Masih ingatkah Anda tragedi pembantaian yang pernah menggemparkan Indonesia? Tragedi yang terjadi di Palu, Poso tersebut sampai saat ini masih menyisakan lara bagi banyak kalangan, terutama pihak keluarga dan kerabat korban.
Tragedi berdarah di Poso termasuk tragedi pembantaian dengan jumlah korban terbanyak. Saat itu banyak sekali korban yang dibunuh tanpa belas kasihan, ada yang digantung, ada yang disembelih bahkan banyak yang disiksa terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh.
Namun, akar permasalahan dari pembantaian keji tersebut masih simpang siur. Banyak yang beredar mengenai akar permasalahan tersebut. Teori yang banyak beredar di masyarakat adalah disebabkan masalah agama dan perebutan kekuasaan. Keduanya memiliki dasar-dasar bukti yang memperkuat teori masing-masing.
Teori pertama bahwa tragedi pembantaian Poso terjadi karena masalah agama. Menurut Ketua Serikat Paralegal Muslim (SPM), Tajwin Ibrahim, SH, ada beberapa poin yang mengindikasikan bahwa pembantaian Poso disebabkan permasalahan agama.
Tajwin melihat bahwa pihak kristen telah merubah strategi kristenisasinya, yang awalnya mereka menempuh jalur ‘halus’ dalam program kristenisasinya. Karena tidak berdampak signifikan kemudian mereka menempuh jalur kekerasan dengan berusaha mengusir kaum muslimin yang berada di kabupaten Poso.
Teori kedua menyatakan bahwa akar pembantaian Poso disebabkan oleh perebutan kekuasaan. Teori ini dikemukakan oleh beberapa tokoh masyarakat Poso, mereka memandang tragedi Poso tersebut berasal dari power sharing di Poso sendiri. Proses politik yang seluruhnya beragama islam dituding sebagai alasan tragedi Poso.
Namun, pendapat kedua ini terbantahkan dengan dua kenyataan yang ada. Kenyataan pertama adalah sejarah yang terjadi di Poso. Sebelum tahun 1995 Poso tidak pernah rusuh meskipun yang menjadi pejabat teras semuanya orang-orang kristen. Damainya Poso waktu itu menunjukkan kaum muslimin tidak mempermasalahkan tentang pembagian kekuasaan.
Kedua adalah kesimpulan dari alasan pertama, yaitu kriten menolak jika pejabat Poso dikuasai oleh islam seluruhnya.
Itulah sekilas tentang awal mula terjadinya pembantaian berdarah di Poso. Semoga bisa diambil pelajaran dari kejadian tersebut.