“Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan keluarga yang dikenal dengan pernikahan.” (Wikipedia, Indonesia).
Diakui atau tidak pacaran menjadi gaya hidup orang modern seperti saat ini. Dari anak SD yang masih bau kencur sampai kakek-kakek yang sudah bau tanah dengan bangga pamer pacarnya.
Didikan dari media turut mempengaruhi tradisi ini. Sinetron televisi, film layar lebar, novel menye-menye, komik, baju couple, gelas couple, dan lain sebagainya turut mengkampanyekan bahwa pacaran adalah keren dan gaul.
Banyolan-banyolan seperti jones alias jomblo ngenes semakin membuat runyam. Seolah-olah jomblo adalah status yang hina dan memalukan. Padahal tidak selamanya seperti itu.
Beberapa hal dibawah ini akan membuatmu bangga dengan status jomblo.
Sudah Siap Menikah?
Seperti arti dari pacaran dalam wikipedia diatas, pacaran adalah sebuah proses menuju jenjang pernikahan. Nah kamu yang masih pakai seragam putih abu-abu, putih biru, bahkan putih merah memangnya sudah siap menikah?
“Namanya juga penjajakan butuh waktu lama. Setidaknya aku butuh waktu 5 tahun sampai lulus kuliah dan kerja kemudian melamar dia jadi istriku.” Jawabanmu mungkin demikian.
Tidak ada jaminan 5 tahun lagi kamu masih hidup. Masih mending kredit rumah, berjuang 5 tahun tapi akhirnya dapat rumah. Kalau pacaran bertahun-tahun belum ada jaminan mendapat jodoh.
Pengorbanan waktu, uang, dan perasaan sudah tentu dilakukan. Namun jaminan pernikahan tidak ada sama sekali.
Lebih bermartabat jomblo keren. Tidak pacaran namun mempersiapkan masa depan dengan serius dan tidak main-main.
Kalau Sudah Pacaran, Rumah Tangga Pasti Bahagia?
Banyak artis yang pacaran bertahun-tahun. Sebuah hubungan yang so sweet seolah pasangan paling bahagia di dunia. Liburan ke Bali, ke Eropa, bahkan keliling dunia.
Namun setelah pernikahan, mereka memilih jalan perceraian pada usia penikahan yang baru seumur jagung. Pacaran bukanlah garansi rumah tanggamu bahagia. Rumah tangga bahagia oleh persiapan fisik, mental, dan finansial.
Tak sedikit pasangan yang ‘terpaksa’ menikah lantaran si cewek sudah terlanjur hamil. Secara fisik, mental, dan finansial tentu saja mereka belum siap. Oleh karena itu jangan berkecil hati menjauhi pacaran dan memilih menjadi jomblo.
Lebih bermartabat jomblo keren. Tidak pernah pacaran namun rumah tangganya di masa depan bahagia dan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat.
Pacaran Itu Penyemangat Belajar
Alasan satu ini lebih lucu lagi. Coba kamu lihat teman-teman kamu yang aktif pacaran hampir setiap hari. Apakah diantara mereka ada yang juara kelas atau juara olimpiae nasional?
Manusia diberikan Allah modal waktu sama, yaitu 24 jam. Jika kamu tidak mengisi dengan kebaikan otomatis kamu mengisinya dengan keburukan. Tidak mungkin kamu melakukan kebaikan dan keburukan dalam satu waktu.
Jomblo yang keren adalah jomblo yang mengisi waktunya dengan hal-hal bermanfaat seperti mengasah bakat, belajar giat, dan sebagainya.
Jomblo Beneran Keren Jelas Lebih Bermartabat
“Rezeki anak solehah,” posting seorang remaja putri sambil memfoto bakso yang dibawakan pacarnya. Padahal anak solehah pasti tidak mengenal pacaran.
Pacaran adalah kepura-puraan yang dilakukan dengan sadar. Pura-pura bahagia, pura-pura baik, pura-pura bersemangat, pura-pura dermawan, pura-pura ikhlas, dan sebagainya. Belum tentu kenyataannya sebahagia yang kamu lihat di dunia maya.
Jadilah jomblo yang jujur dengan kekerenan yang kamu miliki. Bahkan jika perlu sembunyikan kerenmu hingga orang-orang mengetahui prestasimu dengan sendirinya tanpa kamu harus koar-koar pamer di sosial media.
Mereka yang suka pamer mentraktir pacarnya belum tentu bisa nyari duit sendiri. Apa yang keren jika minta suntikan dana orang tua untuk mentraktir pacar?
Lebih bermartabat jomblo keren. Mencari uang halal untuk membahagiakan kedua orang tuanya.