Di era sosial media, perdebatan seputar keluarga kerap sekali terjadi. Mulai dari perdebatan mengenai ibu yang memilih bekerja dan ibu yang memilih di rumah, perdebatan antara anak yang minum ASI dan susu formula, hingga perdebatan mengenai pasangan suami istri yang menunda memiliki momongan.
Apakah hal-hal seperti itu pantas diperdebatkan?
Dalam Islam, berdebatnya saja sudah dilarang kan? Apalagi jika perdebatan itu pada akhirnya menyakiti salah satu pihak. Kita kan nggak tau sepenuhnya alasan masing-masing dari mereka memilih pilihan-pilihan yang ada. Contohnya saja orang yang memutuskan untuk menunda kehamilan.
Amat tidak bijak jika dalam kasus ini, kita langsung menghakimi mereka. Mungkin mereka punya alasan kuat yang tidak bisa diceritakan oleh orang lain. Kita sebagai pihak yang berada diluar kehidupan rumah tangga mereka hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka, baik itu saat memilih sebuah pilihan ataupun ketika sesuatu menimpa keluarga mereka.
Nah, jika ada orang yang menunda kehamilannya, memang terkadang hal ini menjadikan orang di sekitarnya bertanya-tanya, “Sebenarnya, apa sih alasan mereka untuk menunda?” Supaya kita tidak terjebak dalam prasangka, langsung kita lihat saja yuk alasan yang biasa menjadikan hal ini menjadi pilihan.
Istri Mengalami Gangguan di Sistem Reproduksinya
Salah satu alasan kuat yang menyebabkan seorang wanita menunda untuk hamil karena ia mengalami gangguan di organ reproduksinya. Walaupun banyak orang telah menyemangti ia untuk segera hamil, namu pertimbangan medis tentunya tidak bisa dilawan. Dan seringkali, wanita yang menunda kehamilan dengan alasan ini, enggan untuk bercerita kepada khalayak umum.
Kenapa mereka enggan untuk bercerita? Karena dengan bercerita, mungkin kepedihan yang dirasakan semakin bertambah. Dan hal seperti ini tentunya bukan untuk dikonsumsi oleh orang lain. Oleh karena itu, bisa jadi ia mengungkapkan alasan yang berbeda di depan orang lain. Jadi, kalau menemukan orang yang menunda kehamilan, kita nggak boleh berprasangka buruk dulu ya!
Trauma dengan Kelahiran Sebelumnya
Nah, kalau poin yang kedua ini kasusnya berbeda lagi. Ada yang menunda kehamilannya karena ia pernah mengalami trauma dengan kehamilannnya yang sebelumnya. Trauma ini bisa disebabkan kondisinya selama mengandung sebelumnya atau saat ia mengalami prosesi persalinan.
Bagaimana jika orang yang masih mengalami traumi memaksakan diri untuk hamil? Tentunya hal ini akan mempengaruhi perkembangan janinnya nanti, selain itu kondisi psikis ibu pun dikhawatirkan terganggu jika ibu mengalami trauma sebelumnya.
Dengan melihat kasus seperti ini, kita nggak bisa menyalahkan dong jika ada wanita atau istri yang dengan sengaja menunda kehamilannya. Kita perlu ingat bahwa kondisi setiap orang saat hamil berbeda-beda, maka dikondisi seperti ini kita tidak boleh membanding-bandingkan dengan orang lain.
Kondisi yang Menyebabkan Istri Memilih untuk Menunda Kehamilan
Selain kondisi-kondisi di atas, bisa jadi ada kondisi lain yang menyebabkan istri menunda kehamilan. Bisa jadi saat itu kondisi keuangan keluarganya sedang morat marit dan ia merasa perlu membantu suaminya bekerja. Nah, kalau ia bekerja saat ia sedang hamil, tentunya hal ini dirasa tidak baik bagi kandungannya nanti.
Demikianlah beberapa alasan yang mungkin mewakili banyak alasan lainnya, mengenai seorang wanita atau ibu menunda kehamilannya. Semoga, kita yang berada di sekitar mereka atau berada di posisi tersebut, bisa lebih bijak menyikapinya. Sehingga tidak akan ada yang tersakiti dengan pernyataan kita, baik itu di dunia maya ataupun dunia nyata.