buruk maupun kebiasaan yang kurang baik. Gunakan sebagai acuan untuk memperbaiki diri sendiri.
Jangan cepat puas dengan pencapaian yang telah kamu raih. Teruslah memperbaiki dirimu sendiri agar semakin bisa memberikan kemaslahatan kepada masyarakat luas.
Memilih Lingkungan yang Baik
“Kamu akan menjadi hebat, jika kamu berada di lingkungan yang mendukung.” Pernyataan ini akhir-akhir ini sering muncul sebagai motivasi.
Seperti halnya analogi berteman dengan minyak wangi atau berteman dengan pandai besi. Jika kamu ingin mencintai dirimu sendiri, maka pilihlah lingkungan yang baik.
Lingkungan yang buruk hanya akan menggembosi semangatmu untuk berjuang. Mereka yang berpikiran sempit seluas ruangan kamar, tak akan pernah mendukungmu berpikir out of the box. Kamu justru dipandang sebagai orang aneh.
Jika kamu kesulitan keluar dari lingkunganmu saat ini, carilah komunitas yang mendukung potensimu melalui dunia maya. Sebagai contoh jika kamu suka menulis, maka carilah komunitas dunia maya yang anggotanya penulis-penulis.
Selain menambah semangat, kamu juga mendapatkan ilmu dari mereka yang sudah banyak memakan asam garam dalam dunia kepenulisan.
Menerima dengan Sebaik-Baik Penerimaan
“Tidak perlu iri pada rezeki orang lain, kamu tidak tahu apa yang telah diambil darinya.”
Ada sebuah kisah seorang ibu rumah tangga yang sukses mengelola toko cake and bakery dengan banyak cabang. Tak berhenti di sini, ibu ini bahkan merambah bisnis busana muslim.
Orang-orang melihatnya hebat dan berbakat dalam mengembangkan bisnis. Namun ternyata ibu ini mengalami kegagalan dalam rumah tangganya. Perceraian membuatnya harus membesarkan ketiga anaknya seorang diri.
Terimalah semua pemberian Allah. Itulah yang terbaik untukmu. Terimalah dengan sebaik-baik penerimaan.