Ada peristiwa yang lucu tahun lalu, saat dua supporter klub sepak bola Juventus dan Real Madrid terlibat bentrok fisik. Tepatnya pada leg kedua semifinal liga champions 2015 silam.
Lucunya supporter ini bukan berasal dari Italia atau Spanyol, tapi dari Indonesia!
Mungkin kalau kita pakai logika, nggak ketemu rasionalnya kenapa orang Indonesia bisa tergila-gila sama klub sepak bola asal Eropa. Kotanya saja mungkin jarang yang menginjakkan kaki kesana, kenal orang sana aja enggak. Tapi soal fanatisme jangan tanya, mungkin sebanding dengan penggemar asli di kota klub tersebut.
Ya, semenjak siaran sepak bola eropa mulai masuk di Indonesia pada dekade 1990-an, orang Indonesia pun mulai mengenal klub-klub besar dan pemain-pemain bintang dari Eropa.
Mungkin bagi penggila bola yang merasakan era 90-an masih ingat dengan siaran televisi Liga Italia di RCTI dan Liga Inggris di SCTV.
Semenjak itulah masyarakat kita bukan hanya menggemari tayangannya, tapi juga tergila-gila dengan klub-klub dari daratan Eropa. Mulai dari klub Italia dan Inggris, lalu menyusul klub raksasa Madrid dan Barcelona di Spanyol, bahkan ada juga yang menggemari klub dari Liga Jerman.
Sebetulnya apa sih yang membuat orang Indonesia begitu ngefans berat dengan klub-klub dari Eropa. Ini dia alasannya.
Tim Kompetitor Juara
Hampir semua klub yang didukung oleh orang Indonesia adalah klub-klub Eropa yang selalu menjadi langganan juara, atau paling tidak punya riwayat juara yang banyak.
Hampir tidak ada orang-orang yang mendukung klub gurem karena kemungkinan juaranya tipis. Minimal klub itu pernah juara seperti Lazio, Fiorentina, dan Atletico madrid.
Suka dengan Gaya Bermainnya
Salah satu kenapa orang sangat gandrung dengan klub sepak bola karena gandrung dengan gaya bermainnya. Contoh paling kelihatan adalah gaya bermain Barcelona dengan tiki-takanya, MU dengan gaya spartannya, Liverpool dengan kick and rush-nya, Madrid dengan menonjolkan teknik pemain.
Yang awalnya tidak suka, lalu menjadi suka setelah melihat gaya bermain klub terebut. Walaupun gaya bermain sudah berubah seperti MU di era Van Gaal, namun penggemar MU sudah kadung cinta mati walau permainan MU tak se-ciamik era Fergie.
Gandrung dengan Kehebatan Pemain
Ngefans dengan Pemainnya yang Cakep-Cakep
Kalau ini biasanya pada fans-fans perempuan. Jauh lebih utama ketimbang permainan adalah wajah para pemain suatu klub yang ganteng-ganteng.
Posisi paling top adalah Cristiano Ronaldo, yang kata wanita paling sempurna fisiknya. Kalau zaman dulu kita masih ingat dengan ketampanan David Beckam yang sebanding dengan artis Hollywood tentunya.
Berawal dari ngefans ke pemain, lama-lama akan menjalar jadi menggemari klubnya.
Simpatik dengan Latar Belakang Klub
Bagi penggemar klub seperti Liverpool yang masih puasa gelar liga cukup lama, atau Inter yang sebelum tahun 2005 juga puasa panjang dari gelar liga. Prestasi klub yang terus terseok-seok tak menjadi alasan untuk tak menyukai klub tersebut.
Liverpool adalah klub Inggris yang punya riwayat panjang sebagai klub besar di Inggris. Selain itu, simpatik dengan sejarah awal berdiri dan sejarah perjalanan klub.
Seperti Liverpool yang lepas dari Everton karena perbedaan idealisme. Sama halnya dengan Inter yang mimilih berpisah dengan AC Milan karena menolak merekrut pemain ‘internazionale’.
Memilih Klub Saingan Kerabat
Yang paling seru dari menonton bola adalah saling ejek dengan teman atau saudara yang berbeda klub. Jadi ada pundukung klub sepak bola yang awalnya sekedar memilih klub yang menjadi pesaing dari klub pujaan teman atau saudara.
Seperti memilih Liverpool yang musuh bebuyutan MU, memilih Madrid yang tak pernah akur dengan Barcelona, begitu juga dengan klub lain.