PENGERTIAN DNA – Sejak 50 tahun terakhir, tidak sedikit penyelidikan dilakukan guna memperoleh pemahaman materi genetik, yakni DNA. Pemahaman yang baik tentang fungsi DNA di dalam sel sudah menjadikan manusia guna melakukan berbagai aneka usaha penelitian sampai bisa mendatangkan manfaat untuk kehidupan, khususnya pada bidang Bioteknologi.
Seperti halnya, DNA fingerprinting sidik atau jari DNA dalam analisa forensik yang dapat membantu pekerjaan polisi dalam menangkap kriminal. Contoh lainnya yaitu tanaman transgenik ataupun tanaman yang direkayasa DNA-nya sehingga hingga memperoleh panen yang lebih tinggi ataupun mempunyai sifat yang sudah dikehendaki, misalny resisten terhadap herbisida atau bisa hidup di lahan yang kering.
Apalagi, pada saat ini tes DNA dapat dijalankan guna mengetahui kemungkinan kondisi anak kita nanti. Dengan begitu, kemungkinan besar munculnya cacat ataupun penyakit genetik yang langka bisa diketahui. Walaupun tidak sedikit hal baru serta rumit tentang DNA, namun sebenarnya struktur kimia DNA sederhana serta tersusun rapi sehingga mudah dalam pemahamannya.
Pengertian DNA
DNA adalah sebuah materi yang membentuk beberapa kromosom serta pula adalah informasi genetik yang tersimpan di dalam tubuh makhluk hidup. Informasi genetik ini pada umumnya adalah kumpulan perintah/struktur yang mengatur sel untuk dapat melakukan hal-hal tertentu.
Deoxyribonucleic acid merupakan kepanjangan dari DNA, atau dalam Bahasa Indonesia sering kali disebut dengan Asam Deoksiribosa Nukleat atau ADN. Kata deoxyrybo berdasarkan pada nama gula yang terdapat dalam DNA, yaitu deoxyrybose (deoksiribosa).
Susunan kimia DNA meruaka polimer menyerupai rantai panjang dari nukleotida.
Perlu diingat bahwanya satu nukleotida terdiri dari satu basa nitrogen, , satu komponen gula pentosa (5-karbon), dan satu gugus fosfat . Satu-satunya yang menjadi pembeda tiap nukleotida yaitu basa nitrogen.
Hanya terdapat 4 kemungkinan basa yang ada pada tiap satu nukloetida DNA, ialah thymine (T), guanine (G), adenine (A), atau cytosine (C). Variasi urutan dari keempat basa-basa tersebut membentuk sebuah kode genetik pada sel.
Mungkin hal ini dirasa aneh, hanya dengan 4 huruf yang ada pada DNA, sebuah informasi genetik yang berbeda-beda bisa diwariskan pada keturunan makhluk hidup. Sebenarnya hal itu wajar saja, dikarenakan di kromosom ada berjuta-juta nukleotida, maka sangat banyak kombinasi yang berbeda walaupun hanya berasal dari 4 huruf itu.
Bagaimana setiap bagian DNA bisa bergabung dan sesuai?
Francis Crick dan James Watson memenangkan Nobel pada tahun 1962 tentang model penyatuan sturktur DNA. Bersama dengan Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin, mereka menyatakan bahwasanya struktur DNA adalah dua untaian nukleotida yang disebut dengan double helix, dimana untaian itu tersusun secara spiral dengan posisi gula dan gugus fosfat terletak pada sisi luar serta basa-basa nitrogen saling berpasangan di sisi dalam (menyambung kedua untaian itu).
Perlu diingat kembali bahwasanya basa-basa tersebut tak berpasangan secara acak. Erwin Chargaff mempelajari secar lebih jauh pada basa-basa yang terdapat dalam DNA. Dia memberikan pernyataan bahwa persentase adenine (A) di dalam DNA senantiasa sama dengan persentase thymine (T), serta persentase guanine (G) senantiasa sama dengan persentase cytosine (C).
Gambaran yang dinyatakan Crick dan Watson menguraikan hasil penelitian itu dengan memperkirakan bahwasanya basa A senantiasa berpasangan dengan basa T sementara basa G senantiasa berpasangan dengan basa C dalam rantai DNA. Maka dari itu, A dan T serta G dan C, adalah pasangan basa. Apabila satu rantai DNA terkode ATGCCAGT, maka rantai pasangannya ialah TACGGTCA.
Penggandaan/Replika DNA
Urutan pasangan basa adalah hal yang begitu menentukan dalam proses penggandaan/replika DNA. Penggandaan DNA adalah proses dimana DNA ditiru guna membentuk DNA baru yang sama kode genetiknya.
Tatkala penggandaan, rantai DNA terbuka (dikarenakan ikatan hidrogen yang lemah terputus), maka ikatan antar-basa dalam struktur molekul DNA akan terputus. Dari setiap utas DNA tersebut (selanjutnya disebut utas cetakan) lalu nukleotida-nukleotida yang baru disintesis menurut urutan basa yang ada di utas cetakan. Rantai nukleotida yang baru mempunyai urutan basa yang komplemen dengan urutan basa di utas cetakannya.
Lalu, sepasang utas DNA tersebut (utas DNA cetakan+utas DNA yang baru) saling terikat untuk membentuk utas DNA utuh yang baru serta mempunyai kode genetik yang sama dengan utas ganda DNA sebelumnya. Jadi, proses penggandaan itu menghasilkan 2 molekul DNA yang sama, yaitu satu utas ganda DNA baru dan lama. Maka dari itu, proses ini dikenal sebagai semiconservative replication (penggandaan semikonservatif) dikarena satu rantai DNA menghasilkan satu rantai DNA baru yang sama.
Sekian pembahasan mengenai pengertia DNA. Semoga dapat bermanfaat