Penyebab Sawan Pada Balita?

..
Sawan atau sawanen dalam bahasa Jawa adalah suatu penyakit tak berbentuk yang menyerang balita. Karena masih balita, tidak bisa menjawab pertanyaan “sakitnya dimana?” Balita rewel dan hanya bisa menangis terus-menerus, ada juga balita yang betah menangis selama dari sore sampai pagi tanpa tahu apa sakitnya.

Orang tua yang bingung hanya bisa menggendong sampai balita berhenti menangis. Yang tinggal di perkotaan punya inisiatif membawanya ke dokter, yang di pedesaan ada yang membawa balitanya ke dukun. Berobat ke dukun adalah kesalahan fatal, tidak akan membawa kesembuhan tapi malah tidak akan selamat di akhirat.

Biasanya penyakit sawan menyerang setelah balita diajak pergi ta’ziah, ke tasyakuran kematian atau walimatul ursy. Pendek kata, balita diajak ke keramaian. Setelah pulang dari tempat tersebut, biasanya balita rewel, nangis, dan demam. Maka dari itu orang tua dahulu melarang balita diajak ke tempat-tempat tersebut, “Mengko ndak sawanen.” (Nanti bisa sawanen), begitu alasan mereka.

Secara medis, penyebab sawan belum diketahui dengan pasti. Namun karena balita daya tahan tubuhnya masih rendah, maka dia rentan tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

Secara sya’i (agama), penyebab sawan adalah karena ‘ain (pandangan mata). Sehingga dalam Islam, sawan masuk kategori penyakit ‘ain. Pandangan mata yang berbahaya ini dapat muncul karena kedengkian orang yang memandang atau karena kekaguman. Hanya dengan memandang saja, balita tersebut menangis. Atau memuji balita dengan perkataan seperti, “Ih, kok kamu lucu banget sihhh.”

Pandangan dan perkataan bisa menyebabkan penyakit ‘ain pada balita, meskipun si pemandang atau pemuji tidak memiliki maksud jahat.

Mengutip artikel muslimah, terdapat hadits dari Amrah dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, yang artinya, Dia berkata, “Pada suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk rumah. Tiba-tiba beliau mendengar anak kecil menangis, lalu beliau berkata,

“Kenapa anak kecilmu ini menangis? Tidakkah kamu mencari orang yang bisa mengobati dia dari penyakit ‘ain?” (HR. Ahmad, Baqi Musnadil Anshar. 33304).

Bahkan anak kurus juga bisa disebabkan oleh penyakit ‘ain sebagaimana hadits Jabir radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Asma’ binti Umais,

“Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma menjawab, “Tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain”. Beliau berkata, “Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!” (HR. Muslim, Ahmad dan Baihaqi)