Salah satu dari sekian provinsi di Indonesia yaitu Nanggroe Aceh Darusalam, atau kita lebih mengenalnya dengan sebutan Serambi Mekah ini memiliki banyak sekali kekayaan budayanya yang sangat berpengaruh pada kemakmuran agama Islam.
Tidak hanya terkenal sebagai Tanah Rencong saja, tanah aceh ini juga merupakan tempat kelahiran para pahlawan nasional, seperti Cik Ditiro, dan Cut Nyak Dhien.
Provinsi yang pusat pemerintahannya ada di Banda Aceh ini juga memiliki pakaian adat daerah yang memiliki keunikan tersendiri, dengan banyaknya aksesoris dan pernak-pernik yang digunakan, serta corak desain pada baju adat Aceh yang kaya akan nuansa budayanya.
Hingga saat ini pakaian adat Aceh hadir dalam berbagai macam variasi, mulai dari yang strata tertinggi sampai yang terendah. Mengapa? Hal ini karena disebabkan adanya pelapisan yang berbeda terhadap status sosial yang terdapat di masyarakatnya, lebih tepatnya Aceh Barat ketika di masa lalu, diantaranya ialah :
- Ulee Balang, pakaian yang diperuntukkan bagi para raja beserta keluarganya
- Ulee Baling, pakaian yang khusus dikenakan untuk Cut dan para Ulama
- Patut-patut (Pejabat Negara), pakaian untuk para tokoh masyarakat yang cerdik dan pandai
- Rakyat jelata atau rakyat biasa
Linto Baro – Pakaian Adat yang Digunakan Pria Aceh
- Baju yang terlihat seperti bentuk jas dengan leher tertutup, dan dilengkapi dengan hiasan sulaman emas dibagian kerahnya –Baje Meukasah.
- Model jas ini dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam yang disebut Cekak Musang.
- Kain sarung yang terbuat dari kain sutra songket yang bernama Ija Lamgugap, dilipat kemudian dikenakan di pinggang supaya lebih terkesan gagah.
- Sebilah rencong atau Siwah berkepala emas/perak. Memiliki hiasan permata yang diselipkan pada ikat pinggang.
- Bagian kepala ditutup menggunakan peci/kopiah, atau yang lebih dikenal dengan nama Meukeutop.
- Tutup kepala sebelum ini kemudian dililit dengan Tangkulok yang terbuat dari kain tenunan, atau Tompok yang berupa hiasan bintang persegi 8, memiliki tingkat, dan terbuat dari logam mulia yaitu emas.
Dara Baro – Pakaian Adat yang Digunakan Wanita Aceh
- Baju kurung yang memiliki lengan panjang hingga sepinggul, dengan kerah baju unik yang hampir menyerupai kerah baju khas china.
- Celana cekak musang dan sarung bercorak yang memiliki nama Ija Pinggang, dengan hiasan sulaman emas yang dilipat sampai ke lutut.
- Perhiasan yang digunakan wanita aceh berupa kalung atau Kula. Selain itu ada pula hiasan lain yang digunakan, yaitu berupa gelang tangan, gelang kaki, anting, dan ikat pinggang atau pending berwarna emas.
- Tatanan rambutnya yang dibuat sedemikian rupa supaya membentuk sanggul kecil dan diberi hiasan bercorak bunga supaya lebih terlihat menarik.
Walaupun dasarnya pakaian adat yang dikenakan oleh para pria dan wanita aceh memiliki corak desain dan yang sama. Namun, perbedaannya terletak pada segi macam ragam dan atributnya, serta simbol-simbol yang digunakan pada daerahnya masing-masing.
Busana tradisional aceh yang paling menonjol saat ini adalah, busana yang dapat dilihat pada berbagai upacara perkawinan yang muncul sebagai bentuk apresiasi masyarakat aceh terhadap budaya asli daerah yang mereka miliki.