Pada umur 1 hingga 2 tahun, anak biasanya mengeksplorasi berbagai tekstur dan rasa baru makanan seperti asin, manis, asam dan pahit. Apabila ia menemukan rasa dan tekstur yang sangat ia sukai, biasanya ia enggan berhenti mengkonsumsinya. Bahkan, ia mengkonsumsi dalam jumlah yang melebihi porsi normal. Supaya anak memahami konsep cukup, sebaiknya Anda menerapkan hal-hal di bawah ini.
1. Bukti Habis
Apabila Anda termasuk orangtua yang selalu menyediakan makanan cadangan di rumah, cobalah sesekali untuk mengosongkannya. Pindahkan makanan cadangan tersebut ke tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak. Tunjukkan padanya bahwa lemari tempat penyimpanan cadangan makanan kosong ketika si kecil ngotot meminta lagi makanan favoritnya.
2. Sesuai Kebutuhan
Meskipun anak memiliki kapasitas lambung yang kecil, namun ia butuh banyak energi untuk menunjanng pertumbuhan yang pesat. Anak memang butuh makan setiap beberapa jam. Oleh karenanya, bantu si kecil untuk membatasi jumlah makanannya supaya ia tidak kebanyakan makan. Anda dapat menyiapkan porsi-porsi kecil makanan. Anda cukup memberi satu porsi sekali makan.
3. Pilih yang Sehat
Anak, meskipun telah diberi penjelasan bahwa terlalu banyak makan tidak baik untuk tubuh, belum tentu bersedia menghentikan nafsu makannya. Maka wajar saja jika ia merengek minta kue hingga 10 kali dalam satu hari. Daripada memberikannya keripik kentang, lebih baik Anda menyediakan buah, keju, atau serealia. Makanan yang sehat akan menghindarkan anak dari risiko kegemukan. Anda juga dapat memberikan si kecil biskuit atau berondong jagung karena rendah lemak.
4. Ajarkan Langsung
Sudah menjadi tabiat anak, ia sering menirukan perilaku orang-orang di sekitarnya. Oleh karenanya, berikan contoh pada anak dengan perilaku Anda. Batasi makanan yang Anda konsumsisehingga anak juga belajar pola makan yang tidak berlebihan. Biasakan diri Anda untuk menyudahi makanan, ketika makanan yang Anda ambil habis dan tidak menambah porsinya lagi.
5. Bukan Hadiah
Upayakan untuk tidak memberikan hadiah/penghargaan pada anak dalam bentuk makanan. Anda dapat menggantinya dengan mainan edukatif. Hadiah berupa makanan, justru mendorong anak untuk terus mengulanginya. Anda terpaksa harus memberikan memberikan makanan padanya tanpa batas jika ia selalu berhasil atas usahanya.
Semoga bermanfaat.