Semasa kuliah di salah satu perguruan swasta (sekarang berubah menjadi negeri) di sebuah kota di Jawa, Budi berada dua tingkat di atas Dewi. Sama-sama di fakultas dan jurusan yang sama membuat mereka sering ketemu, apalagi jika Budi mengulang mata kuliah.
Singkat cerita mereka pacaran, meskipun lumayan cakep tapi Budi tipikal cowok kuno yang pendiam. Sedangkan Dewi tipikal cewek dari masa ke masa yang cerewet, meskipun masih dalam batas wajar. Setelah Budi lulus sarjana lalu bekerja di Jakarta di sebuah perusahaan investasi. Setahun kemudian Dewi lulus sarjana dan melanjutkan kuliah di magister di kota yang sama. Tak ada pertengkaran hebat selama mereka pacaran, sepertinya pacaran mereka akan awet.
Sebelum Dewi menamatkan kuliah magister, orang tuanya mulai risau dengan anak gadisnya. Akankah Budi akan menikahi Dewi atau meninggalkannya. Dipanggillah Budi untuk menyampaikan ketegasannya, apakah dia serius nikah atau tidak. Orang tua Dewi tinggal di Jakarta, sehingga komunikasi dengan Budi jadi lebih mudah. Akhirnya Budi dan Dewi menikah setelah Dewi wisuda program magister dengan riwayat 5 tahun pacaran.
Mereka menikah di kota kecil kelahiran ayah Dewi, pertimbangannya karena kerabat ayah dewi banyak tinggal di kota tersebut. Biaya pernikahan jelas lebih murah dibandingkan di Jakarta. Dewi berasal dari keluarga berada, ayahnya mantan pejabat strategis di salah satu perusahaan di Jakarta, tapi mereka hidup sederhana. Sedangkan Budi dari keluarga biasa saja.
Tak ada gosip miring setelah mereka menikah, setelah anak pertama lahir barulah prahara rumah tangga menimpa mereka. Budi dituduh berbohong dan menyembunyikan sesuatu. Atas desakan keluarga Dewi, akhirnya suami-istri itupun bercerai. Terungkap, Budi sering menyelewengkan uang keluarga Dewi tanpa kejelasan. Kemungkinan uangnya diinvestasikan di perusahaan tempatnya bekerja, tapi perusahaan itu tidak memiliki kejelasan dan terindikasi melakukan penipuan.
Nasi telah menjadi bubur, ternyata mereka tidak berjodoh. Budi telah menyakiti hati Dewi dan menyalahgunakan kepercayaan keluarga Dewi, yang tersisa adalah rasa benci. Pernikahan hanya bertahan 3 tahun, lebih cepat dari usia pacaran mereka.
Apa yang salah dari mereka? Kesalahan utama adalah pacaran, aktivitas yang penuh dusta dan dosa. Selama 5 tahun pacaran Dewi gagal mengenal Budi dan keluarganya dengan baik. Motif Budi menikahi Dewi menjadi tanda tanya, apakah dia tulus mencintai Dewi atau karena harta? Mengingat status sosial yang berbeda dan Dewi bukan wanita yang cantik.
Keluarga Dewi juga salah karena membiarkan anaknya pacaran, tidak mengumpulkan informasi secara lengkap siapa Budi ini. Pendiam bukan berarti selalu baik hati, rajin menabung, dan suka menolong. Adakalanya diam karena menyembunyikan sesuatu.
Pelajaran dari kisah ini adalah pacaran bukan jaminan pernikahan akan langgeng. Percuma pacaran lama kalau nantinya pernikahan hanya seumur jagung. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang calon suami/istri. Kerahkan intelejen dan sumber daya lain untuk mendapatkan informasi lengkap. Jika sudah merasa cocok, segeralah menikah tanpa membuang waktu untuk pacaran.