Pada zaman duhulu, saat alat-alat medis dan ilmu pengetahuan belum seperti sekarang, tidak sedikit ilmuwan yang kelewatan batas dalam memuaskan hasrat keingintahuannya. Terlebih lagi ilmuwan yang berkutat dalam bidang sosial.
Untuk meneliti aksi dan reaksi makhluk hidup terhadap suatu rangsangan, mereka tega menggunakan anak-anak sebagai bahan percobaan dalam penelitan.
Bobo Doll Experiment
Albert Bandura melakukan percobaan yang dikerjakan pada tahun 1961, bertujuan untuk membuktikan teorinya bahwa semua perilaku manusia diperoleh dengan cara imitiasi sosial dan meniru, bukan diwariskan melalui faktor genetik.
Pada dunia modern, begitu banyak dampak sosial yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan moralitas seseorang anak. Televisi, musik, games dan kurangnya tokoh panutan kesemuanya dianggap bertanggung jawab atas kerusakan moral dan kecenderungan melakukan kekerasan para generasi penerus.
Bobo Doll yaitu boneka mainan setinggi sekitar 1 meter yang biasanya terbuat dari vinyl atau plastik yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat bangun kembali saat dipukul jatuh. Anak-anak dipilih menjadi subyek dalam penelitian ini karena mereka cenderung masih belum terpengaruh lingkungan sosial.
Pada anak-anak ini lalu dipertunjukkan orang dewasa yang menendangi dam memukul boneka setelah itu anak-anak ini lalu diberikan mainan biasa seperti mobil-mobilan. Lalu ketika anak-anak ini mulai menikmati permainan, semua mainan tersebut diambil dan diganti dengan bobo doll.
Dan terbukti untuk melampiaskan rasa marah mereka, anak-anak ini lalu memukuli dan menendang bobo doll seperti yang mereka saksikan sebelumnya.
Robbers Cave Experiment
Pada sebuah penelitian tahun 1954 yang dinamai dengan Robbers Cave dilaksanakan, dimana 2 kelompok anak-anak berusia rata-rata 11 tahun “diadu” di dalam sebuah hutan.
Sebelumnya masing-masing kelompok anak ini tidak diberitahu tentang adanya kelompok lain dalam hutan tersebut dan hanya disuruh bermain bersama anggota kelompok lainnya.
Setelah ikatan emosional di antara anggota kelompok mulai terjalin kuat, barulah kedua kelompok ini ditemukan dan diadu dalam serangkaian kompetisi dengan hadiah yang menarik.
Ketika itulah mulai timbul ketegangan antara kedua kelompok hingga perilaku negatif dan kecenderungan melakukan kekerasan untuk mencapai kemenangan mulai timbul.
The Monster Study
Penelitian yang dilakukan pada tahun 1939 di Davenport, Iowa ini dirancang oleh seorang psikolog bernama Dr. Wendell Johnson.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab bicara gagap pada anak-anak. Walaupun sepertinya tujuannya baik, namun efek traumatis yang dihasilkan pada anak-anak yang menjadi obyek penelitian membuat mereka menjadi gagap seumur hidupnya.
Penelitian dilakukan dengan obyek sebanyak 22 anak-anak dari panti asuhan. Separuh dari mereka merupakan anak-anak gagap bicara sedangkan lainnya dapat berbicara normal. Dari 22 anak ini lalu dibagi menjadi 2 kelompok yang diambil secara acak. Kelompok pertama memperoleh perlakuan positif dan sanjungan.
Sedangkan kelompok kedua sebaliknya, mereka sering dimarahi serta sama sekali tidak dihargai. Hasilnya yaitu anak-anak di kelompok kedua yang sebelumnya gagap menjadi semakin bertambah parah dan yang sebelumnya dapat berbicara normal malah menjadi gagap seumur hidup.
Karena efek traumatis ini tidak dapat disembuhkan, maka penelitian ini disebut sebagai “Monster Study”.
Virus Hepatitis Willowbrook State School
Dulu antara tahun 1956 hingga 1963, seorang peneliti bernama Dr. Saul Krugman menggunakan anak-anak terbelakang mental di Willowbrook State School sebagai obyek penelitian dengan cara menginfeksi mereka dengan virus Hepatitis.
Sekali lagi sebenarnya tujuannya baik, yaitu untuk memonitor perkembangan virus tersebut sehingga bisa diketahui cara pengobatannya.
Penggunaan anak-anak sebagai bahan percobaan ini tentu saja memperoleh tantangan keras dari dunia kedokteran , namun entah mengapa pemerintah setempat rupanya tidak bergeming dan membiarkan Dr. Saul meneruskan penelitiannya.
Sampai sekarang penelitian ini dianggap sebagai penelitian paling tidak etis yang pernah dilakukan di negara Amerika Serikat.
Gila banget ya eksperimen-eksperimennya. Memang sebagai manusia kita memiliki rasa keinginan tahuan yang harus dipuaskan. Namun, ketika pemuasan tersebut harus dipenuhi dengan segala cara, maka itu merupakan penyimpangan.
Bagikan lah artikel ini, agar tidak ada lagi ilmuwan-ilmuwan gila seperti mereka selanjutnya.