PENGERTIAN PENDIDIKAN – Kata pendidikan sudah tidak asing lagi di telinga kita. Hampir semua manusia memperoleh pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara informal. Indonesia mewajibkan rakyatnya untuk belajar secara formal selama 12 tahun.
Namun, banyak orang yang belum mengetahui arti pendidikan. Nah, untuk menambah wawasan kamu mengenai pendidikin, berikut beberapa pengertian pendidikan menurut para pakarnya.
Daftar Isi
Pengertian Pendidikan Menurut Prof. H. Mahmud Yunus
Pengertian pendidikan menurut Prof. H. Mahmud Yunus adalah usaha yang dipilih untuk membantu anak dalam meningatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak. Sehingga, tujuan dan cita-cita anak bangsa dapat tercapai. Agar mendapatkan kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya bisa bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, agama, bangsa dan negara.
Prof. H. Mahmud Yunus lahir di Sungayang, Tanah Datar, Minangkabar pada tanggal 10 Februari 1899 dan mininggal pada tanggal 16 Januari 1982 di Jakarta. Beliau adalah seoang ulang Indonesia yang di kenal dengan karya-karya buku, ada sekitar 75 judul buku karya beliau.
Selain itu Prof. H. Mahmud Yunus juga menyusun tafsi Qur’an Karim serta kamus Arab-Indonesia. Karya-karya beliau masih digunakan untuk keperluan pengajaran madrasah dan juga pesantren hingga saat ini. Prof. H. Mahmud Yunus mulai mengajar sejak remaja di surau dan juga madrasah School, yaitu tempaat yang dulunya beliau mengikuti pendidikan.
Sejak pendudukan jepang, Prof. H. Mahmud Yunus bekerja di pemerintahan dalam bidang masalah pendidikan Islam. Setelah pelajaran pendidikan Islam masuk kedalam kurikulum di Minangkabau, Beliau mengusulkan memasukkan pelajaran pendidikan agama di sekolah milik pemerintah untuk di berlakukan di daerah Sumatera dan disetujui pada tahun 1947.
Pada tanggal 1 Juni 1957, Prof. H. Mahmud Yunus menjabat sebagai rektor yang pertama di Akademi DInas Ilmu Agama yang berada di Jakarta yang saat ini berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah. Jabatan terakhir beliau selama menjadi pegawai di Departemen Afama adalah rektor yang pertama IAIN Imam Bonjol sejak tahun 1967 hingga 1970. Setelah itu Prof. H. Mahmud Yunus meninggal pada usia 82 tahun.
Pengertian Pendidikan Menurut Prof. Dr. John Dewey
Menurut Prof. Dr. John Dewey, pendidikan adalah sebuah proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, berarti pendidikan membantu untuk pertumbuhan manusia tanpa adanya batasan usia. Proses pertumbuhan merupakan proses penyesuaian setiap fase kehidupan dan menambah kemampuan seseorang melalui pendidikan.
John Dewey Lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 dan meninggal pada tanggal 1 Juni 1952, beliau merupakan seorang ahli filsuf Amerika, psikolog, dan juga pelopor pembaharu pendidikan, yang mana John Dewey ini sangat berpengaruh di Amerika Serikat serta di seluruh dunia.
Beliau telah diakui oleh salah seorang pencetus sekolah filsafat Pragmatisme (John Dewey bersama dengan Charles William James dan Sanders Peirce), yang menjadi pelopor dalam bidang psikologi fungsional, serta seorang pengembang yang fokus pada gerakan pendidikan progresif di Amerika Serikat pada awal abad 20.
John Dewey dilahirkan di Vermont, beliau berasal dari keluarga yang sederhana. John Dewey juga tercatat sebagai seorang profesor filsafat di Columbia University, New York sejak tahun 1904. Seperti yang sudah dilihat kebanyakan orang, di dalam bukunya mengenai Demokrasi dan Pendidikan, Jogn Dewey mensintesis, mengkritik, serta memperluas gagasan dengan filsafat yang mengarah pada pendidikan demokratis atau bisa disebut dengan proto-demokratis Rousseau dan juga Plato.
Dewey bisa melihat jika Rousseau sebagai overemphasizing yang ada pada masyarakat, di mana individu berada. Dewey telah membuktikan jika di dalam bukunya itu bahwa pengalaman belajar seseorang dapat berpengaruh dalam banyak hal seperti penjelajahan serta introduksi dengan ide-ide baru yang revolusioner.
Pendidikan bukan sekedar proses pemberian ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat statis. Tetapi keterampilan dan pengetahuan siswa yang di dapat dari proses belajar haruslah diintegrasikan ke dalam kehidupan dalam bermasyarakat serta dalam dunia nyata.
Di Laboratorium, di Sekolah yang ia dirikan, yaitu di University of Chicago, siswa belajar banyak mengenai praktikum kimia, fisika, serta biologi dengan menyelidiki fenomena alam secara langsung, bersifat praktis, dan dimulai dari hal yang kecil, serta dilakukan dengan bekerja. Filsafat yang paling terkenal dari Dewey adalah “Learning by doing”.
Ide dari John Dewey tentang sistem pendidikan meskipun sudah cukup populer tetapi tidak pernah secara luas digunakan dalam praktek pendidikan yang ada di Sekolah-sekolah Amerika. Pendidikan yang bersifat Progresif tidak banyak digunakan selama Perang Dingin, saat perhatian dalam pendidikan telah menciptakan serta mempertahankan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan militer.
Setelah Perang Dingin, pendidikanyang bersigat progresif ini muncul kembali di banyak sekolah serta lingkaran teori pendidikan. Didalam perkembangan revolusi bagaimana cara-cara belajar mengenai filsafat Dewey kini telah digunakan secara luas di seluruh dunia.
Pengertian Pendidikan Menurut M.J. Langeveld
Arti pendidikan menurut M.J. Langeveld adalah suatu upaya untuk membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu usaha damam membantu seseorang untuk melakukan tugas hidupnya, mampu mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga suatu usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
Martinus J Langeveld adalah salah satu guru yang paling penting yang berasal dari negara Belanda. Dia adalah seorang mahasiswa Hj Pos, Philp Kohnstamm, Theodor dan Willliam Stren.Langeverd lahir di Harlem pada lingkungan baptist kemudian pada usia 3 tahun dia pindah ke Amsterdam. Pada tahun 1921 tepat pada usia 18 tahun ia berhasil menyelesaikan tiga tahun pendidikannya di HBS.
Langeveld terdaftar sebagai salah satu murid yang ada pada salah satu perguruan tinggi di kota Amsterdam bernama Amsterdam Lyceum dengan mengambil fakultas seni belajar bahasa belanda dan ilmu filsafat. Kemudian dengan latar belakang pendidikannya berhasil menjadi salah satu pahlawan yang telah banyak berjasa dalam dunia pendidikan.
Martinus J Langeveld berjasa dalam pengembangan ilmu pendidikan dengan menciptakan sebuah karya dalam bentuk teks yaitu Beknopte Theoritische Pedagogiek ( Pedagogi Teoritis Concise) dimana ia telah mengembangkan suatu pedagogi fenomenologis. Karya itu sendiri diterbitkan dalam edisi yang ke 15 tahun 1946 dan 1979.
Langeveld menganalisis fenomena dalam membesarkan anak dan pengalaman pendidikan dengan memperhatikan dekat dengan situasi konkret dan umum dan kejadian dalam kehidupan yang ada pada anak- anak juga orang dewasa. Hal ini menyebabkan hasil yang sangat luar biasa.
Misalnya dia menolak bahwa otoritas pedagogis harus selalu berkaitan dengan teori umum otoritas. Otoritas bukkanlah hanya soal moral, melainkan otoritas akan diperlukan karena anak- anak membutuhkan pedagogi untuk keberadaan mereka supaya dapat tumbuh dan berkembang.
Prinsip prinsip pedagogis yang merupakan pemahaman dari Langeveld bertujuan untuk membangun kepribadian yang matang. Perilaku edukatif yang dilakukan dalam masa pengajaran dirancang untuk membantu anak agar dewasa dalam bertingkah laku dan pemikirannya. Yaitu mampu kompeten dan memiliki moral yang handal serta dapat berbaur bersama masyarakat dan pembentukan diri.
Peran pendidik yaitu menjadi wakil nurani untuk mendampingi anak selama belum berada dalam posisi untuk mengambil tanggung jawab atas perbuatannya. Pendidik adalah mengambil contoh dari kepribadian diri bertanggung jawab, ditandai dengan berbagai sifat yang harus dimiliki yaitu teliti, penuh kasih, tanpa pamrih dan tulus.
Tanggung jawab anak kepada orang tuanya harus digeser secara bertahap dari orang tua, jadi anak dapat menentukan nasib dirinya sendiri dan bertanggung jawab terhadap masa yang akan datang. Inti dari Pendapat Langeveld adalah tujuan pendidikan dengan kebebasan pribadi dan pendidikan bagi orang-orang yang dapat berdiri di belakang penilaian moral mereka dalam hal ini para tenaga kependidikan
BACA JUGA: Pendidikan Anak Seperti Apa yang Kamu Inginkan?
Pengertian Pendidikan Menurut Prof. Herman H. Horn
Pendidikan merupakan proses penyesuaian ke dalam tingkat yang lebih tinggi bagi manusia yang berkembang secara fisik dan mental. Bebas dan sadar terhadap Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, emosional, intelektual dan kemauan manusia.
Herman Harrel Horne ( 1874-1946) adalah seorang filsuf amerika dan merupakan seorang pendidik karakternya yang kuat dalam mendidik dan ketaatannya terhadap agama kristen yang dianutnya menjadikan ia terkenal sebagai juru bicara untuk faham idealisme filosofis dalam teori pendidikan dan praktek selama paruh waktu pada abad ke 20.
Meskipun ia tidak mengaku menulis karya teologis, namun seringkali dalam pembicaraannya dia menitikberatkan untuk melakukan pendekatan spriritual dan agama dalam hal pendidikan. Salah satu kontribusi besar Herman Harrell Horne, khususnya di bidang pendidikan agama dan Kristen, adalah bukunya Yesus, guru guru.
Karya ini telah populer di kalangan agama dan evangelis sejak publikasi pertamanya pada tahun 1920. Pertanyaan Horne, serta kedalaman dan metode penelitian, menangkap daya tarik dan imajinasi siswa Alkitab yang serius. Yesus, guru guru pertama kali diterbitkan untuk YMCA dan ditulis ketika beberapa buku lainnya yang dibayarkan perhatian pada pedagogi Yesus.
Tujuan dari buku itu pertama untuk menunjukkan bagaimana Yesus mengajar dan kedua, “untuk mempengaruhi metode kita sendiri moral ajaran dan agama” (Horne, 1920, p. X). Fokus dari buku ini bukan pada konten tapi pada “bentuk yang konten ini dilemparkan” (hal. Xi).
Horne pernah berkata, “[Presiden G. Stanley Hall] telah membantu saya untuk melihat Yesus sebagai Guru Besar, meskipun saya tidak menerima dua kesimpulan penting bahwa Kristus yang sebenarnya adalah psikologis dan agama yang rasial subjektif” (hal. Xi). Buku itu diterbitkan pada tahun 1964 dengan judul, Pengajaran Teknik Yesus, oleh Kregel Publikasi House, dan telah sangat dipengaruhi evangelis Kristen, bahkan mungkin lebih dari yang paling modern-hari Kristen menyadari.
Adapun Pendidikan dalam pengertian Prof. Herman H Horn adalah suatu sistem dari bentuk penyesuaian yang lebih tinggi untuk makhluk yang sudah mengalami perkembangan secara fisik juga mental yang bebas dan sadar akan adanya Tuhan seperti termanifestasikan dalam keadaan yang ada pada alam sekitar, intelektual , emosional, serta tekad yang ada pada diri manusia.
BACA JUGA: 10 Alasan Mengapa Kamu Harus Memilih Pesantren Untuk Pendidikan Anak Kamu
Pengertian Pendidikan Menurut Driyarkara
Menurut Driyarkara, pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia muda atau meningkatkan taraf kaum muda menuju taraf yang insani.
Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara SJ lahir di Desa Kedunggubah, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, pada tanggal 13 Juni 1913 – meninggal di Girisonta, Kabupaten Ungaran, Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 11 Februari 1967 pada umur 53 tahun. Ajaran pokok yang diajarkan Driyarkara yakni “manusia adalah kawan bagi sesama.”
Manusia merupakan homo homini socius ( teman atau rekan bagi sesamanya) di dunia sosialitas ini. Pikiran mengenai homo homini socius ini ditaruh untuk mengoreksi, mengkritik, dan memperbaiki sosialitas preman; sosialitas yang saling memangsa, mengerkah dan saling membenci dalam homo homini lupus (sesama adalah serigala bagi manusia).
Karya publik pada awal tulisannya tidak langsung filosofis. Justru karya awalnya berupa sebuah catatan ringan dalam bentuk bahasa Jawa yang pernah dimuat majalah Praba, sebuah majalah mingguan berbahasa Jawa yang terbit di kota Yogyakarta. Disusul kemudian dengan Warung Podjok dengan nama rekayasa Pak Nala.
Terbitnya majalah Basis pada tahun 1951 membuka peluang Driyarkara untuk memperkenalkan ide-idenya kepada masyarakat. Awal mulanya dengan nama Puruhita, lalu dengan nama lengkap Driyarkara. Cara penyajian tulisannya bergaya percakapan, selangkah demi selangkah membawa pembaca ke permenungan filosofis.
Pada saat mengasuh Basis, Driyarkara diamanahi tugas untuk menjadi Dekan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Sanata Dharma, cikal bakal Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma. Pidato pertanggungjawabannya mengenai kepentingan pendidikan guru memperoleh tanggapan yang luas, dan sejak pada saat itu (tahun 1955) selain dikenal sebagai seorang filsuf, beliau juga seorang ahli pendidikan.
Lewat pidato, ceramah, tulisan dan kuliah, Driyarkara memberikan sebuah pencerahan proses pencarian jati diri sebuah bangsa. Contohnya, ketika gerakan mahasiswa marak di tahun 1966, dialah pembela yang pertama hak mahasiswa dan hak pelajar untuk demonstrasi. Di tengah keadaan kritis dan buntu serta mentok, dia tampil dengan sebuah gagasan menerobos lewat pemberian makna.
Riwayat Prestasi Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara SJ
1952, beliau mendapatkan gelar Doktor di bidang Filsafat di Universitas Gregoriana disertasi mengenai Nicolas Malebrance.
1941 hingga 1942, ia sudah mengajar sebagai dosen di Girisonta.
1943 hingga 1946, menjadi pengajar filsafat di Seminari Tinggi Yogyakarta.
1952 hingga 1958, setelah PhD, N Driyarkara menjadi dosen filsafat di Yogyakarta.
1960 hingga 1967, Guru Besar Luar Biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
1961 hingga 1967, dosen di Universitas Hasanudin, Ujung Pandang (Makassar)
1962 hingga 1967, anggota MPRS
1963 hingga 1964, dosen tamu di Universitas St Louis, Amerika Serikat
1965 hingga 1967, anggota DPA
Buku dan tulisan
Driyarkara memang tak pernah menulis sebuah buku. Driyarkara tidak sama sekali meninggalkan satu karya pun yang utuh komprehensif mengenai satu persoalan. Kalau disebut sebagai “buku”, mungkin tulisan mengenai filsafat Malebranche, penulisan ilmiah (disertasi) untuk mendapatkan gelar doktor ilmu filsafat dari Univ. Gregoriana, Roma, pada tahun 1952.
Disertasi tersebut berupa manuskrip sebanyak 300 halaman yang ditulis dalam bahasa Latin klasik. Naskah aslinya disimpan di Roma, namun pada tahun 1954 terbitlah versi ringkasannya sebanyak 40 halaman. Selain penulisan ilmiah (disertasi), hampir seluruh karya Driyarkara berupa tulisan-tulisan yang pendek.
Isinya komentar mengenai persoalan-persoalan hangat pada zaman itu. Tulisan terpanjang berupa teks pidato pengukuhan gelar guru besar yang luar biasa dalam ilmu filsafat di Fakultas Psikologi UI pada tahun 1962. Dengan metode fenomenologi eksistensial, metode yang telah dikembangkan Malebranche, persoalan kemanusiaan ditempatkan di dalam situasi bersama masyarakatnya.
Driyarkara lewat perenungan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia terlibat dalam jatuh-bangunnya menjadi Indonesia. Driyarkara mengamati, menanyakan, menggugat dan memberi makna, danserta menawarkan jalan keluar yang menerobos.
Beberapa buku kumpulan tulisan dan tentang Driyarkara
Jejak sebagai seorang pemikir dibukukan dari siaran radio RRI dan renung filsafatnya ada dalam buku Pertjikan Filsafat (PT Pembangunan, Jakarta, tahun 1962).
Kumpulan kuliah-kuliahnya dijadikan satu di dalam Filsafat Manusia, Kanisius, Yogyakarta tahun 1969 Cetakan I dan 1975 Cetakan II.
Driyarkara mengenai Pendidikan, Driyarkara mengenai Manusia, Driyarkara mengenai Negara dan Bangsa, Yayasan Kanisius, Yogyakarta tahun 1980.
Pengertian Pendidikan di Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran dan pemahaman yang lebih tinggi tentang objek tertentu dan lebih spesifik. Pengetahuan yang didapatkannya secara formal berakibat setiap individu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak sesuai dengan pendidikan yang ditempuh.
BACA JUGA: Begini Cara Jepang Melakukan Pendidikan Anak
Pengertian Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara
Menurut Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu tuntutan hidup tumbuh kembangnya anak-anak. Maksudnya adalah penddidikan mengantarkan peserta didik untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
Stella van Petten Henderson
Pengertian pendidikan menurut Stella van Petten Henderson adalah kombinasi antara pertumbuhan dan perkembangan anak dengan warisan sosial.
Kohnstamm dan Gunning
Pendidikan adalah suatu upaya pembentukan hati nurani manusia, artinya adalah proses pembentukan dan penentuan diri yang sesuai dengan hati nurani manusia.
H. Horne
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara terus menerus untuk penyesuaian ke fase yang lebih tinggi bagi manusia yang sudah berkembang secara fisik dan mental.
Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah suatu usaha yang mengarah pada merubah perilaku manusia.
Ahmad D. Marimba
Ahmad D. Marimba menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses membimbing yang dilakukan secara sadar oleh pengajar terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik. Tujuannya adalah agar anak didik memiliki kepribadian yang unggul. Kepribadian yang dimaksud tidak hanya pintar secara akademis saja, melainkan secara karakter.
Carter V. Good
Carter V. Good menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses pengembangan kemampuan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku di dalam masyarakat. Proses pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan yang terpimpim, khususnya lingkungan sekolah.
UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi anak didik yang ada dalam dirinya, seperti agama, perilaku baik, akhlak mulia, pengendalian diri, cerdas dan keterampilan yang diperlukan untuk dirinya sendiri serta masyarakat.
Plato
www.thestorytellers.com
Plato menganggap pendidikan adalah sebuah proses pemenuhan atas keingintahuan yang dengan sukarela mereka cari jawabannya. Ini sesuai dengan apa yang ia katakan, yaitu: “Jangan paksa anakmu untuk belajar dengan kekerasan atau kekasaran, tetapi arahkan mereka kepada hal yang menyenangkan pikiran mereka. Jadi mereka menemukan keahlian mereka masing-masing.”
Plato lahir pada tahun 427 sebelum masehi. Dia berasal dari keluarga aris yang secara turun-temurun memiliki peran penting dalam politik di Atena. Plato merupakan murid dari salah satu filsuf terbesar di jamannya, yaitu Socrates. Bertemu dengan Socrates merupakan peristiwa besar yang mengubah hidup Plato.
Menurutnya Socrates merupakan orang paling jujur, paling bijaksana, paling baik dan paling adil yang pernah dia temui. Tak heran bila dalam karyanya, sang guru selalu diberi tempat yang utama dan memiliki peran yang sentral. Kematian Sokrates pada rezim demokratis membuat Plato berpikir bahwa ada yang salah pada Negara Athena.
Sejak saat itu hampir seluruh pikirannya berpusat pada konsep negara yang ideal. Hasil pemikirannya dituangkan dalam karya-karya filsafat. Ciri khas dari karya Plato adalah tulisannya yang berupa dialog-dialog, kecuali karyanya yang berjudul apologia dan surat-surat. Plato adalah filsuf pertama yang menjadikan dialog sebagai ekspresi pemikirannya dalam bentuk sastra.
Menurutnya tinta dan pena membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Sehingga Plato berpendapat jika pemikiran sampai perlu ditulis, maka bentuk dialog adalah yang paling cocok. Karya-karya mahsyur dari Plato antara lain, Pembahasan mengenai negara ideal berjudul “Republik” atau disebut “Politeia” yang berarti “negeri”.
Selanjutnya adalah kumpulan dialog panjang Plato berjudul “Nomoi”, yang sekaligus merupakan karya terakhirnya dan baru disebarkan oleh para muridnya ketika Plato telah meninggal pada tahun 347 sebelum masehi. Menurut kabar yang beredar, guru dari Aristoteles ini meninggal dalam keadaan menulis.
Albert Einstein
breakingblue.org
Menurut Einstein Pendidikan adalah apa yang sudah ada di luar kepala kita. Ini seperti apa yang beliau pernah katakan, “Pendidikan adalah sesuatu yang tersisa setelah seseorang melupakan apa yang ia pelajari di sekolah.”
Ilmuwan terbesar abad ke-20 ini lahir pada tanggal 14 Maret 1879 di Kota Ulm, Wuttemberg, Jerman. Eintein kecil sangat pendiam dan tidak senang bermain bersama teman-temannya. Kegiatan favoritnya adalah bermain musik dan belajar sains. Meskipun menyukai sains, einstein mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya.
Sehingga dia dianggap oleh sekolahnya sebagai murid yang terbelakang. Meski begitu, eistein tak pernah menyerah dalam belajar ilmu sains. Ia pun mengeyam pendidikan hingga jenjang universitas. Setelah lulus dari Institut Teknologi Swiss Federal (Eidgenössische Technische Hochschule) di Zurich, Einstein bekerja di Kantor Paten Swiss sebagai penilai produk paten yang memerlukan pengetahuan fisika sejak tahun 1902.
Saat itulah Einstein sadar bahwa penerapan ilmu fisika dalam produksi nyata lebih penting dari sekedar teori dan penjelasan saja. Saat bekerja ia banyak memberi masukan, memperbaiki dan mengavaluasi produk-produk yang akan dipatenkan agar hasilnya lebih praktis dan efisien. Atas prestasinya selama bekerja, Einstein diangkat sebagai pegawai tetap di tahun 1904.
Sembari bekerja, Einstein terus menelurkan karya-karya tulisnya. Thesisnya yang terkenal adalah thesis mengenai relativitas khusus, efek foto listrik dan gerak Brownian. Bahkan salah satu thesisnya tentang efek foto listrik mendapat penghargaan Nobel.
Namun banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa dua karya thesis Einstein yang lainnya juga pantas mendapat Nobel, karena karya tulis Einstein merupakan pondasi bagi perkembangan fisika modern. Karya terbesar Einstein adalah Teori Relativitas dengan rumus E=mc2 .
Rumus tersebut tertuang dalam Papernya berjudul Elektrodinamika Benda Bergerak dimuat oleh Annalen der Physik yang merupakan organisasi Persatuan Fisika Murni dan Terapan. Sejak saat itu nama Einstein terus melejit di dunia sains modern.
Einstein meninggal pada tahun 1955 di usia 76 tahun.
Otaknya diawetkan oleh pihak rumah sakit agar saat ilmu tentang saraf sudah mengalami kemajuan di masa depan, peneliti dapat mengetahui penyebab kecerdasan Einstein. Di tahun 1995 seluruh karya tulis Einstein diterbitkan kepada publik. Tahun ini juga dikenal sebagai Tahun Fisika.
Malcolm Forbes
Malcom Forbes berpendapat bahwa pendidikan adalah sebuah proses pengembangan pikiran sehingga pikiran tersebut bisa mencari pengetahuan yang lebih banyak. Ini seperti yang beliau pernah katakan, “Tujuan Pendidikan adalah untuk mengganti pikiran yang kosong menjadi pikiran yang terbuka.”
Will Durant
lifeondoverbeach.wordpress.com
Menurut Will Durant pendidikan adalah sebuah proses yang dijalani oleh orang yang tidak tahu atau bodoh. Mereka yang belajar harus memahami dan menyadari bahwa dirinya tidak tahu. Ini seperti yang beliau sampaikan dalam sebuah perkataan, “Pendidikan adalah sebuah penemuan progresif dari kebodohan diri sendiri.”
Confucius
jrbenjamin.com
Confucius melihat pendidikan dari sudut pandang yang lebih luas dan tinggi. Ia beranggapan bahwa Pendidikan berdampak positif bagi perdamaian di dunia. Ini seperti yang beliau katakan, “Pendidikan melairkan keyakinan diri, keyakinan diri melahirkan harapan, dan harapan melahirkan perdamaian.”