9 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Penjelasan Lengkap dan Gambar

PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA – Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang sangat termasyhur dengan wilayah kekuasaannya mencakup lintas samudera.

Kerajaan dengan corak Budha ini berdiri pada abad ke 6 hingga abad ke 11 Masehi. Keberadaan dari Kerajaan Sriwijaya ini dibuktikan oleh berbagai macam sumber sejarah seperti berita dari China dan peninggalan prasasti.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

peninggalan kerajaan sriwijaya
indonesiana.tempo.co

Kerajaan Sriwijaya berdiri di pulau Sumatera dengan daerah kekuasaannya meliputi dari Kamboja, dibagian selatan Thailand, Semanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian pulau Jawa.

Terdapat beberapa peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini yakni salah satunya adalah prasasti. Berikut ini adalah 9 prasasti yang menjadi peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Ligor

peninggalan kerajaan sriwijaya
kisahasalusul.blogspot.com

Prasasti Ligor ditemukan di Nakhon Si Thammarat, Thailand Selatan. Pahatannya ditulis di kedua sisi. Sisi pertama disebut prasasti ligor A, isinya menjelaskan tentang kegagahan raja Sriwijaya, raja dari segala raja dunia yang telah mendirikan Trisamaya caitya untuk Kajara.

Sisi kedua disebut prasasti Ligor B, isinya menjelaskan tentang pemberian gelar Visnu Sesawarimadawimathana pada Sri Maharaja yang berasal dari keluarga Sailendravamsa.

Prasasti Palas Pasemah

peninggalan kerajaan sriwijaya
tandapagar.com

Prasasti Palas Pasemah merupakan sebuah prasasti yang berhasil ditemukan di sebuah pinggiran rawa di desa Palas Pasemah, Lampung Selatan. Prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno beraksara Pallawa ini tersusun atas 13 baris kalimat.

Isinya dari Prasasti Ligor menjelaskan tentang kutukan atas orang-orang yang tidak tunduk pada kekuasaan Sriwijaya. Diperkirakan dari bentuk aksaranya, salah satu prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya ini diperkirakan berasal dari abad ke 7 Masehi.

Prasasti Hujung Langit

peninggalan kerajaan sriwijaya
kebudayaan.kemdikbud.go.id

Prasasti Hujung Langit yakni prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di desa Haur Kuning, Lampung.

Sama dengan prasasti lainnya, prasasti Hujung Langit juga ditulis dengan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa.

Susunan pesan dalam prasasti ini tidak cukup jelas karena tingkat keausan batunya sangat tinggi. Akan tetapi, setelah diidentifikasi prasasti ini diperkirakan berasal dari tahun 997 Masehi dan isinya menjelaskan tentang pemberian tanah sima

Prasasti Kota Kapur

peninggalan kerajaan sriwijaya
kisahasalusul.blogspotcom

Prasasti Kota Kapur ditemukan di pesisir Pulau Bangka sebelah Barat. Prasasti yang ditulis dengan bahasa Melayu Kuno beraksara Pallawa ini ditemukan pada Desember 1892 oleh J.K. van der Meulen.

Isinya dari Prasasti Kota Kapur menjelaskan mengenai kutukan bagi siapa saja yang membantah titah dari kekuasaan kemaharajaan Sriwijaya.

Prasasti Telaga Batu

peninggalan kerajaan sriwijaya
kisahasalusul.blogspotcom

Prasasti Telaga Batu merupakan sekumpulan prasasti yang ditemukan di sekitar kolam Telaga Biru, Kelurahan 3 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota Palembang.

Prasasti-prasasti ini berisi mengenai kutukan pada mereka yang melakukan perbuatan jahat di kedatuan Sriwijaya. Kini, prasasti-prasasti ini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.

Prasasti Kedukan Bukit

peninggalan kerajaan sriwijaya
kisahasalusul.blogspotcom

Batenburg menemukan sebuah batu bertulis di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir Pada tanggal 29 November 1920, M, Palembang. Prasasti ini berukuran 45 × 80 cm ini ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa.

Isi dari prasasti Kedukan Bukit menceritakan mengenai seorang utusan Kerajaan Sriwijaya bernama Dapunta Hyang telah mengadakan sidhayarta (perjalanan suci) menggunakan perahu.

Perjalanan itu diiringi oleh 2.000 pasukan tersebut, ia telah berhasil menaklukan daerah-daerah lain. Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya ini kini disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Prasasti Talang Tuwo

peninggalan kerajaan sriwijaya
kisahasalusul.blogspotcom

Louis Constant Westenenk yang merupakan seorang residen Palembang pada tanggal 17 November 1920 menemukan sebuah prasasti di kaki Bukit Seguntang tepian utara Sungai Musi.

Prasasti Talang Tuwo merupakan sebuah prasasti yang berisi doa-doa dedikasi. Prasasti ini menggambarkan bahwa aliran Budha yang digunakan Sriwijaya pada masa itu adalah aliran Mahayana.

Hal ini dibuktikan dari digunakannya kata-kata khas aliran Budha Mahayana seperti bodhicitta, vajrasarira, annuttarabhisamyaksamvodhi, dan mahasattva.

Prasasti Leiden

peninggalan kerajaan sriwijaya
kisahasalusul.blogspotcom

Prasasti Leiden ditulis di pada lempeng tembaga dengan bahasa Sansekerta dan Tamil. Saat ini Prasasti Leiden berada di Musium Belanda.
Isinya menceritakan mengenai hubungan baik antara dinasti Chola dari Tamil dengan dinasti Sailendra dari Sriwijaya, India Selatan.

Prasasti Karang Birahi

peninggalan kerajaan sriwijaya
kisahasalusul.blogspotcom

Tokoh yang menemukan Kontrolir L.M. Berkhout tahun 1904 di tepian Batang Merangin Jambi. Sama yang telah dijelaskan sebelumnya yakni prasasti Telaga Batu, Prasasti Palas Pasemah, dan Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Birahi menceritakan tentang kutukan pada mereka yang berbuat jahat dan tidak setia pada sang Raja Sriwijaya.